48 Frater yunior berusaha sebaik mungkin untuk mengerjakan setiap
tugas yang diberikan oleh pemimpin dengan sungguh-sungguh, sebab untuk melihat kematangan setiap frater yunior, dapat
diamati lewat setiap pekrjaan yang diberikan apakah dilakuakn dengan sepenuh hati. Sebab karier adalah tugas atau
tanggungjawab yang dipercayakan kepada setiap frater yunior sebagai bukti pertanggungjawaban atas tugas panggilannya. Oleh
sebab itu setiap frater yunior diharapkan memaknai setiap tugas yang diberikan, sebab jika dapat melakukan tugas yang sedikit
akan ditambahkan lagi yang lebih sebagai ujud keprcayaan. e. Upaya yang dilakukan frater yunior untuk memaknai karier
sebagai salah satu bentuk partisipasi mengembangkan kongregasi. Setiap karya frater CMM di provinsi Indonesia, mengharapkan
frater-frater mampu berkarya dengan sepenuh hati, segenap tenaga dan total. Harapan dari kongregasi inilah yang membuat setiap
frater yunior untuk terus berpacu dalam berkarya, maka ketika seorang frater berkarya dengan tekun sesuai harapan kongregasi,
secara langsung telah ikut ambil bagian dalam mengembangkan kongregasi. Oleh sebab itu dalam konstitusi frater CMM
diharapkan agar setao frater CMM dalam karya harus memiliki semagat yang berasaskan pada injil.
49 Dengan demikian, frater yunior adalah anggota frater dari
kongregasi Frater CMM yang turut memberikan diri total untuk ikut ambil bagian dalam pengembangan karya kongregasi.
4. Koding Dan Langkah Pengolahan Data
Koding dimaksudkan
untuk dapat
mengorganisasi dan
mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari dalam
penelitian. Kata-kata yang diklasifikasikan dalam satu kategori diasumsikan memiliki makna yang sama. Kategori tersebut
mencerminkan “hal” yang hendak diungkapkan oleh peneliti. Intinya prosedur pengkodean atau klasifikasi ini harus konsisten reliable
dan akurat valid. Langkah-langkah koding sebagai berikut: a. Langkah pertama
Peneliti menyusun transkip verbatim kata demi kata atau catatan lapangan
b. Langkah kedua peneliti secara urut dan kontinyu melkukan penomoran pada tiap pertanyaan dan jawaban wawancara dalam
transkip verbatim atau catatan lapangan. c. Langkah ketiga
Pengkodean merupakan proses penguraian data, pengkonsepan, dan penyusunan kembali dengan cara baru. Hal ini merupakan
proses utama penyusunan teori dari data, Strauss dan Robin, 2007. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
50 pengkodean data Miles dan Huberman, 1994. Peneliti memberi
nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Kode yang dipilih adalah kode yang dianggap paling mudah dan
dianggap paling cocok mewakili berkas tersebut. Koding adalah proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh.
Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data
dapat memunculkan dengan lengkap gambaran tentang topik yang dipelajari. Semua peneliti kualitatif menganggap tahap koding
sebagai yang penting, meskipun peneliti yang satu dengan peneliti yang lain memberikan usulan prosedur yang tidak sepenuhnya.
Pada akhirnya, penelitilah yang berhak dan bertanggung jawab memilih cara koding yang dianggapnya paling efektif bagi data
yang diperolehnya Poerwandari, 2007.
5. Teknik Analisis Data
Miles dan Hubert menjelaskan bahwa dalam penelitian dalam penelitian kualitatif datanya berupa kata-kata 1992:15. Data tersebut
dikumpulkan lewat wawancara mendalam dan observasi, kemudian data tersebut dianalisis dan terdiri dari tiga alur kegiatan:
a. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang mundul dari catatan-catatan lapangan.
51 b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan penyajian sekumpulan informasi tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data berupa teks
naratif dari hasil wawancara. c. Menarik kesimpulan verifikasi data yang sudah teruji.