4.4.2 Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang Zat Besi
Tahapan pertama dalam penelitian kuasi eksperimen setelah data berdistribusi normal adalah melihat ada atau tidak pengaruh penyuluhan metode ceramah terhadap
pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah, dengan menggunakan uji pair t-test.
Tabel 4.13 Pengaruh Penyuluhan Metode Ceramah terhadap Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Tablet Zat Besi
Variabel Mean
∆ t
p Pengetahuan
0,001 Sebelum ceramah
5,90 5,07
-11,535 Sesudah ceramah
10,97
Sikap
0,001 Sebelum ceramah
45,33 4,5
-4,983 Sesudah ceramah
49,83 Berdasarkan tabel di atas terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan
sebelum diberikan metode ceramah dengan sesudah diberikan metode ceramah yaitu 5,90 menjadi 10,97 dengan nilai p0,001, maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh metode ceramah terhadap pengetahuan responden tentang tablet zat besi. Terdapat peningkatan rata-rata sikap sebelum diberikan metode ceramah
dengan sesudah diberikan ceramah yaitu 45,33 menjadi 49,83 dengan nilai p0,001, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode ceramah terhadap sikap
responden tentang tablet zat besi.
4.4.3 Pengaruh Penyuluhan Pemutaran Film terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang Zat Besi
Tahapan pertama dalam penelitian kuasi eksperimen setelah data berdistribusi normal adalah melihat ada atau tidak pengaruh penyuluhan pemutaran film terhadap
pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah, dengan menggunakan uji pair t-test.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Pengaruh Penyuluhan Pemutaran Film terhadap Pengetahuan dan
Sikap Responden tentang Tablet Zat Besi Variabel
Mean ∆
T p
Pengetahuan
0,001 Sebelum pemutaran film
7,03 3,07
-6,860 Sesudah pemutaran film
10,10
Sikap
0,001 Sebelum pemutaran film
42,13 10,9
-15,111 Sesudah pemutaran film
53,03 Berdasarkan Tabel 4.14 terjadi perubahan nilai rata-rata pengetahuan
sebelum diberikan pemutaran film dengan sesudah diberikan pemutaran film yaitu 7,03 menjadi 10,10 dengan nilai p0,001, maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh pemutaran film terhadap pengetahuan responden tentang tablet zat besi. Terdapat peningkatan rata-rata sikap sebelum diberikan pemutaran film
dengan sesudah diberikan pemutaran film yaitu 42,13 menjadi 53,03 dengan nilai p0,001, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemutaran film terhadap
sikap responden tentang tabet zat besi.
4.4.4
Perbedaan Pengaruh Metode Ceramah dan Pemutaran Film terhadap Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Zat Besi
Tahapan kedua dalam penelitian kuasi eksperimen adalah melihat ada atau tidak perbedaan pengaruh penyuluhan metode ceramah dan pemutaran film terhadap
pengetahuan dan sikap, dengan menggunakan uji t-independent.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.15 Pengaruh Metode Ceramah dan Pemutaran Film terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Responden tentang Tablet Zat Besi
Variabel Mean
t p
Perubahan Pengetahuan
3,191 0,002
Ceramah 5,07
Film 3,07
Perubahan Sikap
Ceramah 4,50
-5,537 0,001
Film 10,90
Terdapat perbedaan perubahan pengetahuan tentang tablet zat besi antara metode ceramah dengan pemutaran film p=0,002. Perubahan pengetahuan lebih
besar dengan metode ceramah dibanding dengan pemutaran film. Terdapat perbedaan perubahan sikap tentang tablet zat besi antara metode
ceramah dengan pemutaran film p 0,001. Perubahan sikap lebih besar dengan pemutaran film dibanding dengan metode ceramah.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Efektivitas Metode Ceramah terhadap Pengetahuan Ibu Hamil tentang Zat
Besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek Notoatmodjo, 2010.
Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo 2003 adalah dengan pemberian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan tindakan sehingga menimbulkan kesadaran yang pada akhirnya orang itu akan memiliki sikap dan tindakan yang sesuai dengan
pengetahuannya. Salah satu upaya pemberian informasi itu adalah dengan memberi penyuluhan. Penentuan metode ini diawali degan melakukan analisis situasi agar
informasi yang akan diberikan dapat diterima dengan baik oleh ibu hamil. Menurut Notoatmodjo 2007, metode ceramah adalah suatu cara dalam
menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran. Metode ceramah cukup baik untuk sasaran ibu hamil dengan
latar belakang pendidikan tinggi maupun rendah. Metode ceramah dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan nilai rata- rata pengetahuan ibu hamil tentang zat besi pre test dan post test yaitu dari 5,90
73
Universitas Sumatera Utara
menjadi 10,97 sesudah diberi perlakuan dengan metode ceramah. Hasil uji pair-t test diperoleh nilai p0,001, artinya secara statistik menunjukkan bahwa ada pengaruh
metode ceramah terhadap pengetahuan ibu hamil tentang tablet zat besi. Pemberian informasi dengan metode ceramah ternyata mampu meningkatkan pengetahuan ibu
hamil tentang zat besi, berarti metode ceramah efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang zat besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.
Hal ini sesuai dengan penelitian Rahimah 2013 yang membuktikan bahwa metode ceramah efektif meningkatkan pengetahuan PUS dalam memilih alat
kontrasepsi di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama. Begitu juga dengan penelitian Aritonang 2014 yang membuktikan penyuluhan dengan metode ceramah efektif
meningkatkan pengetahuan penderita diabetes mellitus di klinik RSUD dr.Djasamen Saragih Pematangsiantar.
Sesuai dengan Konsep Proses Belajar yang dikemukakan oleh Notoatmodjo 2003, penyuluhan dengan metode ceramah yang diberikan menyebabkan terjadinya
proses belajar pada responden. Pada penelitian ini proses belajar menghasilkan suatu out put berupa hasil belajar yaitu pengetahuan responden tentang zat besi menjadi
lebih baik. Pada penelitian ini penceramah adalah peneliti sendiri, karena Peneliti adalah
tenaga kesehatan yang bekerja di Puskesmas Pijorkoling wilayah kerja Padangsidimpuan Tenggara, sehingga responden tidak merasa asing lagi dengan
sipenceramah dan bebas bertanya. Penceramah menguasai topik intervensi dan dapat menjelaskan topik bahasan dengan baik, sehingga responden dengan mudah
Universitas Sumatera Utara
memahami topik yang diberikan. Selain itu penceramah dapat memelihara minat responden untuk tetap mendengarkan topik yang disajikan selama ceramah
berlangsung. Pada penelitian ini ceramah dilakukan dengan tehnik ceramah dimodifikasi dengan tanya jawab sesudah penyampaian materi sehingga peserta dapat
bertanya tentang hal-hal yang belum dipahaminya dan terjadi interaksi langsung antara narasumber dan responden yang menyebabkan adanya diskusi sehingga
penyuluhan lebih menarik dan tidak membosankan. Penyuluhan ini menggunakan materi yang singkat, LCD dan sound system
untuk mempermudah penyampaian materi ceramah sehingga responden memahami dan mengingat topik bahasan dengan mudah. Mengenai kelekatan pada ingatan dari
bahan yang disampaikan, Socony di Amerika dalam Lunandi 1993 mengadakan penelitian yang hasilnya yaitu dengan menyampaikan sekaligus menceritakan dan
mempertunjukkan lebih lekat dalam ingatan selama 3 jam kemudian 85 dibandingkan dengan menyampaikan hanya menceritakan 70 atau hanya
mempertunjukkan 27. Berarti dalam suatu ceramah diharapkan pemberi informasi tidak hanya berbicara saja tetapi juga dapat menunjukkan sesuatu yang dapat dilihat
oleh penerima informasi. Dari penjelasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah intervensi dengan metode ceramah. Dengan diberikannya intervensi maka ibu hamil mendapat pembelajaran
yang menghasilkan suatu peningkatan pengetahuan dari sebelum dan sesudah ceramah.
Universitas Sumatera Utara
5.2 Efektivitas Metode Ceramah terhadap Sikap Ibu Hamil tentang Zat Besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Sikap hanyalah
kecenderungan untuk mengadakan tindakan terhadap suatu objek dengan suatu cara. Jadi, sikap adalah pandangan, pendapat, tanggapan ataupun penilaian dan juga
perasaan seseorang terhadap stimulus atau objek yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak. Dengan kata lain, sikap merupakan respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tertentu Notoatmodjo, 2003. Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutnya adalah
memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Dalam penelitian ini, penyuluhan dengan metode ceramah merupakan stimulus atau objek yang
diharapkan dapat memberi pengaruh pada responden untuk bersikap sesuai dengan pesan atau isi dari ceramah tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan nilai rata- rata sikap responden sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan metode ceramah
yaitu dari 45,33 menjadi 49,83. Hasil uji pair-t test diperoleh nilai p 0,001, artinya secara statistik menunjukkan terdapat pengaruh pemberian penyuluhan dengan
metode ceramah terhadap sikap ibu hamil tentang zat besi. Hal ini sesuai dengan penelitian Bangun 2011 yang membuktikan bahwa
metode ceramah meningkatkan sikap keluarga dalam penanganan tuberklosa paru di wilayah kerja Puskesmas Guguk Panjang Kota Bukit Tinggi. Sama halnya dengan
Universitas Sumatera Utara
penelitian Silitonga 2012 yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh metode ceramah terhadap sikap ibu hamil tentang pemilihan makanan yang aman.
Menurut Azwar 2005 bahwa apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi tanggapan dan penghayatan kita terhadap stimulus
sosial. Seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan. Tanggapan dan
penghayatan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap. Menurut Newcomb, yang dikutip Notoatmodjo 2003 salah satu ahli
psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk berperilaku dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain,
fungsi sikap belum merupakan tindakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi prilaku tindakan atau reaksi tertutup. Sikap adalah
kecenderungan untuk bertindak, berprestasi dan merasa dalam menghadapi objek. Penyuluhan dengan metode ceramah sebagai proses perubahan sikap yang
menuntut persiapan dan pengetahuan yang memadai bagi penyuluh maupun sasarannya. Petugas kesehatan sebagai penyuluh berperan dalam menyuluh ibu hamil
tentang zat besi Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara untuk mengubah sikap setelah penyuluhan.
5.3 Efektivitas Metode Pemutaran Film terhadap Pengetahuan Ibu Hamil tentang Zat Besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator melalui
Universitas Sumatera Utara
media elektronika TV,komputer,film,Video Film,CD,VCD dan sebagainya sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang akhirnya dapat berubah
perilaku kearah positif terhadap kesehatan Notoatmojdo,2010. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan nilai rata-
rata pengetahuan ibu hamil tentang zat besi pre test dan post test dengan pemutaran film yaitu dari 7,03 menjadi 10,10. Hasil uji pair-t test diperoleh nilai p0,001,
artinya secara statistik menunjukkan terdapat pengaruh pemutaran film terhadap pengetahuan responden tentang zat besi.
Hal ini sejalan dengan penelitian Kanayana 2001 membuktikan bahwa penyuluhan dengan media VCD dapat meningkatkan pengetahuan. Begitu juga
dengan penelitian Sitepu 2008 bahwa pemutaran VCD mempengaruhi peningkatan pengetahuan ibu tentang penyakit Pneumonia pada balita di kecamatan Stabat
Kabupaten Langkat. Menurut Notoatmodjo 2007 yang mengutip pendapat Bandura 1968,
pengetahuan atau tingkah laku model yang terdapat dalam media audiovisual akan merangsang peserta untuk meniru atau menghambat tingkah laku yang tidak sesuai
dengan tingkah laku yang ada di media. Secara umum pengetahuan responden dipengaruhi oleh proses belajar dimana
media yang digunakan dalam pembelajaran memberikan efek yang berbeda bagi responden sesuai dengan pengalaman, sehingga mereka lebih mudah memahami.
Universitas Sumatera Utara
5.4 Efektivitas Metode Pemutaran Film terhadap Sikap Ibu Hamil tentang Zat Besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara
Setelah seseorang mengetahui objek atau stimulus, proses selanjutanya adalah memiliki atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Manifestasi sikap tidak
dapat dilihat langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Dengan kata lain sikap merupakan reaksi atau respon yang masih
tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek Notoatmodjo, 2005. Aspek yang menentukan sikap secara utuh adalah pengetahuan, pikiran, keyakinan dan
emosi mempunyai peranan penting. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat perubahan nilai rata-
rata sikap responden sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan pemutaran film yaitu dari 42,13 menjadi 53,03. Hasil uji pair-t test diperoleh nilai p 0,001, artinya
secara statistik menunjukkan terdapat pengaruh pemberian penyuluhan dengan pemutaran film terhadap sikap ibu hamil tentang zat besi.
Hal ini sesuai dengan penelitian Bangun 2010 membuktikan bahwa adanya perubahan sikap responden sesudah penyuluhan dengan metode pemutaran film.
Begitu juga dengan penelitian Pasaribu 2014 menyatakan adanya perubahan sikap setelah dilakukan penyuluhan dengan pemutaran film.
Pemberian informasi dalam bentuk pemutaran film ternyata mampu meningkatkan pengetahuan ibu hamil yang berdampak positif terhadap sikap yang
terbentuk. Perubahan sikap dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
yang didapatkan dari hasil penginderaan, salah satunya didapatkan pada pendidikan dan proses belajar.
Penyuluhan dengan pemutaran film merupakan salah satu bentuk pembelajaran kepada ibu hamil tentang zat besi sehingga petugas kesehatan harus
terus melakukan kegiatan penyuluhan agar pengetahuan yang terbentuk dapat tercermin dalam tindakan yang dilakukan oleh masyarakat khususnya ibu hamil.
5.5 Perbedaan Efektivitas Metode Ceramah dan Pemutaran Film terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Zat Besi di Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara
Berdasarkan hasil penelitian dengan satu kali intervensi menunjukan bahwa metode ceramah lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan dengan nilai rata-rata
untuk peningkatan pengetahuan dengan metode ceramah sebesar 5,07 dengan pemutaran film sebesar 3,07 sedangkan media pemutaran film lebih efektif dalam
perubahan sikap ibu hamil nilai rata-rata untuk peningkatan sikap metode ceramah sebesar 4,50 sedangkan pemutaran film sebesar 10,90.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian Bintaria 2011 yang melakukan penyuluhan dengan metode ceramah sebanyak satu kali menyimpulkan bahwa
penyuluhan dengan metode ceramah dapat meningkatkan pengetahuan tentang konsumsi makanan jajanan.
Menurut teori Weiss 1969 dalam Rakhmat 2007 yang menyatakan sedikit sekali bukti yang menunjukkan adanya efek media massa pada perubahan sikap.
Teori ini juga sejalan dengan McGuire 1969 dalam Rakhmat 2007 diduga media
Universitas Sumatera Utara
massa sebenarnya efektif dalam mengubah sikap dan perilaku, tetapi alat ukur gagal untuk mendeteksi perubahan tersebut.
Untuk peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibu hamil tentang zat besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara sebaiknya petugas kesehatan
menggunakan metode ceramah dan media pemutaran film. Namun materi dalam penyuluhan juga harus diperhatikan jangan terlalu jauh dari topik masalah dalam
penelitian agar tidak terjadi kesalahan penerimaan informasi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat dibuat kesimpulan bahwa :