b
2
= Besarnya kenaikan penurunan Y dalam satuan, kalau x
2
naik turun satu satuan, sedangkan x
1
dan x
3
konstan.. b
3
= Besarnya kenaikan penurunan Y dalam satuan, kalau x
3
naik turun satu satuan, sedangkan x
1
dan x
2
konstan. Y
= Nialai yang diukurdihitung pada peubah tidak bebas.
a. Pengujian Konsistensi
Data yang diperoleh dari hasil interpretasi pada citra dapat dijadikan peubah untuk menentukan atau menduga potensi tegakan
yang selanjutnya diuji konsistensinya. Pengujian ini dilakukan dengan analisis korelasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan
antar peubah di lapangan dengan di citra. Peubah yang diuji harus sama antara di lapangan dan pada citra. Misalnya C = f Cs dan D = f Ds.
Apabila hasilnya mendekati 100 maka peubah di citra sesuai dengan di lapangan dan itu hasil yang sangat baik yang diharapkan oleh
peneliti. Rumus yang digunakan yaitu menggunakan rumus korelasi yaitu
sebagai berikut :
⎪ ⎪
⎭ ⎪
⎪ ⎬
⎫
⎪ ⎪
⎩ ⎪
⎪ ⎨
⎧ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
⋅ ⎪
⎪ ⎭
⎪ ⎪
⎬ ⎫
⎪ ⎪
⎩ ⎪
⎪ ⎨
⎧ ⎟
⎠ ⎞
⎜ ⎝
⎛ −
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
⎟ ⎠
⎞ ⎜
⎝ ⎛
− =
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
= =
= =
= =
m y
y m
x x
m y
x y
x r
m i
m m
i m
m i
m i
m m
m m
i m
m i
m mi
mi 2
1 1
2 1
2 1
2 1
1
keterangan : r = nilai korelasi x
m
= nilai peubah X dari unit-unit contoh m = jumlah contoh
y
m
= nilai peubah Y dari unit-unit contoh
b. Pengujian Model
Untuk mendapatkan model yang BLUE Best Linear Unbiased Estimator
maka dilakukan pengujian-pengujian sebagai berikut Hasan, 2001:
a Uji linearitas, dilakukan dengan hipotesis :
Pengujian Hipotesis menggunakan uji F. Uji F dimaksudkan untuk menguji apakah secara bersama-sama koefisien regresi
peubah bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap peubah tidak bebas, dengan rumus hipotesis sebagai berikut:
Ho : b
i
= 0, artinya peubah bebas secara simultan tidak dapat menjelaskan peubah tidak bebas.
Ho : b
i
≠ 0, artinya peubah bebas secara simultan dapat menjelaskan peubah tidak bebasnya
Dengan membandingkan F
hitung
F
h
dengan F
tabel
, F
t
pada = 0,05; apabila perhitungan menunjukkan:
a. F
h
F
t
adalah probabilitas kesalahan kurang dari 5 maka Ho ditolak dan H
1
diterima,artinya variasi dari model regresi berhasil menerangkan variasi peubah bebas secara bersama-
sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap peubah tidak bebasnya. Dengan demikian hipotesis pcrtama, kedua dan
ketiga terbukti. b.
F
h
F
t
adalah probabilitas kesalahan kurang dan 5, maka H
O
diterima dan H
1
ditolak, artinya variasi dan model regresi tidak berhasil menerangkan bahwa variasi peubah bebas
secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan lerhadap peubah tidak bebasnya. Dengan demikian
hipotesis pertama, kedua dan ketiga tidak terbukti. Nilai dari F-hitung diperoleh dari kuatrat tengah regresi berbanding
kuadrat tengah galah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6. Sedangkan F-tabel dapat dilihat pada Tabel F
Tabel 6 Analisis ragam regresi Sumber
Keragaman Derajat Bebas
Jumlah Kuatrat
Kuatrat Tengah F-hitung
Regresi p JKR
KTR= JKRp
KTRKTG Galah
n-p-1 JKG
KTG = JKG n-p-1 Total n-1
JKT S
y 2
= JKTN-1 Keterangan :
p =
jumlah peubah n
= jumlah
contoh JKR
= jumlah
kuadrat regresi
JKG =
jumlah kuadrat
galah KKT
= jumlah
kuadrat total
Gambar 10 Skema metode penelitian.
A A.
Karakt
1. Kabu
jenis dilih
platy diban
Adin Berd
Solok ditem
Gam
yang 12.
platy masi
End
Ti n
g g
i ra
ra ‐rat
a m
IV.
teristik Tega
upaten Solok Dari hasil p
s dominan ya at pada G
yclados V.Sl ndingkan d
nandra bor dasarkan dar
k Selatan b mukan berkis
mbar 11 Ti Ka
Sedangkan g ditemukan
Dari Gamb yclados V.Sl
ing-masing dospermum m
22.
‐ 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
40.00
med
Ti n
g g
i ra
ra ‐rat
a m
. HASIL D
akan di Wil
k Selatan pengukuran
ang di temuk ambar 11.
l dan kalat dengan jenis
rneensis K ri strata taju
berada pada sar antara 22
nggi rata-ra abupaten So
diameter po di Kabupat
bar 12 Jenis l mempunya
adalah 60 malaccense
.53 22.71
28.
ang labu
kel
Jenis po
DAN PEM
layah Peneli
di lapangan kan di wilay
Pada Ga Eugenia sp
s lainnya. Kobuski
uk pohon do strata A da
2 m sampai 3
ata pohon lok Selatan.
ohon rata-rat ten Solok S
s kalat E ai diameter p
.69 cm da Muell Arg
.32 29.95
30.
at terap
kera
ohon yang ditemu
MBAHASA
itian
n diperoleh t yah Kabupate
ambar 11 j memiliki ti
Sedangkan memiliki
ominan yang an B, tinggi
37 m.
dominan y ta dari 10 s
Selatan dapat Eugenia sp
paling besar an 49.90 c
mempunyai
.00 31.26
31.
anji damar mera
ukan di Kabupaten
AN
tinggi pohon en Solok Se
jenis borne inggi total p
jenis poho tinggi pali
g berada pad i rata-rata p
yang ditemu epuluh jeni
t dilihat pad dan borne
r dengan nila cm. Sedang
i diameter p
.75 32.17
34.
anti balam kal
n Solok Selatan
n untuk 10 latan dapat
o Shorea aling besar
on medang ing kecil.
da wilayah ohon yang
ukan di is dominan
da Gambar eo Shorea
ai diameter gkan labu
paling kecil
.06 37.47
at borneo
yaitu 28.38 cm. Dari Gambar 12 menunjukkan bahwa diameter pohon yang ditemukan di Kabupaten Solek selatan berkisar antara 28 cm sampai
dengan 60 cm.
Gambar 12 Diameter rata-rata 10 jenis pohon dominan di
Kabupaten Solok Selatan. 2.
Kabupaten Bungo Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan tinggi pohon rata-rata
untuk 10 jenis yang mendominasi di wilayah Kabupaten Bungo dapat dilihat pada Gambar 13. Diliha dari Gambar 13 jenis borneo Shorea
platyclados V.Sl dan meranti Shorea leprosula Miq memiliki tinggi total paling besar dibandingkan dengan jenis lainnya dengan nilai masing-
masing 31.68 m dan 30.87 m. Sedangkan jenis pohon tapus Elateriospermum tapos Bl memiliki tinggi paling kecil yaitu 16.88 m .
Kabupaten Bungo ini memiliki strata tajuk pohon dominan yang lebih lengkap dibandingkan dengan strata tajuk di Solok Selatan. Strata tajuk
yang dimiliki berada pada strata A, B dan C. Pada wilayah ini tinggi pohon yang mendominasi berada pada kisaran 16 m sampai 32 m.
Berdasarkan tinggi rata-rata pohon dominan yang ditemukan di Kabupaten Bungo, jika dibandingkan dengan jenis pohon dominan yang di temukan
di Kabupaten Solok Selatan maka tinggi rata-rata pohon dominan yang ditemukan di Kabupaten Solok Selatan lebih tinggi dibandingkan dengan
Kabupaten Bungo.
28.38 31.26
31.70 31.96 33.49 39.67
40.51 43.43
49.90 60.69
‐ 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
labu damar
kelat medang meranti
terap keranji
balam borneo
kalat
Diameter ra
ta ‐ra
ta c
m
Jenis pohon yang ditemukan di Kabupaten Solok Selatan
Gam
Gam kelat
deng Seda
palin yang
besar deng
wilay poho
Gam
Tinggi ra
ta ‐ra
ta m
5 10
15 20
25 30
35 40
45
Di am
et er
ra ta
‐ra ta
cm
mbar 13 Ti
Ka Diameter po
mbar 14. Pad t Parastemo
gan nilai dia angkan meda
ng kecil yaitu g ditemukan
rnya diamete gan 41 cm,
yah Kabupa on dominan y
mbar 14 Di Bu
16.88
‐ 5.00
10.00 15.00
20.00 25.00
30.00 35.00
tapus
30.42
‐ 5.00
0.00 5.00
0.00 5.00
0.00 5.00
0.00 5.00
medang
nggi rata-ra abupaten Bu
ohon yang d a Gambar 1
on urophyllu ameter masi
ang Adinand u 30.42 cm.
di Kabupate er pohon set
hal ini men aten Bungo
yang di temu
iameter rata- ungo.
18.00 18.09
keranji kelat
Jenis p
31.59 33.60
keranji kelat
Jenis p
ata pohon ungo.
ditemukan di 4 jenis born
um A DC m ing-masing
dra borneen Dilihat dari
en Bungo pa tinggi dada b
nunjukan ba lebih besa
ukan Kabupa
-rata 10 jeni
20.53 21.76
medang balam
pohon yang ditem
33.79 34.61
balam meranti
pohon yang ditem
dominan y i Kabupaten
neo Shorea mempunyai
adalah 40.6 nsis Kobuski
diameter ra ada Gambar
berada pada ahwa besarn
ar dibanding aten Solok S
s pohon dom
26.11 30.08
rambutan hutan
terap
mukan di Kabupate
36.17 36.94
balam terung
tapus
ukan di Kabupate
yang ditem n Bungo disa
a platyclados diameter pa
63 cm dan i mempunya
ata-rata poho 14 menunju
a kisaran 30 nya diameter
gkan dengan Selatan.
minan di Kab
8 30.28
30.8
p balam
terung meran
en Bungo
37.01 40.7
rambutan hutan
tera
en Bungo
mukan di ajikan pada
s V.Sl dan aling besar
40.71 cm. ai diameter
on dominan ukan bahwa
cm sampai r pohon di
n diameter
bupaten
87 31.68
nti borneo
1 41.63
p borneo
B. Perbandingan hasil pengukuran peubah tegakan di lapangan dengan