Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Efektifitas KIE terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Tablet Zat Besi

berpendidikan tinggi maupun rendah Notoatmodjo, 2010. Daya ingat pendengar dari metode ceramah terbatas Maulana, 2007. Selanjutnya menurut Arsyad 2011, media lain yang dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah film. Film dapat menggambarkan suatu proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Film dapat menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Film juga dapat ditunjukkan pada kelompok kecil atau kelompok besar. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian untuk menilai efektivitas Komunikasi, Informasi, Edukasi KIE metode ceramah dan pemutaran film terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang zat besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dan penelitian adalah belum diketahuinya efektivitas Komunikasi, Informasi, Edukasi KIE metode ceramah dan pemutaran film terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dimana metode ceramah telah lama digunakan dalam mendistribusikan tablet besi namun sikap dan pengetahuan ibu tentang tablet besi masih rendah ditandai masih adanya kasus anemia pada pemeriksaan kunjungan ibu hamil K4 di Padangsidimpuan Tenggara. Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas Komunikasi, Informasi, Edukasi KIE metode ceramah dan pemutaran film terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.

1.4 Hipotesis

Ada perbedaan rata-rata pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi pada kelompok metode ceramah dengan kelompok dengan media pemutaran film.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Padangsidimpuan, sebagai acuan model dalam merencanakan dan melaksanakan penyuluhan kesehatan secara konsisten atau dapat menyempurnakan dan mengembangkan metode penyuluhan kesehatan yang lebih efisien dan efektif, sehingga perilaku kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. 2. Bermanfaat sebagai dasar untuk penelitian lanjutan bagi peneliti-peneliti yang ingin melakukan penelitian tentang metode penyuluhan kesehatan. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek Notoatmodjo, 2010. Pengetahuan merupakan pedoman dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior Maulana, 2007. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga dan indra penglihatan mata. Yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Lebih dari 75 sampai 87 dari pengetahuan manusia disalurkan melalui mata. Sedangkan 13 sampai 25 lainnya tersalur melalui indra yang lain. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan jelas pengetahuan yang diperoleh Notoatmodjo, 2010. Menurut Hutagaol, dkk 2010, untuk dapat meningkatkan pengetahuan serta pemahaman ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah maka perlu dilakukan pembinaan dan penyegaran informasi secara terus menerus melalui penyuluhan baik secara langsung maupun secara tidak langsung, dengan menggunakan media cetak ataupun media elektronik dengan harapan dapat terjadinya peningkatan pengetahuan sehingga menciptakan perubahan perilaku ibu yang baik. 8 Universitas Sumatera Utara

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Notoatmodjo 2005b, berpendapat bahwa pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas dan tingkat yang berbeda-beda, hal ini tercakup domain kognitif yang dibagi dalam enam tingkatan, yaitu : 1. Tahu Know Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembaliRecall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya. 2. Memahami Comprehention Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang dipelajari. 3. Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi Universitas Sumatera Utara atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. 4. Analisis Analysis Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut yang masih ada kaitannya antara satu dengan lainnya. 5. Sintesis Synthesis Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang ada. 6. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, dimana penilaian berdasarkan

2.1.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu : 1. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. Universitas Sumatera Utara 2. Tingkat pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang, secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. 3. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun menurun dan tanpa ada pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bias mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. 4. Fasilitas Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat memengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi,majalah,Koran, dan buku. 5. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila sesorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. 6. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat memengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu. Universitas Sumatera Utara

2.2 Sikap Attitude

2.2.1 Pengertian Sikap

Sikap juga akan mempengaruhi ibu hamil dalam kepatuhan mengkonsumsi tablet besi selama kehamilannya. Ibu hamil yang tahu akan pentingnya tablet besi akan selalu mengkonsumsinya sampai habis. Maulana 2007 yang mengutip Koentjaraningrat 1983, menyatakan bahwa sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terdapat suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut. Maulana 2007 yang mengutip Sarwono 1997, menyatakan bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya.

2.2.2 Komponen Sikap

Menurut Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2005b, sikap terdiri dari tiga komponen pokok secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude. 1. Komponen kognitif cognitive Komponen kognitif merupakan representatif apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi obyek sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan keyakinan, ide yang dimilki oleh individu terhadap suatu objek. Seringkali komponen kognitif ini disamakan dengan pandangan opini terutama apabila menyangkut masalah kontroversial. Universitas Sumatera Utara 2. Komponen afektif affective Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Komponen ini merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. 3. Komponen konatif conative Komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Komponen ini merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.

2.2.3 Tingkatan Sikap

Menurut Notoatmodjo 2010, sikap terdiri dari empat tingkatan berdasarkan intensitasnya yaitu : 1. Menerima Receiving Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Menanggapi Responding Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Oleh karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut. 3. Menghargai Valuing Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga. Universitas Sumatera Utara 4. Bertanggung Jawab Responsible Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Sikap

Menurut Azwar 2005, sikap manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah media massa. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuai hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. 1. Faktor Internal 1 Fisiologis sakit,lapar,haus 2 Psikologis minat dan perhatian 3 Motif 2. Faktor Eksternal 1 Pengalaman 2 Situasi Universitas Sumatera Utara 3 Norma 4 Hambatan 5 Pendorong Maulana,2007

2.3 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kesehatan KIE

UU No. 36 tahun 2009, penyuluhan kesehatan diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang melekat pada setiap kegiatan upaya kesehatan. Penyuluhan kesehatan diselenggarakan untuk mengubah perilaku seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi. Promosi dapat dilakukan dengan pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi KIE berbagai kategori kelompok sasaran. Setiap jenis kelompok sasaran mensyaratkan cara KIE yang berbeda satu sama lain. Kedalaman tujuan KIE pun berbeda-beda, mulai dari KIE yang hanya mengubah pengetahuan sampai pada pengubahan sikap mental dan keterampilan. Untuk mengubah pengetahuan, KIE dapat dilakukan dengan komunikasi yang bersifat informative saja. Sedangkan untuk mengubah sikap mental dan keterampilan, KIE harus dilakukan dengan komunikasi yang terus-menerus, terencana, dan dilaksanakan secara sistematis. Slamet,1980 dalam Badan POM RI 2012. Upaya Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE memiliki dua tujuan yaitu: 1. Peningkatan pengetahuan 2. Perubahan perilaku kelompok sasaran tentang semua aspek Kesehatan Universitas Sumatera Utara Strategi yang lebih tepat dipilih dalam melaksanakan kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi KIE di tingkat pelayanan dasar adalah strategi Gerakan Masyarakat dan Bina Suasana. Menurut Depkes RI 2008, untuk melaksanakan strategi Gerakan Masyarakat dan Bina Suasana, Petugas Kesehatan perlu memperhatikan lima aspek berikut : 1 Pesan inti yang ingin disampaikan APA 2 Kelompok yang akan menjadi sasaran penyampaian pesan tersebut SIAPA 3 Pengetahuan yang diharapkan dikeTAHUi oleh kelompok sasaran 4 Perilaku yang diharapkan MAU diterima dan dilakukan kelompok sasaran 5 Cara apa yang paling tepat untuk mencapai kelompok sasaran tersebut JALUR dan MEDIA.

2.3.1 Komunikasi

Komunikasi adalah proses pengoperasian ransangan stimulus dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak nonverbal, untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Stimulus atau ransangan ini dapat berupa suarabunyi atau bahasa lisan, maupun berupa gerakan, tindakan, atau simbol-simbol yang diharapkan dapat dimengerti, oleh pihak lain, dan pihak lain tersebut merespons dan bereaksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus Notoatmodjo, 2010. Menurut Rasmuson 1988 dalam Notoatmodjo 2010 komunikasi kesehatan dipandang sebagai Ilmu Komunikasi Terapan yang digunakan untuk memengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat. Disiplin ini menggunakan metode Universitas Sumatera Utara prinsip-prinsip Komunikasi Massa, Desain Pengajaran, Pemasaran Sosial, Analisis Perilaku dan Antropologi Medis. Agar terjadi komunikasi yang efektif antara pihak satu dengan pihak yang lain, antara kelompok satu dengan yang lain, atau seseorang dengan orang lain diperlukan keterlibatan beberapa unsur komunikasi, yakni: 1. Pengirim sender atau sumber resource adalah : Individu, kelompok, atau organisasi berperan untuk mengalihkan transferring pesan. 2. Encoding adalah : Pengalihan gagasan kedalam pesan. 3. Pesan massage adalah : Gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang lain 4. Saluran media adalah media dari komunikasi, merupakan tempat dimana sumber menyalurkan pesan kepada penerima, misalnya melalui gelombang suara, cahaya,atau halaman cetakan dll 5. Decoding adalah pengalihan pesan kedalam gagasan. 6. Penerima reseiver adalah individu atau kelompok yang menerima pesan. 7. Umpan balik feed back adalah reaksi terhadap pesan

8. Gangguan noise adalah efek internal atau eksternal akibat dari peralihan pesan

9. Bidang pengalaman field of experience adalah bidang atau ruang yang menjadi latar belakang informasi dari pengirim maupun penerima. 10. Pertukaran makna shared meaning adalah bidang atau ruang pertemuan tumpang tindih yang tercipta karena kebersamaan. Universitas Sumatera Utara 11. Konteks context adalah situasi, suasana, atau lingkungan fisik, non fisik Sosiologis-antropologis, psikologis, politik, ekonomi dan lain-lain liliweri

2006. 2.3.2 Informasi dan Edukasi

Informasi dan edukasi dapat dilaksanakan melalui tiga jenis jalur pendidikan menurut sifat pelaksanaannya, yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan in-formal. Pembedaan ketiga sifat pendidikan tersebut ada pada tidaknya proses belajar mengajarnya, mencakup kurikulum, materi, standarisasi warga belajar, kelengkapan sarana dan sebagainya Badan POM RI 2012. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan luar sekolah yang memiliki aturan dan kurikulum yang luwes. Jika dalam pendidikan formal target sasaran sebagai obyek, maka pada pendidikan non-formal, target sasaran berperan sebagai pemain utama atau subyek pendidikan. Materi, metoda, dan media pendidikan yang digunakan harus berdasarkan kebutuhan dan karakteristik target sasaran. Sementara itu pendidikan in-formal adalah pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga, meliputi pendidikan nilai-nilai pergaulan, etika kehidupan sehari-hari seperti etika makan,etika masuk rumah, etika menggunakan berbagai fasilitas, etika kesusilaan dan sebagainya Badan POM RI 2012. Pendidikan adalah upaya persuasi kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan yang didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran. Notoatmodjo, 2005b. Universitas Sumatera Utara Pendidikan kesehatan mempunyai implikasi terhadap batasan atau defenisinya, lebih diartikan sebagai upaya terencana untuk perubahan perilaku kesehatan sesuai dengan norma-norma kesehatan. Pada tahun 1984 para ahli pendidikan kesehatan yang dimotori WHO merevitalisasi pendidikan kesehatan dengan menggunakan dengan istilah promosi kesehatan Health Promotion Notoatmodjo, 2005b. Menurut Notoatmodjo 2007, penyampaian materi pada program KIE dapat dilakukan melalui beberapa metode dan media. Media yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari yang tradisional yaitu mulut lisan, bunyi-bunyian kentongan, tulisan cetak, sampai dengan elektronik yang modern yaitu televisi dan internet. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2012, bentuk- bentuk KIE umumnya terbagi dalam tiga jenis, yaitu: 1. KIE Individu Teknik pelaksanaannya dilakukan untuk perseorangan dilakukan secara tatap muka satu sama lain. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui tanya jawab, diskusi, konsultasi, bimbingan dan pendalaman terhadap salah satu materi yang dianggap perlu untuk dibahas dibicarakan. KIE individu biasanya dilakukan untuk pemuka agama, adat, masyarakat dan pemangku kewenangan stakeholders atau seseorang yang memerlukan penjelasan khusus. 2. KIE Kelompok Teknik pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk kelompok atau kumpulan orang yang memiliki kesamaan jenis kelamin, latar belakang sosial budaya dan Universitas Sumatera Utara lain lain. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui ceramah, diskusidialogis, sosialisasiorientasi dan lain-lain dalam membahas sesuai masalah yang dianggap penting bagi kehidupan bersama sekarang dan yang akan datang. KIE kelompok yang paling banyak dilakukan dalam pelaksanaan program KB dalam mengajak pasangan untuk KB. 3. KIE Massal Teknik pelaksanaannya dilakukan kepada masyarakat umum yang dapat dijangkau oleh media massa atau khalayak umum yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui ceramah umum dan sosialisasi massa atau menggunakan media massa elektronik seperti radio, TV, wayang, pentas panggung dan sarana dunia maya. KIE massal tidak mudah untuk berdiskusi dan tanya jawab kecuali radio dan TV bisa tersedia komunikasi interaktif. KIE massal memiliki pengaruh cukup besar terhadap penerimaan oleh masyarakat terutama yang suka dengan penyajian media tersebut.

2.4 Efektifitas KIE terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Tablet Zat Besi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektifitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi Universitas Sumatera Utara pengertian efektifitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan Starawaji, 2009. Terdapat cara pengukuran terhadap efektifitas yang secara umum dan yang paling menonjol adalah sebagai berikut : 1. Keberhasilan program 2. Keberhasilan sasaran 3. Kepuasan terhadap program 4. Tingkat input dan output 5. Pencapaian tujuan menyeluruh Cambel dalam Starawaji, 2009 Pendekatan efektifitas digunakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas itu efektif. Ada beberapa pendekatan yang digunakan terhadap efektifitas yaitu: 1. Pendekatan Sasaran Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektifitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkatan keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut. Selain tercapainya tujuan, efektifitas juga selalu memperhatikan faktor waktu pelaksanaan. Oleh karena itu dalam efektifitas selalu terkandung unsur waktu pelaksanaan. Tujuan tercapai dengan waktu yang tepat maka program tersebut efektif. Universitas Sumatera Utara 2. Pendekatan Sumber Pendekatan sumber mengukur efektifitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya. Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaan dan sistem agar dapat efektif. Pendekatan ini didasarkan pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang merata dengan lingkungannya dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input lembaga tersebut dan out put yang dihasilkan juga dilemparkannya pada lingkungannya. 3. Pendekatan Proses Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber- sumber yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.

2.5 Metode Ceramah dan Pemutaran Film

Dokumen yang terkait

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi Tahun 2013

0 37 74

Efektivitas KIE Melalui Ceramah Booklet dan Powerpoint untuk Meningkatkan Pengetahuan Sub PPKBD (Kader) tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi di Kota Binjai Provinsi Sumatera Utara tahun 2014

7 131 131

Efektivitas Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pemberian Imunisasi Campak pada Bayi di Kabupaten Aceh Besar Tahun 2012

13 83 93

Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Metode Ceramah Disertai Pemutaran VCD Dan Tanpa Pemutaran VCD Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Penyakit Pneumonia Pada Balita Di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat

2 45 143

KIE Komunikasi Informasi Edukasi Ibu Ibu

1 1 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan - Efektivitas KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Metode ceramah dan Pemutaran Film terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Zat Besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Tah

0 0 32

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efektivitas KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) Metode ceramah dan Pemutaran Film terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Zat Besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Tahun 2014

0 0 7

EFEKTIVITAS KIE (KOMUNIKASI,INFORMASI DAN EDUKASI) METODE CERAMAH DAN PEMUTARAN FILM TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG ZAT BESI DI KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN TENGGARA TAHUN 2014 TESIS

0 5 19

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi Tahun 2013

0 0 14

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Trimester III Terhadap Pencegahan Anemia Defisiensi Zat Besi Tahun 2013

0 0 14