Perkosaan Biasa Pasal 285 KUHP

commit to user 34 BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

Berdasarkan studi kasus bahan hukum yang dilakukan peneliti, berikut ini merupakan paparan kasus posisi dan obyek yang diteliti.

1. Perkosaan Biasa Pasal 285 KUHP

Sebelum mengetahui dasar pertimbangan tuntutan jaksa dalam kasus perkosaan di lingkungan rumah tangga, sebagai bahan perbandingan akan dipaparkan sebuah contoh kasus mengenai perkosaan biasa sesuai dengan Pasal 285 KUHP dengan berkas perkara NO. POL : BP153X2005POLRES yang telah diproses di Kejaksaan Negeri Kepanjen sebagai berikut: Contoh Kasus : 1 Mbah Sardi, umur 65 tahun, beralamat di Dsn. Banuroto RT 2206 Ds. Sempol Kec. Pagak Kabupaten Malang. Bahwa korban membuat laporan kepada pihak Kepolisian Resort Malang Sektor Pagak dengan Nomor. Pol : KLP43X2005SERSE, tanggal 1 Oktober 2005 mengaku telah diperkosa oleh Paijo, berumur 44 tahun, pekerjaan buruh tani, beralamat di Dsn. Banduharjo RT 6114 Ds. Sumber petung Kec. Pagak Kabupaten Malang. 2 Perkosaan ini terjadi pada hari Sabtu, tanggal 1 Oktober 2005 sekitar Pukul 22.00 WIB di kamar rumah korban Mbah Sardi. Perbuatan tersebut dilakukan oleh pelaku dengan cara tubuh korban dipeluk, kemudian leher korban dicekik dan mulutnya dibekap dengan menggunakan tangan. Kemudian tubuh korban dirobohkan ke lantai dan kepala korban dijepit diantara dipan dan lemari sampai akhirnya korban diperkosa hingga kemaluan tersangka mengeluarkan sperma. 3 Saat dilakukan perkosaan korban mengalami sakit pada kemaluannya hingga kemaluannya mengeluarkan darah. Karena usianya yang sudah tua, korban merasa tubuhnya sangat lemas atas peristiwa yang telah terjadi padanya. commit to user 35 4 Pelaku melakukan perkosaan dengan kekerasan dan setelah puas pelaku melarikan diri sampai akhirnya berhasil ditangkap oleh petugas dari Polsek Pagak. Dari kasus posisi di atas dapat diketahui bahwa pelaku Paijo telah melanggar Pasal 285 KUHP. 1 Pertimbangan Yuridis Sebelum melakukan penuntutan, Jaksa Penuntut Umum diharuskan membuat surat dakwaan. Untuk membuat surat dakwaan, seorang jaksa mengacu pada fakta di berkas perkara dari penyidik. Hal inilah yang membedakan surat dakwaan dengan surat tuntutan, karena dalam surat tuntutan seorang jaksa mengacu pada fakta di persidangan. Pada kasus ini, Jaksa Penuntut Umum Nunung Nuraini membuat surat dakwaan dalam bentuk primair subsidair berlapis. Hal ini dimaksudkan agar terdakwa tidak lepas dari tuntutan atau jeratan hukum atas perbuatan yang telah dilakukannya. Dalam perkara ini, surat dakwaan dengan Nomor. Reg. Perkara : PDM-670KPJEN12.2005 menggunakan dakwaan primair subsidair, yaitu : Dakwaan primair : Melanggar pasal 285 KUHP Dakwaan subsidair : Melanggar pasal 289 KUHP Selanjutnya setelah melalui proses persidangan berdasarkan fakta-fakta yang terungkap dalam pemeriksaan persidangan baik dari keterangan saksi-saksi di bawah sumpah, keterangan terdakwa, petunjuk, bukti suratketerangan dokter dalam Visum et Repertum dan dikaitkan pula dengan barang bukti, setelah dihubung-hubungkan dengan substansi peristiwanya, akhirnya dakwaan primair dinyatakan telah terbukti oleh Jaksa Penuntut Umum Nunung Nuraini, dimana unsur-unsur dari dakwaan primair itu sendiri adalah : a Perbuatannya : memaksa, b Caranya: 1 dengan kekerasan, Caranya: 2 ancaman kekerasan, c Seorang perempuan bukan isterinya, commit to user 36 d Bersetubuh dengan dia. Unsur-unsur di atas telah terpenuhi dan dilakukan oleh terdakwa pada seseorang yang bukan isterinya untuk diajak bersetubuh, yang dipaksa dengan kekerasan dan ancaman kekerasan untuk melayani nafsu seksual terdakwa. Akhirnya dapat ditarik kesimpulan secara sah dan meyakinkan menurut hukum bahwa dakwaan dalam dakwaan primair telah terpenuhi unsur-unsur dalam Pasal 285 KUHP dan terbukti serta dapat digunakan Jaksa Penuntut Umum sebagai pertimbangan secara formil dan materiil untuk melakukan tuntutan ditinjau dari sudut yuridis dan substansi peristiwanya. 2 Pertimbangan Sosiologis Berdasarkan hasil wawancara dengan Nunung Nuraini, diperoleh informasi bahwa tuntutan yang diajukan terhadap terdakwa paijo berupa pidana penjara selama 8 delapan tahun dikurangi masa tahanan dengan perintah terdakwa tetap ditahan. Adapun pertimbangan sosiologis Jaksa Penuntut Umum dalam mengajukan tuntutan pidana tersebut diperoleh setelah melalui proses persidangan, yang akan diperinci sebagai berikut: Hal-hal yang memberatkan : a Perbuatan terdakwa melanggar norma-norma kesusilaan. b Terdakwa tega memperkosa wanita yang telah lanjut usia. c Terdakwa bermoral bejat dan telah mengganggu ketenangan hidup orang lain. Hal-hal yang meringankan : a Terdakwa mengaku terus terang akan perbuatannya. b Terdakwa menyesali perbuatannya. c Terdakwa belum pernah dihukum. Pertimbangan sosiologis ini meliputi sikap batin, perasaan dan penilaian Jaksa Penuntut Umum terhadap terdakwa di muka persidangan, baik ditinjau dari keadaan psikis maupun keadaan sosiologis korban. commit to user 37 Sehingga dalam melakukan pertimbangan sosiologis ini antara jaksa yang satu dengan jaksa yang lain tidak selalu atau belum tentu sama.

2. Perkosaan di Lingkungan Rumah Tangga UU No. 23 Tahun 2004