Nuridaria Barus : studi perubahan tujuan perjalanan Masyarakat kecamatan sei kepayang Pasca pembangunan jembatan sungai asahan, 2008
USU Repository © 2009
21 dengan mobil atau sepeda motor. Perjalanan ke tempat kerja mencakup 20 dari
jumlah seluruh perjalanan, 80 dilakukan dengan mobil pribadi, sepeda motor dan bus, dan hanya 20 dengan berjalan kaki.
Dari data tersebut jelas terlihat bahwa ditinjau dari maksud perjalanan, sebahagian besar perjalanan dengan maksud bekerja dilakukan oleh orang dewasa yang
memiliki kendaraan dan mengemudikannya sendiri ke tempat kerja. Karena anak – anak tidak memiliki dan tidak dapat mengemudi sendiri, mereka berjalan kaki atau naik bus
ke sekolah.
II.1.3. Karakteristik Pergerakan Spasial
Konsep yang paling mendasar dari studi-studi transportasi adalah berupa hubungan antara distribusi ruang spasial dari perjalanan dan distribusi spasial dari tata
guna lahan yang terdapat dalam suatu daerah perkotaan. Perjalan-perjalanan dilakukan untuk melakukan suatu kegiatan tertentu, sedangkan lokasi kegiatan tersebut ditentukan
oleh pola tata guna lahan tersebut.
II.1.3.1. Ciri Pergerakan
Seperti yang dijelaskan, perjalanan terjadi karena manusia melakukan aktifitas ditempat yang berbeda dengan daerah tempat mereka tinggal. Artinya, keterkaitan antar
wilayah ruang sangat berperan dalam menciptakan perjalanan. Jika suatu daerah
sepenuhnya terdiri dari lahan tandus tanpa tumbuhan dan sumber daya alam, dapat diduga bahwa pada daerah tersebut tidak akan timbul perjalanan mengingat di daerah
tersebut tidak mungkin timbul aktivitas. Juga, tidak akan pernah ada keterkaitan ruang antara daerah tersebut dengan daerah lainnya.
Nuridaria Barus : studi perubahan tujuan perjalanan Masyarakat kecamatan sei kepayang Pasca pembangunan jembatan sungai asahan, 2008
USU Repository © 2009
22 Konsep paling mendasar yang menjelaskan terjadinya perjalanan selalu
dikaitkan dengan pola hubungan antara perjalanan dengan tata guna lahan yang terdapat dalam suatu wilayah. Dalam hal ini, konsep dasarnya adalah bahwa suatu perjalanan
dilakukan untuk melakukan kegiatan tertentu di lokasi yang dituju, dan lokasi kegiatan tersebut ditentukan oleh pola tata guna lahan kota terseb
II.1.3.2. Pola Perjalanan Orang
Perjalanan terbentuk karana adanya aktifitas yang dilakukan, bukan ditempat tinggal sehingga pola sebaran tata guna lahan suatu kota akan sangat mempengaruhi
pola perjalanan orang. Dalam hal ini pola penyebaran yang sangat berperan adalah sebaran dari daerah industri, perkantoran dan permukiman.
Pola sebaran dari ketiga jenis tata guna lahan ini sangat berperan dalam menentukan pola perjalanan orang, terutama peralanan daengan maksud bekerja. Tentu saja sebaran
untuk pertokoan dan areal pandidikan juga berperan. Tetapi, mengingat keduanya tidak signifikan, pola sebaran pertamalah yang sagat mempengaruhi pola parjalanan orang.
Jika ditinjau lebih jauh terlihat bahwa makin jauh dari pusat kota, kesempatan kerja lebih rendah, dan sebaliknya kapadatan perumahan makin tinggi. Tingkat
perjalanan yang muncul dari setiap daerah kearah pusat kota sebenarnya menunjukkan hubungan antara kapadatan penduduk dengan kesempatan kerja, yang kondisinya sangat
tergantung pada jarak lokasi daerh yang bersangkutan kepusat kota. Pada lokasi yang kepadatan penduduknya lebih tinggi daripada kesempatan
kerja yang tersedia, terjadi surplus penduduk, dan mereka harus melakukan perjalanan ke pusat kota untuk bekerja. Di sini terlihat sedikit kesempatan kerja yang berakibat
makin banyak perjalanan yang terjadi antara daerah tersebut yang menuju pusat kota.
Nuridaria Barus : studi perubahan tujuan perjalanan Masyarakat kecamatan sei kepayang Pasca pembangunan jembatan sungai asahan, 2008
USU Repository © 2009
23 Dari penelitian di London memperlihatkan bahwa pusat kesempatan kerja
tertinggi dipusat kota dan disepanjang koridor-koridor jalan uatama yang mengarahkan keluar darti pusat perdagangan. Disekeliling daerah yang tinggi jumlah kesempatan
kerja ini adalah berupa daerah-daerah perumahan utama kota yang tingkat kesempatan
kerjanya jauh lebih rendah. II.1.3.3. Pola Perjalanan Barang
Berbeda dangan pola perjalanan orang, pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh aktifitas produksi dan konsumsi, yang sangat tergantung pada sebaran
pola tata guna lahan permukiman konsumsi, serta undustri dan pertanian. Selain itu, pola perjalanan barang sangat dipengaruhi oleh pola rantai distribusi yang
menghubungkan pusat produksi ke daerah konsumsi. Beberapa kajian menunjukkan bahwa 80 dari perjalanan barang yang
dilakukan di kota menuju ke daerah perumahan, ini menunjukkan bahwa perumahan merupakan daerah konsumsi yang dominan.
Meskipun demikian perlu dicatat bahwa jumlah perjalanan yang besar itu hanya merupakan 20 dari total jumlah kilometer perjalanan. Hal ini menunjukkan bahwa
pola perjalanan barang lebih didominasi oleh perjalanan menuju daerah lainnya, yaitu daerah pusat distribusi pusat pasar atau ke daerah industri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di tinjau dari jumlah kilometer perjalanan, perjalanan barang menuju daerah dari daerah industri merupakan yang terbesar, yaitu
perjalanan yang cukup panjang. Jadi, sangatlah jelas bahwa pola menyeluruh dari perjalanan barang sangat tergantung pada sebaran tata guna lahan yang berkaitan
dengan daerah industri, daerah pertanian, dan daerah permukiman.
Nuridaria Barus : studi perubahan tujuan perjalanan Masyarakat kecamatan sei kepayang Pasca pembangunan jembatan sungai asahan, 2008
USU Repository © 2009
24
II.1.4. Tinjauan Klasifikasi Perjalanan