commit to user 29
Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Untuk ketentuan pidananya, dapat dilihat pada Pasal 46 yang berbunyi: “setiap orang yang melakukan
perbuatan kekerasan seksual sebagaimana dimaksud pada Pasal 8 huruf a dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 dua belas tahun atau
denda paling banyak Rp 36.000.000,00 tiga puluh enam juta rupiah”. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 dan
pasal 47 mengakibatkan korban mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, mengalami gangguan daya pikir atau kejiwaan
sekurang-kurangnya selama 4 empat minggu terus-menerus atau 1 satu tahun tidak berturut-turut, gugur atau matinya janin dalam kandungan, atau
mengakibatkan tidak berfungsinya alat reproduksi, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 lima tahun dan pidana penjara paling lama 20 dua
puluh tahun atau denda paling sedikit Rp 25.000.000,00 dua puluh lima juta rupiah dan denda paling banyak Rp 500.000.000,00 lima ratus juta rupiah.
Demikianlah bunyi Pasal 48 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.
4. Tinjauan Tentang Rumah Tangga
a. Pengertian Rumah Tangga Dalam Tinjauan Sosiologis
Rumah Tangga dalam kosa kata Bahasa Indonesia berarti keluarga yang tinggal dalam satu rumah. Keluarga itu sendiri terdiri dari bapak, ibu dan
anak-anak. Dalam ilmu sosiologi, keluarga terbentuk karena adanya hasrat yang berdasar naluri kehendak yang di luar pengawasan akal dari semua
manusia untuk memelihara keturunan, untuk mempunyai anak, dimana kehendak tersebut akan memaksa manusia untuk mencari pasangan Hasan
Shalidy, 1961 : 33. Sedangkan kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya
hubungan antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran
untuk saling menolong. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian rumah tangga dalam tinjauan sosiologis adalah kesatuan-kesatuan manusia yang
commit to user 30
hidup bersama dalam satu rumah karena adanya hubungan antara mereka, baik hubungan perkawinan antara suami dengan isteri maupun hubungan darah
antara orang tua dengan anaknya.
b. Pengertian Rumah Tangga Dalam Tinjauan Yuridis
Sesuai dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang merupakan peraturan
perundang-undangan sebagai pedoman dalam penulisan skripsi ini, di dalam Pasal 2 telah dijelaskan mengenai lingkup rumah tanggga. Jadi pengertian
rumah tangga dalam tinjauan yuridis mengacu pada lingkup rumah tangga yang terdapat pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga, yaitu meliputi : 1 Suami, isteri, dan anak;
2 Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana dimaksud dalam nomor 1 karena hubungan darah,
perkawinan, persusuan, pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan atau
3 Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga tersebut.
Dalam ketentuan Undang-undang ini, anak yang dimaksud pada nomor 1 di atas termasuk pula anak angkat dan anak tiri. Mengenai orang
yang bekerja sebagaimana dimaksud nomor 3 dipandang sebagai anggota keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga yang
bersangkutan.
commit to user 31
B. Kerangka pemikiran
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran. Keterangan:
Ketika mendapat laporan adanya suatu tindak pidana dari masyarakat, Polisi Penyelidik mengadakan kegiatan penyelidikan berupa pencarian saksi-saksi
dan pengumpulan barang bukti. Kemudian setelah jelas menemukan siapa pelaku sebagai calon tersangka dan barang bukti menunjukkan bahwa adanya perbuatan
yang dilakukan, maka tindakan berikutnya dilakukanlah penyidikan. Dalam tahap penyidikan, Polisi Penyidik melakukan upaya paksa berupa
pemanggilan saksi dan terdakwa, mengeluarkan surat perintah penangkapan, penahanan, dan penyitaan barang-barang bukti dimana semua hasil pemeriksaan
itu akan tertuang dalam Berita Acara sesuai dengan Pasal 75 KUHAP. Akhirnya
Tersangka kasus pemerkosaan dan
KDRT
Kepolisian
Kejaksaan Jaksa peneliti
Jaksa penuntut Umum
Pengadilan
Disparitas
Nomor perkara PDM-670 KEPANJEN12-2005
Nomor perkara PDM- 387KEPANJEN05-2006