39
Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berusaha dengan sendirinya. Diakses tanggal 29122013[Online] Joseph Schumpeter dalam Josep Schumpeter dalam Alma 2013:24 yang menyatakan bahwa wirausaha
adalah “orang yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah
bahan baku. Orang tersebut melakukan kegiatannya melalui organisasi bisnis baru ataupun bisa pula dilakukan dalam organisasi yang sudah ada.” Yang dimaksud
kemampuan berwirausaha pada pelatihan pra purnabakti yaitu peserta pelatihan memiliki kemampuan dalam hal berwirausaha, agar setelah kegiatan pelatihan selesai,
peserta dapat membuka usaha.
4. Pelatihan
Edwin B. Flippo dalam Kamil 2012:3 mengemukakan bahwa: pelatihan adalah tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seorang pegawai untuk
melaksanakan pekerjaan tertentu. Pelatihan pada penelitian ini adalah pelatihan pra purnabakti dalam kemampuan berwirausaha.
5. Pra Purnabakti
Pra Purnabakti merupakan masa persiapan pensiun sebuah konsep pelatihan yang melibatkan peserta yang sudah memasuki masa pensiun. Yang didalamnya
melibatkan kegiatan pelatihan dan pendidikan kewirausahaan atau entrepreneurship serta leadership yang berbasis Manajemen Qolbu MQ di LP2ES Bandung.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian kualitatif, Sugiyono 2008:60 berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas
data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas semuanya. Dalam penelitian kualitatif, Nasution 1988 dalam Sugiyono 2008:60 tidak ada pilihan lain
daripada menjadikan manusia sebagai isntrumen penelitian utama, alasannya ialah bahwa segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus
penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya.
Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan
40
Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya penelitian itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.
Berdasarkan paparan diatas maka penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan di kembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan data dengan data yang telah ditemukan
melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada ground tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data,
analisis dan membuat kesimpulan. Instrumen penelitian yang peneliti susun terdapat tiga macam yaitu pedoman wawancara untuk pengelola pelatihan, pelatih dan peserta
pelatihan pra purnabakti.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono, 2008:62. Pengumpulan data dapat
dilakukan dalam kondisi alamiah naturalsetting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data :
1. Observasi
Nasution dalam Sugiyono 2013:64 menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sejalan dengan hal itu Marshall dalam Sugiyono 2008:64 melalui observasi,
peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari prilaku tersebut. Sedangkan menurut Sudjana 1992:238 pengamatan atau observasi adalah
kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya melihat dan mencatat data atau informasi secara sistematis. Observasi merupakan teknik pengumpulan data
yang tidak menggunakan perkataan. Dilihat dari jenisnya, sudjana mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi, observasi non-partisipatif. Observasi
berpartisipatif yaitu pengamatan atau observasi dengan melibatkan diri dalam suatu
41
Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kegiatan yang sedang dilakukan atau dialami orang lain, sedangkan orang lain itu mengetahui bahwa dia atau mereka sedang di observasi. Sedangkan dalam observasi
non-partisipatif yaitu penilai tidak melibatkan diri pada kegiatan yang dilakukan atau dialami orang lain. Ia tidak berpura-pura sebagai anggota kelompok yang sedang di
observasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi berpartisipasi pasif dimana peneliti hanya datang ke tempat kegiatan pelatihan yang diamati, tetapi tidak
ikut dalam kegaitan pelatihan itu.
Tabel 3.1 Pelaksanaan Observasi
No. Aspek
Tanggal Observasi
Lama Observasi
Alat 1.
Proses Pelatihan 3-02-2014
± 120 Menit Alat
Tulis, camera dan alat
perekam 4-02-2014
± 120 Menit
5-02-2014 ± 120 Menit
9-02-2014 ± 120 Menit
Sumber: Pedoman Observasi 2014
2. Wawancara
Esterberg dalam Sugiyono 2008:72 mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstrukikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam wawancara ini dilakukan dalam bentuk tanya jawab dan diskusi yang mengarah pada peran pelatih dalam
meningkatkan kewirausahaan. Wawancara ini diminta agar responden memberikan informasi sesuai dengan yang dialami, diperbuat atau dirasakan, yang pernah diketahui
ataupun dipelajari yang mengarah pada pelatihan pra purnabakti. Sedangkan menurut Sudjana 1992:234 wawancara adalah proses pengumpulan
data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya interviewer dengan pihak yang ditanya penjawab interviewee. Wawancara dilakukan penanya dengan
menggunakan pedoman wawancara interview guide. Kunci keberhasilan dari wawancara yaitu terletak pada suasana netral, rileks, akrab dan bersahabat yang
diciptakan oleh penanya terhadap responden. Penanya perlu menggunakan istilah yang
42
Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dimengerti oleh responden ia pun memiliki kecermatan dalam mengikuti jawaban dan terampil memotivasi responden, penanya dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang
dilakukan penjawab. Agar tidak menyimpang dari fokus penelitian, maka digunakan pedoman
wawancara yang diangkat dari fokus penelitian. Fokus dari wawancara adalah yang mengarah pada: 1 pengelolaan pembelajaran 2 fasilitator pembelajaran 3 konsultan
pembelajaran 4 faktor yang menghambat. Kegiatan wawancara dilaksanakan secara berkala ketika kegiatan pelatihan berlangsung selama 7 hari mulai dari 3-9 Februari.
Tabel 3.2 Pelaksanaan Wawancara
No. Sumber yang
diwawancara Tanggal
Wawancara Lama
Wawancara Aspek
Tempat 1.
Pengelola Program
15-01-2014 ± 60 Menit
Jadwal pelatihan Gambaran
pelatihan Profil lembaga
2. Project
Officer 3-02-2014
± 15 Menit Proses Pelatihan
Jadwal pelatihan LP2ES
Gegerkalong Girang Baru
Bandung 4-02-2014
± 70 Menit Proses pelatihan
Faktor pendukung Aula
Marbella Dago
3. Pelatih
4-02-2014 ± 60 Menit
Pengelola pembelajaran
Fasilitator pembelajaran
Konsultan pembelajaran
Aula Marbella
Dago
43
Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Faktor penghambat 5-02-2014
± 70 Menit Pengelola
pembelajaran Fasilitator
pembelajaran Konsultan
pembelajaran Faktor penghambat
Aula Darul
„ilmi
4. Peserta
4-02-2014 ± 20 Menit
Pengelola pembelajaran
Fasilitator pembelajaran
Konsultan pembelajaran
Faktor penghambat Aula
Darul „ilmi
9-02-2014 ± 20 Menit
Pengelola pembelajaran
Fasilitator pembelajaran
Konsultan pembelajaran
Faktor penghambat Aula
Darul „ilmi
Sumber: Pedoman Wawancara 2014
3. Dokumentasi
Menurut Sugiyono 2008:82 dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar hidup, foto, dan lain-lain.
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Penggunaan teknik dokumentasi ini dengan maksud untuk
mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah penelitian yang sedang dikaji
44
Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
agar hasil penelitian akan lebih kredibeldapat dipercaya melalui berbagai dokumen yang dipertanggungjawabkan selama peneliti berada di lapangan.
F. TriangulasiGabungan
Sugiyono 2008:83 dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Terdapat dua jenis triangulasi, yaitu 1 triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama, dan 2 triangulasi sumber, dimana peneltiti mendapattkan data dari sumber yang berbeda dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang sama. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Bila peneliti melakukan pengumpulan data triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas data peran pelatih pada
pelatihan pra purnabakti dalam kemampuan berwirausaha dengan mengecek kresibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
G. Analisis Data