berpendidikan tinggi maupun rendah Notoatmodjo, 2010. Daya ingat pendengar dari metode ceramah terbatas Maulana, 2007.
Selanjutnya menurut Arsyad 2011, media lain yang dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan adalah film. Film dapat menggambarkan suatu
proses secara tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika dipandang perlu. Film dapat menanamkan sikap dan segi-segi afektif lainnya. Film juga dapat
ditunjukkan pada kelompok kecil atau kelompok besar. Berdasarkan hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian untuk menilai
efektivitas Komunikasi, Informasi, Edukasi KIE metode ceramah dan pemutaran film terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang zat besi di Kecamatan
Padangsidimpuan Tenggara.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah dan penelitian adalah belum diketahuinya efektivitas Komunikasi, Informasi, Edukasi
KIE metode ceramah dan pemutaran film terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara dimana metode
ceramah telah lama digunakan dalam mendistribusikan tablet besi namun sikap dan pengetahuan ibu tentang tablet besi masih rendah ditandai masih adanya kasus
anemia pada pemeriksaan kunjungan ibu hamil K4 di Padangsidimpuan Tenggara.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas Komunikasi, Informasi, Edukasi KIE metode ceramah dan pemutaran film terhadap pengetahuan
dan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.
1.4 Hipotesis
Ada perbedaan rata-rata pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang tablet zat besi pada kelompok metode ceramah dengan kelompok dengan media pemutaran
film.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Padangsidimpuan, sebagai acuan model
dalam merencanakan dan melaksanakan penyuluhan kesehatan secara konsisten atau dapat menyempurnakan dan mengembangkan metode penyuluhan kesehatan
yang lebih efisien dan efektif, sehingga perilaku kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
2. Bermanfaat sebagai dasar untuk penelitian lanjutan bagi peneliti-peneliti yang
ingin melakukan penelitian tentang metode penyuluhan kesehatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya dan dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek Notoatmodjo, 2010. Pengetahuan merupakan
pedoman dalam membentuk tindakan seseorang overt behavior Maulana, 2007.
Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran telinga dan indra penglihatan mata. Yang paling banyak menyalurkan
pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Lebih dari 75 sampai 87 dari pengetahuan manusia disalurkan melalui mata. Sedangkan 13 sampai 25 lainnya
tersalur melalui indra yang lain. Semakin banyak indra yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan jelas pengetahuan yang diperoleh
Notoatmodjo, 2010. Menurut Hutagaol, dkk 2010, untuk dapat meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman ibu dalam mengkonsumsi tablet tambah darah maka perlu dilakukan pembinaan dan penyegaran informasi secara terus menerus melalui penyuluhan baik
secara langsung maupun secara tidak langsung, dengan menggunakan media cetak ataupun media elektronik dengan harapan dapat terjadinya peningkatan pengetahuan
sehingga menciptakan perubahan perilaku ibu yang baik.
8
Universitas Sumatera Utara
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan
Notoatmodjo 2005b, berpendapat bahwa pengetahuan seseorang terhadap obyek mempunyai intensitas dan tingkat yang berbeda-beda, hal ini tercakup domain
kognitif yang dibagi dalam enam tingkatan, yaitu : 1.
Tahu Know Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembaliRecall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
itu tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
2. Memahami Comprehention
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi
tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek suatu materi harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek yang
dipelajari. 3.
Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi
Universitas Sumatera Utara
atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.
4. Analisis Analysis
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut
yang masih ada kaitannya antara satu dengan lainnya. 5.
Sintesis Synthesis Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
yang ada. 6.
Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek, dimana penilaian berdasarkan
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo 2007, pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu :
1. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
Universitas Sumatera Utara
2. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang, secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan
lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
3. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun menurun dan tanpa ada pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bias mempengaruhi pengetahuan
seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. 4.
Fasilitas Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat memengaruhi
pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi,majalah,Koran, dan buku. 5.
Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila sesorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
6. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat memengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Sikap Attitude
2.2.1 Pengertian Sikap
Sikap juga akan mempengaruhi ibu hamil dalam kepatuhan mengkonsumsi tablet besi selama kehamilannya. Ibu hamil yang tahu akan pentingnya tablet besi
akan selalu mengkonsumsinya sampai habis. Maulana 2007 yang mengutip Koentjaraningrat 1983, menyatakan bahwa
sikap merupakan kecenderungan yang berasal dari dalam diri individu untuk
berkelakuan dengan pola-pola tertentu, terdapat suatu objek akibat pendirian dan perasaan terhadap objek tersebut. Maulana 2007 yang mengutip Sarwono 1997,
menyatakan bahwa sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tertentu, melalui persuasi serta tekanan dari kelompok
sosialnya.
2.2.2 Komponen Sikap
Menurut Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2005b, sikap terdiri dari tiga
komponen pokok secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total attitude.
1. Komponen kognitif cognitive
Komponen kognitif merupakan representatif apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap mengenai apa yang berlaku atau yang benar bagi obyek sikap.
Komponen kognitif berisi kepercayaan keyakinan, ide yang dimilki oleh individu terhadap suatu objek. Seringkali komponen kognitif ini disamakan dengan
pandangan opini terutama apabila menyangkut masalah kontroversial.
Universitas Sumatera Utara
2. Komponen afektif affective
Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap. Komponen ini merupakan perasaan
individu terhadap objek sikap dan menyangkut masalah emosi. 3.
Komponen konatif conative Komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berperilaku tertentu sesuai
dengan sikap yang dimiliki seseorang. Komponen ini merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka.
2.2.3 Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo 2010, sikap terdiri dari empat tingkatan berdasarkan intensitasnya yaitu :
1. Menerima Receiving
Menerima diartikan bahwa orang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.
2. Menanggapi Responding
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Oleh karena dengan suatu
usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah, berarti orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai Valuing
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat ketiga.
Universitas Sumatera Utara
4. Bertanggung Jawab Responsible
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Sikap
Menurut Azwar 2005, sikap manusia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah media massa. Sebagai sarana
komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini
dan kepercayaan orang. Dalam menyampaikan informasi sebagai tugas pokoknya media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang
dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuai hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal sehingga
terbentuklah arah sikap tertentu.
1. Faktor Internal
1 Fisiologis sakit,lapar,haus
2 Psikologis minat dan perhatian
3 Motif
2. Faktor Eksternal
1 Pengalaman
2 Situasi
Universitas Sumatera Utara
3 Norma
4 Hambatan
5 Pendorong Maulana,2007
2.3 Komunikasi, Informasi dan Edukasi Kesehatan KIE
UU No. 36 tahun 2009, penyuluhan kesehatan diselenggarakan guna meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk
hidup sehat, dan aktif berperan serta dalam upaya kesehatan. Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan yang melekat pada setiap kegiatan upaya kesehatan. Penyuluhan
kesehatan diselenggarakan untuk mengubah perilaku seseorang atau kelompok masyarakat agar hidup sehat melalui komunikasi, informasi, dan edukasi.
Promosi dapat dilakukan dengan pendekatan komunikasi, informasi dan edukasi KIE berbagai kategori kelompok sasaran. Setiap jenis kelompok sasaran
mensyaratkan cara KIE yang berbeda satu sama lain. Kedalaman tujuan KIE pun berbeda-beda, mulai dari KIE yang hanya mengubah pengetahuan sampai pada
pengubahan sikap mental dan keterampilan. Untuk mengubah pengetahuan, KIE dapat dilakukan dengan komunikasi yang bersifat informative saja. Sedangkan untuk
mengubah sikap mental dan keterampilan, KIE harus dilakukan dengan komunikasi yang terus-menerus, terencana, dan dilaksanakan secara sistematis. Slamet,1980
dalam Badan POM RI 2012.
Upaya Komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE memiliki dua tujuan yaitu:
1. Peningkatan pengetahuan
2. Perubahan perilaku kelompok sasaran tentang semua aspek Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
Strategi yang lebih tepat dipilih dalam melaksanakan kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi KIE di tingkat pelayanan dasar adalah strategi Gerakan
Masyarakat dan Bina Suasana. Menurut Depkes RI 2008, untuk melaksanakan strategi Gerakan Masyarakat dan Bina Suasana, Petugas Kesehatan perlu
memperhatikan lima aspek berikut : 1
Pesan inti yang ingin disampaikan APA 2
Kelompok yang akan menjadi sasaran penyampaian pesan tersebut SIAPA 3
Pengetahuan yang diharapkan dikeTAHUi oleh kelompok sasaran 4
Perilaku yang diharapkan MAU diterima dan dilakukan kelompok sasaran 5
Cara apa yang paling tepat untuk mencapai kelompok sasaran tersebut JALUR dan MEDIA.
2.3.1 Komunikasi
Komunikasi adalah proses pengoperasian ransangan stimulus dalam bentuk lambang atau simbol bahasa atau gerak nonverbal, untuk mempengaruhi perilaku
orang lain. Stimulus atau ransangan ini dapat berupa suarabunyi atau bahasa lisan, maupun berupa gerakan, tindakan, atau simbol-simbol yang diharapkan dapat
dimengerti, oleh pihak lain, dan pihak lain tersebut merespons dan bereaksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus Notoatmodjo, 2010.
Menurut Rasmuson 1988 dalam Notoatmodjo 2010 komunikasi kesehatan dipandang sebagai Ilmu Komunikasi Terapan yang digunakan untuk memengaruhi
secara positif perilaku kesehatan masyarakat. Disiplin ini menggunakan metode
Universitas Sumatera Utara
prinsip-prinsip Komunikasi Massa, Desain Pengajaran, Pemasaran Sosial, Analisis Perilaku dan Antropologi Medis.
Agar terjadi komunikasi yang efektif antara pihak satu dengan pihak yang lain, antara kelompok satu dengan yang lain, atau seseorang dengan orang lain
diperlukan keterlibatan beberapa unsur komunikasi, yakni:
1. Pengirim sender atau sumber resource adalah : Individu, kelompok, atau
organisasi berperan untuk mengalihkan transferring pesan. 2. Encoding adalah : Pengalihan gagasan kedalam pesan.
3. Pesan massage adalah : Gagasan yang dinyatakan oleh pengirim kepada orang
lain
4. Saluran media adalah media dari komunikasi, merupakan tempat dimana sumber menyalurkan pesan kepada penerima, misalnya melalui gelombang
suara, cahaya,atau halaman cetakan dll 5. Decoding adalah pengalihan pesan kedalam gagasan.
6. Penerima reseiver adalah individu atau kelompok yang menerima pesan. 7. Umpan balik feed back adalah reaksi terhadap pesan
8. Gangguan noise adalah efek internal atau eksternal akibat dari peralihan pesan
9. Bidang pengalaman field of experience adalah bidang atau ruang yang menjadi
latar belakang informasi dari pengirim maupun penerima.
10. Pertukaran makna shared meaning adalah bidang atau ruang pertemuan
tumpang tindih yang tercipta karena kebersamaan.
Universitas Sumatera Utara
11. Konteks context adalah situasi, suasana, atau lingkungan fisik, non fisik Sosiologis-antropologis, psikologis, politik, ekonomi dan lain-lain liliweri
2006. 2.3.2 Informasi dan Edukasi
Informasi dan edukasi dapat dilaksanakan melalui tiga jenis jalur pendidikan menurut sifat pelaksanaannya, yaitu pendidikan formal, pendidikan non-formal dan
pendidikan in-formal. Pembedaan ketiga sifat pendidikan tersebut ada pada tidaknya proses belajar mengajarnya, mencakup kurikulum, materi, standarisasi warga belajar,
kelengkapan sarana dan sebagainya Badan POM RI 2012. Sedangkan pendidikan non formal adalah pendidikan luar sekolah yang
memiliki aturan dan kurikulum yang luwes. Jika dalam pendidikan formal target sasaran sebagai obyek, maka pada pendidikan non-formal, target sasaran berperan
sebagai pemain utama atau subyek pendidikan. Materi, metoda, dan media pendidikan yang digunakan harus berdasarkan kebutuhan dan karakteristik target
sasaran. Sementara itu pendidikan in-formal adalah pendidikan yang dilaksanakan dalam keluarga, meliputi pendidikan nilai-nilai pergaulan, etika kehidupan sehari-hari
seperti etika makan,etika masuk rumah, etika menggunakan berbagai fasilitas, etika kesusilaan dan sebagainya Badan POM RI 2012.
Pendidikan adalah upaya persuasi kepada masyarakat agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya
yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan yang didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran. Notoatmodjo, 2005b.
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan kesehatan mempunyai implikasi terhadap batasan atau defenisinya, lebih diartikan sebagai upaya terencana untuk perubahan perilaku
kesehatan sesuai dengan norma-norma kesehatan. Pada tahun 1984 para ahli pendidikan kesehatan yang dimotori WHO merevitalisasi pendidikan kesehatan
dengan menggunakan dengan istilah promosi kesehatan Health Promotion Notoatmodjo, 2005b.
Menurut Notoatmodjo 2007, penyampaian materi pada program KIE dapat dilakukan melalui beberapa metode dan media. Media yang digunakan sangat
bervariasi, mulai dari yang tradisional yaitu mulut lisan, bunyi-bunyian kentongan, tulisan cetak, sampai dengan elektronik yang modern yaitu televisi dan
internet. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional 2012,
bentuk- bentuk KIE umumnya terbagi dalam tiga jenis, yaitu: 1.
KIE Individu Teknik pelaksanaannya dilakukan untuk perseorangan dilakukan secara
tatap muka satu sama lain. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui tanya jawab, diskusi, konsultasi, bimbingan dan pendalaman terhadap salah satu materi yang
dianggap perlu untuk dibahas dibicarakan. KIE individu biasanya dilakukan untuk pemuka agama, adat, masyarakat dan pemangku kewenangan
stakeholders atau seseorang yang memerlukan penjelasan khusus. 2.
KIE Kelompok Teknik pelaksanaannya dilakukan dalam bentuk kelompok atau kumpulan
orang yang memiliki kesamaan jenis kelamin, latar belakang sosial budaya dan
Universitas Sumatera Utara
lain lain. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui ceramah, diskusidialogis, sosialisasiorientasi dan lain-lain dalam membahas sesuai masalah yang dianggap
penting bagi kehidupan bersama sekarang dan yang akan datang. KIE kelompok yang paling banyak dilakukan dalam pelaksanaan program KB dalam mengajak
pasangan untuk KB. 3.
KIE Massal Teknik pelaksanaannya dilakukan kepada masyarakat umum yang dapat
dijangkau oleh media massa atau khalayak umum yang berkumpul di suatu tempat tertentu. Bentuk kegiatan dapat dilakukan melalui ceramah umum dan
sosialisasi massa atau menggunakan media massa elektronik seperti radio, TV, wayang, pentas panggung dan sarana dunia maya.
KIE massal tidak mudah untuk berdiskusi dan tanya jawab kecuali radio dan TV bisa tersedia komunikasi interaktif. KIE massal memiliki pengaruh
cukup besar terhadap penerimaan oleh masyarakat terutama yang suka dengan penyajian media tersebut.
2.4 Efektifitas KIE terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil tentang Tablet Zat Besi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai nilai efektif, pengaruh atau akibat, bisa diartikan sebagai kegiatan
yang bisa memberikan hasil yang memuaskan, dapat dikatakan juga bahwa efektifitas merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan
derajat kesesuaian antara tujuan yang dinyatakan dengan hasil yang dicapai. Jadi
Universitas Sumatera Utara
pengertian efektifitas adalah pengaruh yang ditimbulkan atau disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang
dicapai dalam setiap tindakan yang dilakukan Starawaji, 2009. Terdapat cara pengukuran terhadap efektifitas yang secara umum dan yang
paling menonjol adalah sebagai berikut : 1. Keberhasilan program
2. Keberhasilan sasaran 3. Kepuasan terhadap program
4. Tingkat input dan output 5. Pencapaian tujuan menyeluruh Cambel dalam Starawaji, 2009
Pendekatan efektifitas digunakan untuk mengukur sejauh mana aktifitas itu efektif. Ada beberapa pendekatan yang digunakan terhadap efektifitas yaitu:
1. Pendekatan Sasaran
Pendekatan ini mencoba mengukur sejauh mana suatu lembaga berhasil merealisasikan sasaran yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam
pengukuran efektifitas dimulai dengan identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkatan keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut.
Selain tercapainya tujuan, efektifitas juga selalu memperhatikan faktor waktu pelaksanaan. Oleh karena itu dalam efektifitas selalu terkandung unsur waktu
pelaksanaan. Tujuan tercapai dengan waktu yang tepat maka program tersebut efektif.
Universitas Sumatera Utara
2. Pendekatan Sumber
Pendekatan sumber mengukur efektifitas melalui keberhasilan suatu lembaga dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkannya.
Suatu lembaga harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan juga memelihara keadaan dan sistem agar dapat efektif. Pendekatan ini didasarkan
pada teori mengenai keterbukaan sistem suatu lembaga terhadap lingkungannya, karena lembaga mempunyai hubungan yang merata dengan lingkungannya
dimana dari lingkungan diperoleh sumber-sumber yang merupakan input lembaga tersebut dan out put yang dihasilkan juga dilemparkannya pada
lingkungannya. 3.
Pendekatan Proses Pendekatan proses menganggap sebagai efisiensi dan kondisi kesehatan
dari suatu lembaga internal. Pada lembaga yang efektif, proses internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada berjalan secara
terkoordinasi. Pendekatan ini tidak memperhatikan lingkungan melainkan memusatkan perhatian terhadap kegiatan yang dilakukan terhadap sumber-
sumber yang dimiliki lembaga, yang menggambarkan tingkat efisiensi serta kesehatan lembaga.
2.5 Metode Ceramah dan Pemutaran Film