Struktur Organisasi GAMBARAN UMUM

Tax patent duty yang berlaku di Indonesia adalah pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diperoleh dari usaha. Pajak tersebut dikenakan terhadap pendapatan yang diperoleh dari kegiatan pertanian, manufaktur, kerajinan tangan, atau kegiatan industry di Hindia Belanda. Memiliki tarif proporsional, yakni 2 dari penghasilan. Penghasilan minimum tidak disebutkan dan biaya pengeluaran dari rumah tangga atau pengeluaran pribadi tidak termasuk dalam perhitungan yang dikenakan pajak. Menurut Widi Widodo 2010:104 Pajak penghasilan untuk pertama kali dipungut di Indonesia berdasarkan Ordonansi Pendapatan 1908 yang kemudian ordonansi ini diganti dengan Ordonansi Pajak Pendapatan 1920.

2. Tahun 1920

Menurut Mansury 1996 Ordonansi Pajak Pendapatan 1920 merupakan undang-undang pajak yang memberlakukan pengenaan pajak yang sama tanpa melihat asal usul keturunan dan pada masa itu pula pajak kekayaan mulai dikenakan. Pada tahun 1921 Ordonansi PPd 1920 diperbaharui menjadi The Reseived Ordinance on the Income Tax of 1920. Menurut Ordonansi ini pengertian penghasilan adalah jumlah keseluruan yang diterima baik dalam bentuk uang atau yang dapat dinilai dengan uang yang diperoleh dari barang- barang bergerak atau tidak bergerak, atau dari kegiatan perdagangan atau pekerjaan keilmuan atau pekerjaan lain, baik yang dikerjakan sekali-sekali atau secara kontinu; kegiatan kantor perusahaan, pelayanan dan dari keuntungan lain yang diperoleh setelah dikurangi ongkos-ongkos pengeluaran. Tobias Soebekti dalam bukunya Widi Widodo 2010:104 menjelaskan mengenai prinsip-prinsip Undang Undang Pajak Pendapatan adalah : a. Pajak ditetapkan pada perseorangan, Badan, pemegang saham, kerja sama perdagangan, dan badan hukum lainnya termasuk perusahaan asing yang berkegiatan di Indonesia. b. Penilaian pajak tahunan dihitung menurut system fiktif. Penghasilan secara total yang diperoleh dari berbagai sumber sejak tanggal 1 Januari setiap tahun digunakan sebagai jumlah penghasilan regular. Peningkatan atau penurunan pendapatan selama tahun takwin tidak disajikan sebagai patokan. c. Penghasilan wanita menikah disatukan dengan penghasilan suaminya, kecuali dimana pasangan tersebut tinggal secara terpisah atau mengatur kekayaan terpisah. Gunawan Wibisono dalam bukunya Widi Widodo 2010:105 menjelaskan bahwa untuk pertama kalinya pajak atas penghasilan di Indonesia pada tahun 1878 dengan nama Patentrecht, Ordonansi Pajak Pendapatan 1908 berlaku terhadap golongan penduduk Eropa dan orang-orang yang disamakan dengan orang Eropa, demikian pula terhadap badan-badan usaha yang dimilikinya. Sedangkan untuk orang pribumi dan lainnya terkena pajak lebih sederhana seperti Landrence dan Landrent, dan hoofdelijke Belasting. Setelah kejadian Perang Dunia I menyebabkan pelaksanaan atas inifikasi di bidang perpajakan diganti yang hanya berlaku untuk golongan penduduk tertentu termasuk bagi orang maupun Badan. Mansury dalam bukunya Widi Widodo mengungkapkan bahwa pada tahun 1925 ditetapkan peraturan perundang-undangan Corporation Tax Ordinance of 1925 Ordonansi Pajak Perseroan PPS 1925 yang berlaku hingga tahun 1983. Berlakunya peraturan perundang-undangan tersebut yang dimana subjek adalah badan hukum, yaitu PT, CV, atas saham, objeknya adalah laba bersih. Ordonansi dikeluarkan dengan tujuan guna penanaman modal asing di Indonesia.

3. Tahun 1932-1983

Ordonansi Pajak Pendapatan 1944 ini semula bernama Pajak Perang. Namun sejak 1 Januari 1946 di ubah menjadi Pajak Peralihan. Yang kemudian dengan Undang Undang No.21 Tahun 1957 nama ordonansi tersebut dengan resmi menjadi Ordonansi Pajak Pendapatan 1944. Widi Widodo 2010:106 mengemukakan bentuk asli ordonansi Pajak Pendapatan disiapkan di Australia oleh pemerintah Hindia Belanda dalam pelarian, sewaktu Indonesia di duduki Jepang. Orang Pribadi dan Badan ditetapkan sebagai subjek penghasilan, sedangkan Objek Pajaknya adalah penghasilan bersih dan tidak jarang ketentuan-ketentuan yang terdapat pada Pajak Pendapatan 1932 masi digunakan karena banyaknya persoalan yang tidak tercakup, khususnya yang menyangkut hal-hal yang tidak diatur dalam Ordonansi Pajak Pendapatan 1944.

4. Tahun 1984

Pada tanggal 31 Desember 1983 Undang-Undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan PPh yang disahkan, dan berlaku tanggal 1 Januari 1984. Kemudian dilakukan perubahan atas Undang-Undang No. 7 Tahun 1983, yaitu dengan disahkannya Undang-Undang No.7 1991 tentang Pajak Penghasilan. Tahun 1984 telah lahir pula Undang-Undang No. 10 Tahun 1994 tentang Perubahan atas Undang-Undang No.7 Tahun 1983 tentang PPh sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 7 Tahun 1991. Terakhir diubah lagi dengan Undang-Undang No. 17 Tahun 2000 yang mulai berlaku tanggal 1Januari 2001. Sejalan perkembangan dunia usaha dan perekonomian dunia internasional, pemerintah sekali lagi melakukan reformasi pajak atas Undang Undang No. 7 Tahun 1983 tentang PPh dengan mengesahkan Undang Undang No. 36 Tahun 2008 tentang PPh yang merupakan perubahan ketiga atas Undang Undang No. 7 Tahun 1983 tentang PPh. Sebelum terbitnya Undang Undang No. 36 Tahun 2008, telah pula dilakukan perubahan terhadap Undang Undang No. 16 tahun 2000 yang merupakan perubahan ketiga atas Undang Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umun dan Tata Cara