commit to user
• Lendutan ijin pada tanah dasar Lendutan maksimal yang dijinkan terjadi pada struktur perkerasan yang berada
diatas subgrade dapat dihitung dengan rumus :
s u
K q
= δ
2.14 dimana
: = lendutan yang diijinkan m
qu = daya dukung tanah ultimit kNm
2
Ks = Modulus reaksi tanah dasar kNm
3
• Tekanan Mengembang Swelling Pressure Tekanan mengembang swelling pressure tanah dasar menyatakan tentang nilai
besaran tekanan pengembangan tanah dasar yang diakibatkan karena sifat ekspansif pada tanah tersebut. Jika tekanan yang terjadi akibat berat struktur
perkerasan lebih besar dari tekanan pengembangan tanah dasarnya maka struktur perkerasan tersebut akan aman dari bahaya potensi pengembangan tanah
dasarnya. Nilai tekanan struktur perkerasan dapat dihitung dengan rumus : A
W P
= 2.15
dimana :
P = Tekanan yang terjadi akibat berat struktur perkerasan W = Berat struktur perkerasan
A = Luas struktur perkerasan yang ditinjau
2.2.3.3 Pemodelan Struktur Perkerasan Dengan SAP-2000
Dalam aspek konfigurasi struktur perkerasan lentur dan perkerasan kaku, parameter yang harus ditentukan adalah geometri perkerasan serta jenis material
setiap lapis perkerasannya. Pada model struktur perkerasan lentur ini, secara umum konfigurasi strukturnya terlihat pada Gambar 2.15.a dan Gambar 15.b berikut, yang
berupa sistem struktur perkerasan banyak lapis multi layer system untuk perkerasan lentur dan struktur perkerasan satu lapis Single layer system untuk
perkerasan kaku.
commit to user
Konfigurasi Struktur
Perkerasan Lentur
dan Perkerasan Kaku tersebut diatas di dalam pemodelan dengan program SAP-2000 direpresentasikan sebagai elemen
SHELL . Elemen SHELL adalah elemen tiga atau empat-node untuk memodelkan
perilaku struktur membran dan pelat-lentur berdasarkan atas persamaan isoparametrik. Untuk setiap elemen dalam struktur Shell, dapat memilih untuk model
membran murni, piring murni, atau perilaku shell penuh. Setiap elemen Shell telah sistem koordinat lokal untuk menentukan sifat bahan dan beban, dan untuk
menafsirkan output. Bergantung pada suhu, sifat material orthotropik yang diizinkan. Gambar 2.15.a Konfigurasi Struktur Perkerasan Lentur
Gambar 2.15.b Konfigurasi Struktur Perkerasan Kaku
commit to user
Struktur yang dapat dimodelkan dengan elemen ini meliputi :
•
Kerangka tiga-dimensi, seperti tank dan kubah
•
Struktur Pelat, seperti pelat lantai, perkerasan kaku dari pelat beton, Perkerasan Lentur
•
Membran struktur, seperti dinding geser Elemen
SHELL mempunyai dua macam bentuk yaitu quadrilateral shell
elemen dan triangular shell elemen seperti ditunjukkan pada Gambar 2.16, berikut ini :
• Segiempat, yang didefinisikan oleh empat sendi, sendi j1,j2, j3, dan j4. • Segitiga, yang ditetapkan tiga sendi yaitu sendi j1, j2, dan j3.
Untuk akurasi terbaik, penggunaan segiempat empat-node dianjurkan. Penggunaan elemen segiempat untuk meshing berbagai geometri dan transisi dapat
dilihat pada Gambar 2.17 berikut ini. Gambar 2.16. Konfigurasi Elemen SHELL
commit to user
Sumber : CSI, 1998
Sifat material yang digunakan Bagian Shell adalah : • Modulus elastisitas,E1, E2, dan E3
• Modulus geser, G12, G13, dan G23 • Poisson rasio, υ12, υ13, dan υ23
• Koefisien ekspansi termal, a1 dan a2 • Massa Jenis, m, untuk komputasi elemen massa
• Berat Jenis, w, untuk komputasi berat sendiri dan beban gravitasi. Gambar 2.17. Geometri dan transisi meshing Elemen SHELL
commit to user
2.2.3.4 Pemodelan Struktur Perkerasan Dengan BISAR 3.0