Perumusan Masalah Kerangka Pemikiran Tujuan Penelitian

satu bagian dari pengujian tersebut adalah membuat model-model penduga tegakan serta kunci-kunci interpretasi. Dalam pembangunan model-model penduga dan kunci interpretasi, perlu dilakukan kegiatan pemeriksaan lapangan. Guna medapatkan data dan informasi tentang kondisi sebenarnya lapangan. Apabila data lapang dan data remote sensing dianalisis, maka akan diperoleh hasil yang dapat digunakan sebagai kunci dalam rangka pelaksanaan kegiatan inventarisasi hutan. Penelitian yang dilakukan oleh Jaya 2006 pada hutan hujan tropika di pulau Kalimantan menunjukan bahwa peubah persen penutupan tajuk C dan diameter tajuk rata-rata D yang diukur pada citra SPOT 5 dapat digunakan untuk membangun model penduga volume tegakan. Model yang dibuat cukup dapat dihandalkan karena mempunyai koefisien determinasi yang cukup tinggi, yaitu pada hutan mangrove 63~71, hutan rawa 55~70 dan hutan lahan kering 51~60. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Jaya 2007 pada hutan hujan tropika di pulau Sulawesi dengan mengunakan citra SPOT 5 hasilnya juga baik untuk peubah persen penutupan tajuk Cs dan diameter tajuk rata-rata Ds yang memiliki nilai koefisien diterminasi 51 ~53 untuk hutan lahan kering. Penelitian ini memanfaatkan citra SPOT 5 sebagai alat dalam menduga potensi tegakan dengan melihat hubungan antara diameter tajuk, persen penutupan tajuk dan jumlah pohon pada citra dengan volume tegakan dilapangan. Disamping itu juga melihat struktur tegakan hutan dengan mengunakan citra SPOT 5 Supermode.

B. Perumusan Masalah

Hutan hujan tropis Indonesia mengalami kerusakan yang disebabkan antara lain oleh perambahan hutan, dan penebangan kayu secara ilegal. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya lahan kosong, lahan kritis, dan lahan rusak di beberapa tempat dari areal hutan yang secara langsung akan menurunkan kualitas dan kuantitas produksinya. Untuk mengetahui keadaan hutan hujan tropis Indonesia yang tersebar di hampir seluruh pulau, dilakukan dengan hanya mengandalkan inventarisasi hutan secara terestis, memerlukan waktu dan biaya besar. Secara terestris tidak dapat dilakukan secara pasti kawasan-kawasan hutan yang sudah tidak produktif lagi, karena tidak seluruh kawasan hutan dapat terjangkau. Kesulitan ini dapat diatasi apabila pelaksanaan inventarisasi hutan dilakukan dengan memakai bantuan citra satelit. Sehubungan dengan permasalahan tersebut perlu diupayakan teknik inventarisasi hutan yang dapat mengetahui secara cepat dan akurat tentang keadaan dan potensi hutan. Salah satu cara yang dapat dipakai untuk keperluan ini adalah dengan mengunakan bantuan citra satelit. Pada penelitian ini citra satelit yang digunakan adalah citra SPOT 5 resolusi 2,5 x 2,5 m, citra SPOT ini digunakan untuk menduga volume tegakan hutan berdasarkan persentase penutupan tajuk dan diameter tajuk. Satelit SPOT Satellite Pour l’Observation de la Terre adalah program satelit penginderaan jauh Perancis. SPOT 5 memiliki beberapa kelebihan antara lain, yaitu: 1 Mengalami pengembangan resolusi, menjadi 2,5 m ~ 5 m ~ 10 m dan merupakan kombinasi citra multi resolusi; 2 Mempunyai akurasi lokasi 50 m tanpa titik kontrol; 3 Cakupan Lahan yang luas, yaitu 60 ~120 km; 4 Standar pengulangan rata-rata 2,5 ~ 3 hari.

C. Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Skema Kerangka pemikiran.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperoleh model penduga potensi dan struktur tegakan menggunakan peubah-peubah tegakan yang terukur pada citra SPOT 5 Supermode .

E. Manfaat Penelitian