Pada penelitian juga ditambahkan pengawet yaitu metil paraben sebanyak 0,2 ke dalam filtrat perasan wortel untuk menjaga kestabilan filtrat
sebelum dimasukkan ke dalam gel. Hal ini disebabkan karena filtrat yang digunakan mengandung banyak air yang merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan mikrobia. Namun pada sediaan gel tidak ditambahkan pengawet lagi karena humektan yang digunakan gliserol dan propilenglikol dapat berfungsi
sebagai pengawet Anonim, 1983; Ansel, 1989.
D. Prediksi Nilai SPF Beta Karoten dalam Filtrat Perasan Wortel Daucus carota, Linn.
Dalam pembuatan sediaan gel UV protection dilakukan pengukuran nilai Sun Protecting Factor
SPF beta karoten dalam filtrat perasan wortel. Hasil pengukuran SPF ini merupakan data pendukung untuk mengetahui kemampuan
senyawa aktif tersebut dalam menangkal radiasi UV. Beta karoten dalam filtrat diukur serapannya pada panjang gelombang 365
nm dan ditentukan nilai SPF-nya menurut Walters 1997 menggunakan persamaan
= SPF
1 log
- A
10
SPF log
10
= . Pemilihan panjang gelombang yang
digunakan ini disesuaikan dengan instrumen spektrofotometer UV-GENESIS 10 yang hanya dapat mengukur pada panjang gelombang tersebut. Pelarut yang
digunakan untuk scanning adalah kloroform, dimana beta karoten larut dalam pelarut tersebut Anonim, 1989. Selain itu UV cut off kloroform terletak pada
250 nm jauh dibawah serapan beta karoten sehingga tidak mengganggu serapan dari beta karoten.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pelarut yang digunakan untuk scanning ini berbeda dengan pelarut yang digunakan untuk penetapan kadar aseton:heksan = 1:9, namun karena beta
karoten dalam filtrat tidak larut jenuh di dalam kedua macam pelarut tersebut, maka tidak terjadi perbedaan serapan yang dihasilkan dari kedua macam pelarut
tersebut.
Gambar 7. Hasil scanning larutan baku beta karoten pada UV 365 nm
Gambar 8. Hasil scanning filtrat perasan wortel pada UV 365 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari hasil scanning larutan baku beta karoten dan filtrat perasan wortel pada UV 365 nm diatas, diketahui bahwa beta karoten memiliki serapan pada
range panjang gelombang UV A 320-400 nm dan range panjang gelombang UV
B 290-320 nm. Serapan yang dihasilkan disebabkan karena beta karoten memiliki gugus kromofor ikatan rangkap terkonjugasi yang dapat menyerap
sinar UV dengan panjang gelombang tersebut. Dari uraian di atas maka beta karoten memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai produk sunscreen.
Tabel VII. Serapan dan SPF beta karoten dalam filtrat perasan wortel
Serapan A SPF
Replikasi Replikasi
Jumlah beta karoten dalam
200 g gel 1 2 3 1 2 3
SPF rata-rata
0,28889 mg 0,080 0,029 0,032 1,2023
1,0691 1,0765
1,1159
Filtrat perasan wortel sebanyak 7 g dengan jumlah beta karoten 0,28889 mg dalam 200 g sediaan gel tersebut bila diukur serapannya pada panjang
gelombang 365 nm memberi nilai SPF sebesar 1,1159. Nilai SPF dalam sediaan gel yang kecil ini kurang dari 2 bila dibandingkan dengan kategori produk UV
protection menurut Harry 1982 menandakan gel yang dibuat memiliki daya
proteksi yang kecil terhadap sinar UV, walaupun demikian gel ini dapat berfungsi sebagai UV protection. Beta karoten sendiri diketahui memiliki aktivitas
fotoprotektif yang berkaitan dengan kemampuannya sebagai antioksidan, yaitu mampu menginaktifkan sensisitasi tingkat triplet dan bereaksi dengan singlet
oksigen serta menginaktifkannya Thiele et al., 2000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Uji Sifat Fisis dan Stabilitas Gel