C. Pentingnya Kepatuhan Perpajakan
Masalah kepatuhan wajib pajak adalah masalah penting di seluruh dunia, baik negara maju maupun di negara berkembang. Karena jika, wajib
pajak tidak patuh maka akan menimbulkan keinginan untuk melakukan tindakan penghindaran, pengelakan, penyelundupan, dan pelalaian pajak.
Yang pada akhirnya tindakan tersebut akan menyebabkan penerimaan pajak negara akan berkurang.
Menurut Sony Devano dan Siti Kurnia Rahayu dalam bukunya Perpajakan tahun 2006 ada beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi
perpajakan suatu negara, pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum perpajakan, pemeriksaan perpajakan, dan tarif pajak.
Kesadaran dan kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan tidak hanya tergantung kepada masalah-masalah teknis saja yang menyangkut
metode pemungutan, tarif pajak, teknis pemeriksaan, penyidikan, penerapan sanksi sebagai perwujudan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan, dan pelayanan kepada wajib pajak selaku pihak pemberi dana bagi Negara dalam hal membayar pajak. Di samping itu juga
tergantung pada kemauan wajib pajak juga, sampai sejauh mana wajib pajak tersebut akan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada sebagian besar rakyat di seluruh negara tidak akan pernah menikmati kewajibannya membayar pajak sehingga memenuhinya tidak ada
yang tanpa menggerutu, sedikit saja yang merasa benar-benar rela dan merasa
ikut bertanggung jawab membiayai pemerintahan suatu negara. Tidak banyak yang merasa bangga sudah membayar pajak dan ikut berpartisipasi dalam
pembiayaan negara. Membayar pajak bukanlah tindakan yang mudah dan sederhana, tetapi
di dalam pelaksanaannya penuh dengan hal yang bersifat emosional. Karena pada dasarnya tidak seorang pun yang menikmati kegiatan membayar pajak
seperti menikmati kegiatan berbelanja. Di samping itu, potensi bertahan untuk tidak membayar pajak sudah menjadi taxpayers behavior.
D. Bagaimana Tingkat Kepatuhan Pajak di Indonesia
Menurut Simon James yang dikutip oleh Gunadi 2005, pengertian kepatuhan pajak adalah wajib pajak mempunyai kesediaan untuk memenuhi
kewajiban pajaknya sesuai dengan aturan yang berlaku tanpa perlu diadakannya pemeriksaan, investigasi seksama, peringatan, atau pun ancaman
dan penerapan sanksi baik hukum maupun administrasi. Dalam Practice Note tentang Compliance Measurement yang
diterbitkan oleh OECD 2001, kepatuhan dibagi menjadi dua kategori, yaitu kepatuhan administratif dan kepatuhan teknis. Kepatuhan administratif
mencakup kepatuhan pelaporan dan kepatuhan prosedural. Sedangkan kepatuhan teknis mencakup kepatuhan dalam perhitungan jumlah pajak yang
akan dibayar oleh wajib pajak.