Tabel I. Kategori proteksi produk UV protection berdasarkan nilai SPF
Harry, 1982 SPF Kategori
proteksi Keterangan
2-3 minimal
Daya proteksi
paling kecil,
tidak mencegah
suntanning. 4-5 moderat Proteksi sunburning moderat, mencegah sedikit
suntanning. 6-7
ekstra Proteksi sunburning ekstra, membatasi suntanning. 8-14 maksimal Proteksi sunburning maksimal, sedikit
suntanning tidak sama sekali.
≥ 15
ultra Proteksi sunburning paling baik, meniadakan
suntanning .
B. Wortel
Wortel termasuk dalam familia Apiaceae Umbelliferae. Merupakan tanaman semak semusim, tinggi kurang lebih 1 meter, batang tegak, berbulu,
warna hijau. Daun majemuk, menyirip, berselang, bentuk lonjong, tepi bertoreh, ujung runcing, pangkal berlekuk, warna hijau. Perbungaan bentuk bintang, warna
putih. Buah buni, lonjong, warna coklat. Biji lonjong, warna putih Soedibyo, 1988. Akarnya tunggang, membentuk umbi berwarna oranye Hutapea, 1933.
Kandungan kimia dari setiap 100 g umbi wortel yaitu 42 kalori; 1,2 g protein; 0,3 g lemak; 9,3 g karbohidrat; 39 mg kalsium, 37 mg fosfor; 0,3 mg zat
besi; 0,06 mg vitamin A; 0,06 mg vitamin B; 6 mg vitamin C; dan 88,2 g air Rukmana, 1995. Wortel paling banyak mengandung beta karoten, rata-rata
12.000 IU. Kandungan beta karoten ini berfungsi sebagai antioksidan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjaga kesehatan dan menghambat proses penuaan. Selain itu beta karoten dapat mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker Dalimartha, 2000.
Manfaat wortel dalam kesehatan adalah mengatasi gangguan kulit, membantu pencernaan, sebagai antioksidan dan anti kanker, menurunkan kadar
kolesterol, tekanan darah tinggi, dan rabun senja Bangun, 2004. Penggunaan wortel dalam kosmetik yaitu menstimulasi produksi sebum, meningkatkan
formasi jaringan kulit, digunakan untuk kulit kering, menyamarkan noda hitam, luka, dan jerawat Fridd, 1992.
C. Beta Karoten
Gambar 1. Struktur beta karoten Anonim, 1989
Karotenoid adalah pigmen warna yang memberikan warna merah, oranye, kuning, dan hijau pada sayuran dan buah. Beta karoten larut dalam
benzen, kloroform; cukup larut di eter, petroleum eter dan sangat sedikit larut di metanol dan etanol Anonim, 1989. Kelarutan beta karoten pada larutan aqueous
sangat kurang baik, namun kelarutan tersebut dapat diubah dengan keberadaan substansi lain yang bersifat polar Young dan Lowe, 2001. Absorbansi
maksimum beta karoten dengan pelarut kloroform yaitu pada 446 nm Anonim,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1989. Sedangkan menurut Anonim 1995a, absorbansi maksimum beta karoten terjadi pada panjang gelombang 436 nm.
Beta karoten memiliki aktivitas fotoprotektif yang berkaitan dengan kemampuannya sebagai antioksidan, yaitu mampu menginaktifkan sensisitasi
tingkat triplet serta bereaksi dan menginaktifkan singlet oksigen Thiele et al., 2000. Young dan Lowe 2001 menyebutkan bahwa beta karoten dapat berfungsi
sebagai antioksidan in vivo, dimana studi epidemiologi menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi makanan yang kaya akan beta karoten dapat mengurangi
resiko kanker paru-paru dan beberapa kanker lainnya. Keefektifan beta karoten sebagai antioksidan juga bergantung pada interaksinya dengan koantioksidan lain,
khususnya vitamin C dan vitamin E.
D. Spektrofotometri UV-Visible