Bagaimana Tingkat Kepatuhan Pajak di Indonesia

menyetorkan pajak orang lain dan kemudian menyetorkannya kepada negara melalui bank atau kantor pos.

F. Surat Pemberitahuan SPT Tahunan

1. Pengertian SPT Pasal 1 UU NOMOR 28 Tahun 2007 Surat Pemberitahuan Tahunan SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak, objek pajak, dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Surat Pemberitahunan terdiri dari : a. Surat Pemberitahuan Masa SPT Masa yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Masa Pajak. b. Surat Pemberitahuan Tahunan SPT Tahunan yaitu Surat Pemberitahuan untuk suatu Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak. 2. Fungsi SPT a. Bagi Wajib Pajak PPh 1 Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang. 2 Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan atau melalui pemotongan pajak atau pemungutan pajak lain dalam satu tahun pajak atau bagian tahun pajak. 3 Untuk melaporkan pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu masa. b. Bagi Pengusaha Kena Pajak 1 Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah PPN dan PPn BM yang sebenarnya terutang. 2 Untuk melaporkan pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran. 3 Untuk melaporkan pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan olek PKP dan atau melalui pihak dalam satu Masa Pajak. c. Bagi Pemotong atau Pemungut Pajak Untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya. 3. Pengambilan dan Penyampaian SPT a. Pengambilan SPT Surat Pemberitahuan SPT dapat diambil di : 1 Kantor Pelayanan Pajak 2 Kantor Penyuluhan Pajak 3 Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan 4 Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak 5 Kantor Pusat Direktorat Jendral Pajak 6 Melalui sistem computer dengan alamat situs internet atau Homepage Direktorat Jendral Pajak, yaitu http:www.pajak.go.id atau mencetak menggandakan fotocopi sendiri dengan bentuk dan isi yang sama dengan aslinya. b. Penyampaian SPT SPT disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar. Penyampaian SPT bisa langsung atau melalui Kantor Pos dengan Pos tercatat. Tanda bukti dari Kantor Pos dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan SPT, sepanjang SPT tersebut telah lengkap. Penyampaian SPT selain melalui Kantor Pos dapat dilakukan dengan melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktorat Jendral Pajak. Perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1 Berbentuk badan 2 Memiliki izin usaha jasa atau jasa kurir 3 Mempunyai NPWP dan telah dikukuhkan sebagai PKP 4 Bersedia menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jendral Pajak 4. Hal-hal yang berhubungan dengan SPT Ada beberapa hal yang berhubungan dengan Surat Pemberitahuan SPT, antara lain : a. Setiap Wajib Pajak harus mengambil sendiri SPT ke Kantor Pelayanan Pajak KPP atau tempat lain ditentukan oleh Direktorat Jendral Pajak seperti yang tertera pada pengambilan SPT. b. Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dengan benar, jelas, lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, kemudian menandatangani dan menyampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditentukan oleh Direktorat Jendral Pajak. c. Untuk Wajib Pajak Badan. Surat Pemberitahuan harus ditandatangi oleh pengurus atau direksi. d. Apabila Surat Pemberitahuan yang mengisi dab menandatangani orang lain bukan Wajib Pajak, harus melampirkan surat kuasa khusus. e. Surat Pemberitahuan Wajib dilengkapi dengan lampiran yang ditentukan menurut perundang-undangan perpajakan yang berlaku, termasuk neraca dan perhitungan rugi laba bagi Wajib Pajak yang wajib melakukan pembukuan. f. Setelah Surat Pemberitahuan tersebut telah diisi lengkap beserta lampiran-lampirannya, diserahkan kembali ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan dengan tanda bukti penerimaan. Jika SPT disampaikan tidak lengkap, dianggap SPT tidak disampaikan. g. Kalau dikirim melalui Pos, harus tercatat dan bukti tercatat tersebut adalah bukti penerimaan. h. Angsuran PPh Pasal 25 nihil, tetap wajib menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25. 5. Pelaporan Surat Pemberitahuan SPT a. Tempat Pemasukan SPT Pasal 3 UU Nomor 28 Tahun 2007 Surat Pemberitahuan disampaikan ke Kantor Direktorat Jendral Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat, dan tanda bukti serta tanggal pengiriman dianggap sebagai tanda bukti dan tanggal penerimaan SPT. b. Batas Waktu Penyampaian SPT Pasal 3 UU Nomor 28 Tahun 2007 1 Untuk SPT Masa 2 Untuk SPT Tahunan