Observasi Wawancara Teknik Pengumpulan Data

40 Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya penelitian itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. Berdasarkan paparan diatas maka penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan di kembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan data dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan akan terjun ke lapangan sendiri, baik pada ground tour question, tahap focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan. Instrumen penelitian yang peneliti susun terdapat tiga macam yaitu pedoman wawancara untuk pengelola pelatihan, pelatih dan peserta pelatihan pra purnabakti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan Sugiyono, 2008:62. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam kondisi alamiah naturalsetting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data :

1. Observasi

Nasution dalam Sugiyono 2013:64 menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Sejalan dengan hal itu Marshall dalam Sugiyono 2008:64 melalui observasi, peneliti belajar tentang prilaku dan makna dari prilaku tersebut. Sedangkan menurut Sudjana 1992:238 pengamatan atau observasi adalah kegiatan mempelajari suatu gejala dan peristiwa melalui upaya melihat dan mencatat data atau informasi secara sistematis. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang tidak menggunakan perkataan. Dilihat dari jenisnya, sudjana mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi, observasi non-partisipatif. Observasi berpartisipatif yaitu pengamatan atau observasi dengan melibatkan diri dalam suatu 41 Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kegiatan yang sedang dilakukan atau dialami orang lain, sedangkan orang lain itu mengetahui bahwa dia atau mereka sedang di observasi. Sedangkan dalam observasi non-partisipatif yaitu penilai tidak melibatkan diri pada kegiatan yang dilakukan atau dialami orang lain. Ia tidak berpura-pura sebagai anggota kelompok yang sedang di observasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi berpartisipasi pasif dimana peneliti hanya datang ke tempat kegiatan pelatihan yang diamati, tetapi tidak ikut dalam kegaitan pelatihan itu. Tabel 3.1 Pelaksanaan Observasi No. Aspek Tanggal Observasi Lama Observasi Alat 1. Proses Pelatihan 3-02-2014 ± 120 Menit Alat Tulis, camera dan alat perekam 4-02-2014 ± 120 Menit 5-02-2014 ± 120 Menit 9-02-2014 ± 120 Menit Sumber: Pedoman Observasi 2014

2. Wawancara

Esterberg dalam Sugiyono 2008:72 mendefinisikan wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstrukikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam wawancara ini dilakukan dalam bentuk tanya jawab dan diskusi yang mengarah pada peran pelatih dalam meningkatkan kewirausahaan. Wawancara ini diminta agar responden memberikan informasi sesuai dengan yang dialami, diperbuat atau dirasakan, yang pernah diketahui ataupun dipelajari yang mengarah pada pelatihan pra purnabakti. Sedangkan menurut Sudjana 1992:234 wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya interviewer dengan pihak yang ditanya penjawab interviewee. Wawancara dilakukan penanya dengan menggunakan pedoman wawancara interview guide. Kunci keberhasilan dari wawancara yaitu terletak pada suasana netral, rileks, akrab dan bersahabat yang diciptakan oleh penanya terhadap responden. Penanya perlu menggunakan istilah yang 42 Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dimengerti oleh responden ia pun memiliki kecermatan dalam mengikuti jawaban dan terampil memotivasi responden, penanya dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan penjawab. Agar tidak menyimpang dari fokus penelitian, maka digunakan pedoman wawancara yang diangkat dari fokus penelitian. Fokus dari wawancara adalah yang mengarah pada: 1 pengelolaan pembelajaran 2 fasilitator pembelajaran 3 konsultan pembelajaran 4 faktor yang menghambat. Kegiatan wawancara dilaksanakan secara berkala ketika kegiatan pelatihan berlangsung selama 7 hari mulai dari 3-9 Februari. Tabel 3.2 Pelaksanaan Wawancara No. Sumber yang diwawancara Tanggal Wawancara Lama Wawancara Aspek Tempat 1. Pengelola Program 15-01-2014 ± 60 Menit  Jadwal pelatihan  Gambaran pelatihan  Profil lembaga 2. Project Officer 3-02-2014 ± 15 Menit  Proses Pelatihan  Jadwal pelatihan LP2ES Gegerkalong Girang Baru Bandung 4-02-2014 ± 70 Menit  Proses pelatihan  Faktor pendukung Aula Marbella Dago 3. Pelatih 4-02-2014 ± 60 Menit  Pengelola pembelajaran  Fasilitator pembelajaran  Konsultan pembelajaran Aula Marbella Dago 43 Nisa Fadilah, 2014 Peran Pelatih Pada Pelatihan Pra Purnabakti dalam Kemampuan Berwirausaha Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Faktor penghambat 5-02-2014 ± 70 Menit  Pengelola pembelajaran  Fasilitator pembelajaran  Konsultan pembelajaran  Faktor penghambat Aula Darul „ilmi 4. Peserta 4-02-2014 ± 20 Menit  Pengelola pembelajaran  Fasilitator pembelajaran  Konsultan pembelajaran Faktor penghambat Aula Darul „ilmi 9-02-2014 ± 20 Menit  Pengelola pembelajaran  Fasilitator pembelajaran  Konsultan pembelajaran Faktor penghambat Aula Darul „ilmi Sumber: Pedoman Wawancara 2014

3. Dokumentasi

Dokumen yang terkait

Laporan hasil kerja praktek Manajemen Qolbu Information Technology Jl.Gegerkalong Girang Baru No.5 Bandung

0 3 1

Laporan hasil kerja praktek manajemen qolbu information technology Jl.Gegerkalong Girang Baru No.5 Bandung

0 5 1

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA SEKOLAH DASAR : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV di SDN Gegerkalong Girang Kota Bandung.

0 1 38

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE KATA LEMBAGA TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MEMBACA: Eksperimen dengan Single Subject Research pada Hf, kelas V SDN Gegerkalong Girang 1-2 Bandung.

0 1 12

PENYELENGGARAAN DIKLATSAR OUTBOUND TRAINING PADA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH di LEMBAGA PENDIDIKAN dan PELATIHAN EKONOMI SYARIAH (LP2ES) LEARNING CENTER BANDUNG.

1 5 50

PERAN PELATIH PROGRAM PELATIHAN KETERAMPILAN BERMUSIK DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMANDIRIAN MUSISI JALANAN Kasus di Rumah Musik Harry Roesli (RMHR) Kota Bandung.

8 15 55

KONTRIBUSI PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA BAGI PESERTA PELATIHAN PERSIAPAN PURNA BAKTI DI LEMBAGA LP2ES BANDUNG.

1 6 46

GAMBARAN TINGKAT STRES PADA ANAK USIA SEKOLAH MENGHADAPI MENSTRUASI PERTAMA (MENARCHE) DI SEKOLAH DASAR NEGERI GEGERKALONG GIRANG 2.

4 22 28

PENGARUH PERAN PELATIH TERHADAP MOTIVASI PESERTA PELATIHAN BELADIRI PUTERI GADING DI KOTA BANDUNG.

0 2 45

PELATIHAN PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERWIRAUSAHA DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN WIRAUSAHA BAGI PURNABAKTI - repository UPI S PLS 100796 Title

0 0 4