15 komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang
smp. Semua nilai arus lalu lintas per arah dan total diubah menjadi satuan mobil penumpang smp dengan menggunakan ekivalen mobil penumpang emp
yang diturunkan secara empiris. Tipe-tipe kendaraan yaitu sebagai berikut: 1.
Kendaraan Tak Bermotor un motorized KTB kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia atau hewan termasuk sepeda,
becak, kereta kuda dan kereta dorong atau gerobak. 2.
Sepeda Motor motor cycle SM kendaraan bermotor beroda dua atau tiga termasuk sepeda motor dan yang beroda tiga
3. Kendaraan Ringan light vehicle KR kendaraan bermotor dua as
beroda empat dengan jarak as 2,0 – 3,0 m termasuk mobil
penumpang, mini bus, pick up, opelet, mikrobis, dan truck kecil. 4.
Kendaraan Beratheavy vehicle KB kendaraan bermotor dengan jarak as lebih dari 3,50m, biasanya beroda lebih dari 4 termasuk
bus dan truk 2 as, truck 3 as dan truck kombinasi. Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukan sebagai kejadian terpisah
dalam faktor penyesuaian hambatan samping. Nilai ekivalensi mobil penumpang ditampilkan pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5 emp untuk jalan perkotaan tak terbagi Tipe Jalan :
Arus Lalu Lintas emp
Jalan Tak Terbagi Total Dua Arah
HV MC
kendjam Lebar Jalur Lalu Lintas
Wc m ≤ 6
6 Dua lajur tak terbagi
0 - 1800 1.3
0.5 0.4
22 UD ≥ 1800
1.2 0.35
0.25 Empat lajur tak terbagi
0 - 3700 1.3
0.4 42 UD
≥ 3700 1.2
0.25
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum 1997
16
2.9 Hambatan Samping
Hambatan samping adalah hal yang berada di samping segmen jalan yang berdampak pada kinerja lalu lintas seperti pejalan kaki dengan bobot = 0,5,
kendaraan umum atau kendaraan lain berhenti dengan bobot = 1,0, kendaraan masuk atau keluar sisi jalan dengan bobot = 0,7, dan kendaraan lambat dengan
bobot = 0,4. Untuk menentukan kelas hambatan samping maka data masing- masing kejadian dikalikan dengan masing-masing faktor bobotnya, kemudian
jumlah semua kejadian berbobot untuk mendapatkan frekuensi berbobot kejadian. Selanjutnya dengan menggunakan Tabel 2.6 maka akan didapat kelas hambatan
samping pada ruas jalan pada daerah studi. Tabel 2.6 kelas hambatan samping untuk jalan perkotaan
Kelas Hambatan Samping SFC
Kode Jumlah Berbobot Kejadian
Per 200 m Per Jam Dua Sisi
Kondisi Khusus
Sangat Rendah VL
100 Daerah pemukiman
; Jalan samping tersedia.
Rendah L
100 – 299
Daerah pemukiman;
Beberapa angkutan umum dsb.
Sedang M
300 – 499
Daerah industri; Beberrapa took sisi
jalan. Tinggi
H 500
– 899 Daerah komersil;
aktivitas sisi jalan tinggi.
Sangat Tinggi VH
900 Daerah komersil;
aktivitas pasar sisi jalan.
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum 1997
17
2.10 Kinerja Ruas Jalan
Kinerja ruas jalan merupakan ukuran kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional dari fasilitas lalu lintas seperti yang dinilai oleh Bina Marga
Departemen P.U tahun 1997. Berikut ini adalah parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan kinerja ruas jalan. Kinerja ruas jalan terdiri dari
volume lalu lintas, kapasitas, kecepatan, derajat kejenuhan dan tingkat pelayanan.
2.10.1 Volume Lalu Lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu penampang pada ruas jalan tertentu pada periode waktu yang telah ditentukan.
biasanya jumlah kendaraan ini dikelompokan berdasarkan masing-masing jenis kendaraan yaitu kendaraan ringan LV, kendaraan berat HV, sepeda motor
MC dan kendaraan tak bermotor UM, Departemen P.U, 1997. 1.
Kendaraan ringan LV meliputi mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick up, dan truck kecil.
2. Kendaraan berat HV meliputi truck besar dan bus besar dengan 2
gandar dan truck besar dan bus besar dengan 3 gandar atau lebih. 3.
Sepeda motor MC 4.
Kendaraan tak bermotor UM meliputi gerobak, sepeda, sepeda barang.
2.10.2 Kapasitas C
Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung
arus atau volume lalu lintas yang ideal
dalam satuan waktu tertentu. Kapasitas
merupakan arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan waktu pada kondisi tertentu. Untuk jalan dua-lajur dua-arah, kapasitas
ditentukan untuk arus dua arah kombinasi dua arah, tetapi untuk jalan dengan banyak lajur, arus dipisahkan per arah dan kapasitas ditentukan per lajur. Nilai
kapasitas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan selama memungkinkan. Karena lokasi yang mempunyai arus mendekati kapasitas segmen
jalan sedikit sebagaimana terlihat dari kapasitas simpang sepanjang jalan, kapasitas juga telah diperkirakan dari analisis kondisi iringan lalu lintas, dan
secara teoritis dengan mengasumsikan hubungan matematika antara kerapatan,