II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Struktur Tegakan
Pengertian struktur tegakan dapat berlainan tergantung pada tujuan penggunaan istilah tersebut. Beberapa ahli memberikan arti yang berbeda-
beda. Istilah struktur digunakan untuk menjelaskan sebaran individu tumbuhan dalam lapisan tajuk. Struktur vegetasi didefinisikan sebagai
organisasi dalam ruang dari individu-individu pembentuk tegakan dalam sebuah hutan, kanopi pohon dan tumbuhan herba menempati tingkat yang
berbeda dan dalam hutan tropika akan ditemukan 3 sampai 5 strata. Suhendang 1985, berpendapat bahwa struktur tegakan hutan
merupakan hubungan fungsional antara kerapatan pohon pada berbagai kelas diameternya, apabila dugaan parameter struktur tegakan dan jumlah pohon
secara total dapat diketahui. Selanjutnya digambarkan model struktur tegakan hutan alam hujan tropis dataran rendah di Bengkunat Provinsi Lampung,
berbentuk kurva J terbalik, gambar untuk struktur tegakan ini dapat dilihat pada Gambar 2. Disimpulkan bahwa model terbaik bagi struktur tegakan
untuk semua jenis, jenis komersial dan non komersial dengan sebaran lognormal. Struktur yang terbentuk berdasar dari pola-pola pemanfaatan ruang
oleh tanaman dalam hutan. Pada dasarnya struktur hutan hujan tropika primer di seluruh dunia adalah sama Richards, 1964
Sumber : Davis 1987 dalam Meyer 1943
Gambar 2 Hubungan jumlah pohon dengan kelas diameter.
4 8
12 16
20
15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
Jumlah po
h o
n per
he ktar
Kelas diameter cm
Salah satu ciri hutan yang seringkali ingin diketahui oleh pengelola hutan adalah diameter pohon. Hal ini memberikan kepada pengelola suatu
gambaran tentang kualitas dan macam produk yang ia dapat harapkan, dan secara tidak langsung merupakan suatu petunjuk tentang umur tegakan.
Diameter tajuk merupakan pengukuran foto yang paling dekat hubungan dengan diameter setinggi dada suatu pohon. Diameter tajuk saja dapat
digunakan untuk memperkirakan diameter pohon Paine, 1992, Howard, 1996.
Untuk penelitian dengan mengunakan citra satelit SPOT 5 yang dilakukan oleh Jaya 2007 pada hutan tropis di pulau Sulawesi
menyimpulkan bahwa diamater tajuk pohon rata-rata di lapangan dan pada citra juga menunjukkan hasil yang cukup konsisten dengan koefisien
determinasi 51.15 , dengan bentuk persamaan regresi adalah D = 0.8399 DS -0.076 untuk hutan lahan kering, hubungan antara diameter tajuk pada
citra SPOT 5 Ds dengan diameter tajuk di lapangan D disajikan pada Gambar 3.
Sumber : Jaya 2007
Gambar 3 Hubungan antara diameter tajuk pada citra SPOT 5 Ds dengan diameter tajuk di lapangan D.
D = 0.839Ds - 0.076
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16
D m
Ds m
B. Dimensi Tegakan