Daya Sebar Metode Simplex Lattice Design

Propilenglikol merupakan cairan dengan rasa khas yang jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan higroskopis. Dapat bercampur dengan air, aseton, alkohol, dan kloroform. Larut dalam eter, kurang larut dalam minyak Boyland, 1986. Rumus molekul propilenglikol adalah C 3 H 8 O 2 . H 2 C OH C H OH CH 3 Gambar 4. Struktur propilenglikol Anonim, 1995 Propilenglikol digunakan sebagai humektan, pelarut, dan plasticizer. Dapat pula sebagai desinfektan, penstabil vitamin, dan kosolven larut air Boyland, 1986. Fungsi propilenglikol sebagai pengawet yaitu pada konsentrasi 15-30 Anonim, 1983. Propilenglikol merupakan bahan yang tidak berbahaya dan aman digunakan pada produk kosmetik dengan dengan konsentrasi lebih dari 50 Loden, 2001.

G. Daya Sebar

Daya sebar berhubungan dengan sudut kontak tiap tetes cairan atau preparasi semisolid yang berhubungan langsung dengan koefisien friksi. Faktor yang mempengaruhi daya sebar adalah formulanya kaku atau tidak, kecepatan dan lama tekanan yang menghasilkan kelengketan, serta temperatur pada tempat aksi. Kecepatan penyebaran bergantung pada viskositas formula, kecepatan evaporasi pelarut dan kecepatan peningkatan viskositas karena evaporasi Garg, A., Aggarwal, D., Garg, S., dan Singla, A.K., 2002. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI The parallel-plate method merupakan metode yang paling sering digunakan dalam menentukan dan mengukur daya sebar sediaan semisolid. Metode ini adalah mudah dan relatif murah. Adapun kelemahan metode ini yaitu kurang presisi, kurang sensitif, dan perlu interpretasi data Garg et al., 2002.

H. Viskositas

Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi viskositas maka semakin besar pula tahanannya Martin dan Bustamante, 1993. Viskositas, elastisitas dan rheologi merupakan karakteristik formulasi yang penting dalam produk akhir sediaan semisolid. Peningkatan viskositas akan menurunkan daya sebar Garg et al., 2002. Dalam penyimpanannya, gel dapat berupa tiksotropik, membentuk semi padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan Anonim, 1995. Tiksotropik merupakan suatu pemulihan yang isotermis dan lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya karena shearing Martin dan Bustamante, 1993.

I. Stabilitas

Beberapa faktor yang bertanggung jawab terhadap pergeseran viskositas adalah perubahan agen pembentuk viskositas atau interaksi dengan sistem pada kondisi istirahat. Hasil depolimerisasi akan menurunkan rata-rata berat molekul sehingga akan menurunkan viskositas. Pada umumnya, viskositas akan mencapai nilai plateau setelah satu atau dua minggu. Gel akan menunjukkan pergeseran PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI viskositas yang kecil pada variasi temperatur penyimpanan yang normal. Zatz et al ., 1996. Hidrogel harus diberi preservative untuk menghindari pertumbuhan mikroba Buchmann, 2001.

J. Metode Simplex Lattice Design

Dalam mendesain produk terbaik, bila dilakukan secara trial and error akan menghabiskan banyak waktu, biaya, dan belum terjamin keberhasilannya. Untuk mengatasi masalah tersebut, dirancang suatu desain eksperimental yang dikombinasikan dengan metode optimasi Bolton, 1997. Metode Simplex Lattice Design adalah metode optimasi untuk mengetahui sifat-sifat fisik dari dua campuran atau lebih. Metode ini juga dapat memprediksi sifat-sifat campuran tersebut pada semua perbandingan dan mengestimasi respon yang dihasilkan Bolton, 1997. Persamaan umum untuk Simplex Lattice Design dengan dua variabel bebas adalah sebagai berikut : Y = B 1 A + B 2 B + B 12 AB Keterangan : Y = respon atau hasil penelitian A = kadar proporsi komponen A B = kadar proporsi komponen B B 1 , B 2 , B 12 = koefisien yang dihitung dari pengamatan penelitian Koefisien B 1 , B 2 , dan B 12 dapat dihitung dari asal percobaannya Bolton, 1997. Sistem solven dua komponen komponen A dan B untuk mengoptimasi dengan pendekatan Simplex Lattice Design diilustrasikan sebagai berikut : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5 10 15 20 25 30 35 20 40 60 80 100 120 100 B S o lubility mgm l Gambar 5. Grafik Simplex Lattice Design 2 komponen Bolton, 1997 Dari gambar diketahui Y adalah respon pada contoh ini yaitu kelarutan, A dan B adalah konsentrasi proporsi dari A dan B. Koefisien B 1 , B 2 , B 12 dihitung dari pengamatan. Respon dapat diperhitungkan dari semua kombinasi A dan B, dimana A + B = 1,0 100 . Proporsi dari tiap komponen biasanya diindikasikan dalam bentuk desimal, daripada dalam bentuk persen. Koefisien dapat dihitung sebagai berikut: B 1 = respon pada A sama dengan 1,0 100 = 10 B 2 = respon pada B sama dengan 1,0 100 = 15 B 12 = 4 respon pada 0,5-0,5 campuran dari A-B – jumlah dari respon pada A = 1,0 dan B = 1,00 B 12 = 4 20 – 2 10+15 = 30 Maka persamaan responnya yaitu : Y = 10A + 15B + 30AB Bolton, 1997. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

K. Keterangan Empiris