Kesiapan berkarya bagi Frater Yunior (studi fenomenologi pada 8 Frater Yunior CMM Provinsi Indonesia, tahun pelajaran 2015/2016).

(1)

KESIAPAN BERKARYA BAGI FRATER YUNIOR

(Studi Fenomenologi pada 8 Frater Yunior CMM Provinsi Indonesia, Tahun Pelajaran 2015/2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

:

Dionisius Kayus Abi NIM: 121114060

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Kongregasi Frater Santa Perawan Maria Bunda Yang Berbelaskasih, Konfraters komunitas Mgr. Zwijsen Yogyakarta,

Bapak, Mama, Kakak, Adik, teman-teman seangkatan, sahabat kenalan dan semua yang telah berperan dalam hidupku


(5)

MOTTO

“Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya,kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari surga”


(6)

(7)

(8)

ABSTRAK

KESIAPAN BERKARYA BAGI FRATER YUNIOR

(Studi Fenomenologi Pada 8 Frater Yunior CMM Provinsi Indonesia, Tahun Pelajaran 2015/2016)

Dionisius Kayus Abi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kesiapan berkarya bagi frater yunior, mengetahui bagaimana mengatasi permasalahan yang dialami oleh delapan subyek pada kesiapan berkarya, sehingga dalam tugas perutusan frater yunior berusaha untuk bertahan dalam panggilan hidup membiara.

Penelitian ini termasuk penelitian fenomenologi dengan pendekatan survey. Instrument penelitian berupa pedoman wawancara, dengan melibatkan 8 subyek (frater yunior) untuk melihat latar belakang kesiapan berkarya. Hasil penelitian telah ditemukan upaya-upaya frater yunior untuk meningkatkan kesiapan diri dalam berkarya, diantaranya: pertama, Frater yunior telah berupaya unuk mematangkan kesiapan karier ketika memperoleh tugas perutusan di tempat karya, hal demikian telah teridentifikasi jelas bahwa walaupun pada awal karier mengalami banyak kesulitan, namun selalu ada usaha untuk berjuang dalam mengembangkan karya yang dipercayakan kepada setiap frater. Kedua, Faktor-faktor yang sebetulnya mempengaruhi kesiapan karier bagi frater yunior, misalnya keraguan, kurang percaya diri, tidak memiliki pengalaman kerja sebelumnya, namun ketika berada di tempat karya, frater yunior berusaha sedemikian untuk terus berjuang dalam mematangkan kesiapan karier terutama tugas yang di emban di tempat karya. Ketiga, Upaya yang diperjuangkan oleh frater yunior dalam karier adalah berusaha untuk bekerja keras demi tugas mulia yang di emban sebagai wujud pertanggungjawaban atas panggilannya. Empat, Frater yunior mampu untuk memaknai karier, sebagai tugas pelayanannya yang dipercayakan untuk pengabdian diri sebagai kaum selibat yang siap untuk melayani dengan spontan dan nyata. Lima, Usaha yang dilakukan oleh frater yunior adalah bekerja dengan total sebagai wujud cintanya kepada kongregasi, sekaligus hadir sebagai anggota yang siap dan turut melayani sesama manusia sebagai bentuk partisipasi dalam mengembangkan Kongregasi Frater CMM.


(9)

ABSTRACT

JUNIOR FRATERS’ READINESS TO SERVE

(Phenomenology Study on 8 Junior Fraters at CMM Province Indonesia, Class of 2015/2016)

Dionisius Kayus Abi

Sanata Dharma University Yogyakarta 2017

This research was aimed at finding junior Fraters’ readiness to serve, and how those 8 Fraters dealt with problems related to the readiness to work, so in their service in society they will remain in monastic life.

This research was a phenomenology research with a survey approach. The research instrument was interview guidance, involving 8 subjects (junior Fraters) to see the background of the readiness to serve. The research found efforts of junior Fraters to increase the readiness to serve i.e.: first, junior Fraters had attempted to stabilize career readiness when receiving assignments to serve in society, which had been well-identified that despite the difficulties at the beginning of a career, there were always efforts to fight for the service development entrusted to each Frater. Second, having factors influencing the readiness of junior Fraters like doubts, lack of self-confidence, no work experience, they, when in society, tried so hard to fight to stabilize career readiness, especially the assignments entrusted to them in society. Third, the effort fought for by junior Fraters in career was try to work hard for the noble assignment entrusted as a manifestation of responsibility of their life call. Fourth, junior Fraters were able to find meanings in the career as their service assignment entrusted to devote themselves as celibates who were ready to serve spontaneously and factually. Fifth, he effort carried out by junior Fraters was work totally as a manifestation of their love to congregation, as well as be present as a ready member and take part to serve human beings as a participation in developing CMM Frater Congregation.


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur berlimpah kepada Allah Bapa, Allah Putera, Allah Roh Kudus karena kasih dan penyertaan-Nya sejak awal penulisan hingga penyelesaiaan skripsi dengan judul KESIAPAN BERKARYA BAGI FRATER YUNIOR (STUDI FENOMENOLOGI PADA 8 FRATER YUNIOR CMM PROVINSI INDONESIA, TAHUN PELAJARAN 2015/2016). Maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan sumbangan pemikiran dan wawasan kepada seluruh anggota khusunya para frater yunior yang mempersiapkan diri untuk berkarya agar menghayati Spiritualitas Persaudaraan Berbelaskasih dalam menjalankan karya perutusan masing-masing. Selain itu skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan ini, penulisan mendapat peneguhan, bantuan dan sumbangan baik moral maupun moril dari berbagai pihak demi penyelesaiaan skripsi ini. Untuk itu dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tulus kepada:

1. Drs. R. Budi Sarwono, M.A., selaku pembimbing utama yang dengan sabar dan penuh cinta memberikan perhatian, meluangkan waktu dan seluruh diri, memberikan wawasan dan masukan sehingga penulis termotivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Dr. Gendon Barus, M.Si., selaku dosen penguji yang selalu mengajak bekerjasama dan memberikan perhatian penuh bagi peneliti.


(11)

3. Dra. M.J. Retno Priyani, M.Si., selaku dosen wali dan penguji yang penuh kesabaran mendampingi dan memotivasi penulis.

4. Para staf Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendampingi dan membagikan pengetahuan, pengalaman, pelayanan dan cinta kepada penulis selama menjalani masa studi hingga selesai.

5. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi BK, serta seluruh karyawan yang telah memberikan dukungan dan perhatian kepada penulis.

6. Konfrater dan Kongregasi Frater CMM yang telah memberikan perhatian, kepercayaan dan cinta kepada penulis untuk melaksanakan studi ini.

7. Sahabat-sahabat yang selalu memotivasi, memberikan bantuan dengan cinta dan bersama-sama berjuang dalam suka maupun duka mencapai cita-cita yang kuinginkan.

8. Bapak, Mama, Kakak, Adik-adik dan sanak keluarga yang memberikan peneguhan, cinta dan perhatian yang tulus sehingga penulis dengan sabar mau menjalani tugas studi ini walaupun harus melewati tantangan yang berat. 9. Semua pihak yang dengan caranya masing-masing telah memberikan

sumbangan yang berharga selama penulis melaksanakan studi dan penyelesaian skripsi ini.

Peneliti menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik dari pembaca yang budiman demi perbaikan skripsi ini. Peneliti berharap, skripsi


(12)

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penulisan Skripsi ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Fokus Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN TEORI... 8

A. Hakekat Kesiapan Berkarya ... 8

1. Pengertian Kesiapan Berkarya ... 8

2. Makna KArier Bagi Individu ... 9

3. Perkembangan Karier Bagi Setiap Orang ... 10

4. Faktor-faktor Keberhasilan Dalam Karya ... 13

5. Hambatan-hambatan Dalam Karya ... 15

B. Kehidupan Membiara ... 18

1. Makna Hidup Membiara ... 18

2. Frater CMM Dan Karya ... 18


(14)

4. Kesapan Karya Di Kalangan Frater Yunior ... 23

5. Pengertian Frater Yunior... 24

6. Frater CMM Provinsi Indonesia... 26

7. Karya Dalam Pengetahuan Umum... 27

BAB. III METODE PENELITIAN... 31

A. Jenis Penelitian... 31

B. Tempat dan Waktu ... 23

C. Subyek Penelitian... 34

D. Teknik Instrumen Pengumpulan Data... 35

1. Wawancara / Interview ... 35

E. Keabsahan Data... 43

F. Teknik Analisis Data (Instrumen) ... 46

1. Pertanyaan Wawancara ... 46

2. Verbatim ... 46

3. Pengelompokan Tema-tema... 46

4. Koding dan Analisis Data (koding dari verbatim) ... 49

5. Teknik Analisis Data... 50

BAB. IV HASIL PENELITIAN ... 52

A. Deskripsi Data ... 52

1. Kongregasi Frater CMM ... 52

a) Sejarah Berdirinya Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelaskasih (Frater CMM)... 52

b) Sejarah Awal Masuknya Kongregasi Frater CMM Di Indonesia ... 53

c) Struktural Pengelolaan Komunitas dan Karya ... 58

2. Data Penelitian ... 63

a) Subyek Penelitian... 63

b) Kesiapan Karier... 64


(15)

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN... 96

A. Kesumpulan ... 96

B. Implikasi ... 99

C. Keterbatasan Penelitian ... 100

D. Saran ... 100

DAFTAR PUSTAKA ... 102


(16)

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Novisiat II frater CMM Pematang Siantar adalah tempat pembinaan frater-frater novis tahun ke-2 atau tahun terakhir untuk persiapan diri menuju komunitas karya. Novisiat II Pematang Siantar terletak di Pulau Sumatera Utara beralamatkan di jalan Nias No. 89. Tempat pembinaan tersebut adalah novisiat atau tahun pembinaan terakhir untuk membekali frater yunior yang berasal dari daerah dan suku yang berbeda, agar mempersiapkan diri bagaimana hidup berkomunitas dan berkarya. Maka di tempat inilah frater yunior dibekali dengan berbagai ilmu untuk belajar teori dan praktek nyata.

Belajar masih berkaitan erat dengan kesiapan menuju karya, tanpa persiapan, frater yunior tidak dapat berkarya dengan baik. Oleh karena itu kesiapan dapat dikatakan sebagai langkah pertama untuk menggerakkan frater yunior agar termotivasi untuk belajar, dengan demikian frater yunior menjamin kelangsungan diri sehingga tujuan yang di kehendaki oleh kongregasi dapat tercapai (Konstitusi Frater CMM Bab 1 art 68).


(17)

Frater yunior mengikuti kesiapan belajar dengan tujuan mampu menguasai berbagai bidang untuk kesiapan karya. Dengan demikian pengetahuan yang dimiliki dari setiap mata kuliah bukan hanya sebagai pengetahuan tetapi demi penerapannya di dunia karya. Frater yunior dapat termotivasi dari sesama frater dan dari diri sendiri untuk tergerak hati dan berjuang demi kesiapan karier (PPA kongregasi frater CMM, hal 89). Kesiapan menuju karya dapat dikatakan sebagai keseluruhan sumber daya penggerak dalam diri para frater yang akan memberikan semangat kemudian menjamin kelangsungan dan memberikan arah dan tujuan pasti dalam persiapan lewat belajar menuju karier (statuta kongregasi frater CMM).

Berbicara tentang karya juga perlu mengetahui masalah-masalah yang terkait didalamnya. Dengan demikian frater yunior yang mempersiapkan diri untuk berkarya perlu mengunjungi seorang konselor karier. Karier secara tradisional dikaitkan dengan prestasi dan seorang konselor karier mungkin dilihat sebagai seseorang yang mampu mengembalikan individu yang sementara terinspirasi menuju jalan kesuksesan (Robert Natan & Linda Hill, Konseling Karier hal 55).

Dalam proses menuju kesiapan karier, setiap orang harus mengalami pembelajaran, dengan demikian perlu juga diketahui bahwa untuk bersungguh-sungguh dalam kesiapan karier, setiap orang harus termotivasi dalam belajar. Untuk itu harus diketahui ada dua jenis motivasi dalam belajar yaitu motivasi belajar intrinsik dan motivasi


(18)

belajar ekstrinsik. Motivasi belajar intrinsik yakni kecenderungan alamiah untuk mencari dan menaklukan tantangan selama manusia berusaha mengejar interes pribadi yang menerapkan kapabilitas, motivasi melakukan sesuatu ketika manusia tidak harus melakukan (Woolfolk 2009:193). Misalnya seorang siswa senang membaca, menulis dan melakukan kegiatan lain yang berkaitan dengan belajar tanpa dipaksa oleh orang lain.

Selama peneliti berada di Novisiat tahun ke-2 Pematang Siantar, peneliti menemukan motivasi dan semangat belajar serta kesiapan dalam karya yang masih kurang bagi frater yunior. Hasil tersebut peneliti peroleh dari pengalaman pridai serta hasil wawancara bersama frater novis CMM provinsi Indonesia seperti yang tercantu dalam data yang tercantum pada lampiran. Salah satu cara terbaik untuk membantu para frater yunior dalam karya adalah dosen pembimbing/frater senior harus melakukan pendampingan untuk memberikan berbagai ragam bimbingan sesuai dengan karya-karya frater CMM di Indonesia. Diyakini bahwa melalui bimbingan belajar, frater yunior memiliki motivasi dan semangat belajar untuk meningkatkan kesiapan mereka dalam karya perutusan. Frater yang memahami karakteristik frater yunior dalam belajar mempunyai arti penting, mengingat belajar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan frater dalam mempersiapakan diri untuk berkarya. Hal demikian dilakukan dengan memberikan pelayanan


(19)

bimbingan yang terencana dengan baik untuk kesiapan mereka menuju karya.

Persoalan sekarang terletak pada frater yunior yang masih kurang memahami betapa pentingnya kesiapan-kesiapannya demi karya. Sebab jika kesiapan-kesiapan karier tidak dialkuakn terlebih dahulu, maka frater yunior tidak akan mendapatkan program-program perbaikan demi peningkatan untuk dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih matang, sesuai potensi yang dimiliki. Berdasarkan berbagai situasi di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengangkat judul ”KESIAPAN BERKARYA BAGI FRATER YUNIOR (Studi Fenomenologi pada 8 Frater Yunior CMM, Provinsi Indonesia tahun pelajaaran 2015/2016)”dalam penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terkait dengan kesiapan berkarya bagi frater yunior di Novisiat 2 Pematang Siantar Sumatera Utara diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Terdapat indikasi rendahnya kesiapan berkarya bagi frater yunior 2. Para frater yunior kurang menyadari pentingnya berkarya

3. Dosen pendamping/frater yang mendampingi masih kurang berperan penuh dalam meningkatkan kesiapan bagi frater yunior dalam karya. 4. Frater yunior masih kurang bertanggungjawab dalam tugas dan karya


(20)

C. Batasan Masalah

Penelitian ini difokuskan untuk mengkaji jawaban atas masalah-masalah atau fenomena yang teridentifikasi di atas khususnya masalah-masalah mengenai deskripsi kesiapan berkarya bagi frater yunior CMM provinsi Indonesia, tahun pendidikan 2015/2016, yang teridentifikasi dari poin 1,2,3 dan 4. Alasannya 4 poin tersebut sangat berpengaruh pada kehidupan frater yunior selanjutnya, baik dalam hidup berkomunitas maupun karya.

D. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, pernyataan peneliti dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya frater yunior untuk mematangkan kesiapan berkarya?

2. Faktor-faktor apa yang memengaruhi kematangan kesiapan berkarya? 3. Upaya apa sajakah yang dilakukan para frater yunior untuk

meningkatkan kesiapan mereka dalam karya?

4. Bagaimana frater yunior memaknai karier sebagai tugas perutusan? 5. Upaya apa yang dilakukan frater yunior untuk memaknai karier


(21)

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Memperoleh gambaran tentang kematangan dan kesiapan berkarya frater yunior Novisiat 2 Pematang siantar, provinsi Indonesia tahun 2015/2016.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan karier lewat pertanyaan wawancara/interview mana yang teridentifikasi pada kategori rendah, pada kesiapan berkarya frater yunior Novisiat 2 Pematang siantar, provinsi Indonesia tahun 2015/2016.

3. Frater yunior novisiat 2, mampu mengidentifikasikan upaya untuk meningkatkan karya bagi mereka.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan tentang pengetahuan kesiapan berkarya para frater yunior yang bisa diajukan untuk menentukan topik-topik bimbingan yang sesuai dengan bimbingan pribadi bagi frater yunior Novisiat 2 Pematang Siantar, Sumatera Utara, provinsi Indonesia tahun 2015/2016.

2. Manfaat Praktis

Bagi magister Novisiat 2 Pematang Siantar, Sumatera Utara, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan atau dasar


(22)

belajar bagi frater yunior Novisiat 2 Pematang Siantar, Sumatera Utara.

3. Bagi Frater Yunior

Hasil penelitian ini dapat membantu frater yunior untuk memahami kesiapan berkarya yang perlu dikembangkan dalam diri mereka.

4. Bagi Guru Pembimbing

Hasil penelitian ini memberikan sumbangsih bagi pengembangan program bimbingan di Novisiat 2 Pematang Siantar, mengenai tingkat kesiapan berkarya para frater yunior dan juga memberikan usulan modul pengembangan motivasi.

5. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui dan memahami kesiapan-kesiapan berkarya para frater yunior.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Bab ini memaparkan paparan teori, hasil penelitian yang terdahulu atau relevan, kerangka berpikir.

A. Hakekat Kesiapan Berkarya

1. Pengertian Kesiapan Berkarya

Kesiapan berkarya terdiri atas dua kata, yaitu kesiapan dan karya. Berdasarkan pembahasan di atas, kata kesiapan dapat diartikan sebagai suatu kondisi seseorang untuk menanggapi dan mempraktekkan suatu kegiatan yang mana sikap tersebut memuat mental, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki dan dipersiapkan selama melakukan keigatan tertentu, sedangkan kata karya memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan seseorang dengan menggunakan tenaga dalam usaha untuk menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu dan memperoleh bayaran atau upah.

Jadi, pengertian kesiapan berkarya adalah suatu kondisi seseorang untuk menanggapi dan mempraktekkan suatu kegiatan yang dilakukan dengan menggunakan tenaga dalam usaha untuk menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu dan memperoleh bayaran atau upah.

Menurut Harjono (1990) mengemukakan bahwa kesiapan peserta didik untuk memasuki dunia kerja adalah segala sesuatu yang


(24)

tujuan. Kesiapan peserta didik sebagai calon tenaga kerja merupakan suatu kondisi individu dari hasil pendidikan dan latihan atau keterampilan yang mampu memberikan jawaban terhadap situasi dalam suatu pelaksanaan pekerjaan.

Kesiapan berkarya bagi mahasiswa sangatlah penting. Hal ini dikarenakan setelah lulus kuliah, sebagian atau semua mahasiswa akan menghadapi satu jenjang hidup yang lebih tinggi yaitu berkarya. Mahasiswa yang akan menjadi calon untuk berkarya akan merasakan bahwa berkarya itu tidaklah mudah. Semua jenis pekerjaan perlu dipersiapkan terlebih dahulu. Sebab karya yang sekecil apapun perlu ada persiapan untuk dapat melakukannya.

2. Makna Karier Bagi Individu

Bagi kehidupan orang dewasa, bekerja merupakan satu bidang yang sangat pokok, karena sebagian besar waktunya hanya untuk pekerjannya. Lewat pekerjaan seseorang telah melayani kebutuhan masyarakat, memperoleh imbalan dan memenuhi kebutuhan ekonomi sendiri, menciptakan identitas diri, dan menumbuhkan rasa harga diri. Selain itu juga, jabatan yang dipegang seseorang ikut menentukan pola kehidupannya sehari-hari dalam lingkungan pergaulan sosial.

Oleh sebab itu, makna pekerjaan dan jabatan dalamnkehidupan seseorang semakin nampak, bilaman ia tidak memperoleh kepuasan pribadidari pekerjaannya karena kendala-kendala yang melekat pada


(25)

dirinya sendiri atau hambatan-hambatan dalam lingkungan pekerjaannya. Maka individu akan bergumul dengan rasa frustrasi yang akhinya akan mengancam kesehatannya.

3. Perkembangan Karier Bagi Setiap Orang

Para frater yunior yang diterjunkan untuk berkarya, perlu mempersiapkan diri dengan baik. Kesiapan-kesiapan tersebut, melalui beberapa tahap seperti yang dikemukakan oleh Donald Super (dalam Santrock, 2007:172) kesiapan karya pekerjaan dibagi menjadi lima tahap, yaitu: masa kristalisasi (crystallization); spesifikasi (specification); implementasi (implementation); stabilisasi (stabilization); dan konsolidasi (consolidation).

a. Tahap Kristalisasi (crystallization)

Tahap ini merupakan masa individu mencari berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal maupun non formal, untuk persiapan masa hidupnya. Upaya ini ditempuh pada usia sekitar 14-18 tahun.

b. Tahap Spesifikasi (specification)

Ketika individu berada ditahap ini berarti bahwa individu tersebut sudah menyelesaikan studi di Sekolah Menengah Atas, kemudian akan melanjutkan pada perguruan tinggi sesuai minat dan potensi yang dimilikinya untuk memperoleh keahlian dan profesionalisme. Dengan kata lain individu mempersempit pilihan karir dan perilaku inisiatifnya yang memungkinkan mereka


(26)

memasuki sejumlah tipe karir tertenu. Hal ini tampak ketika individu melihat dan memasuki program studi di perguruan tinggi tertentu. Tahap ini ditempuh sejak usia 18 hingga 22 tahun.

c. Tahap Implementasi (implementation)

Tahap dimana individu telah menyelesaikan pendidikan atau pelatihannya dan memasuki dunia kerja untuk mulai mengimplementasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada masa sebelumnya. Misalnya, setelah menyelesaikan pendidikan pada program studi Bimbingan dan Konseling di perguruan tinggi, ia akan menjadi guru BK di sekolah. Masa ini terjadi antara usia 22 hingga 25 tahun.

d. Tahap Stablisasi (stabilization)

Pada tahap ini individu menekuni bidang profesinya hingga benar-benar ahli agar dapat mencapai prestasi puncak.Taraf ini ditandai dengan individu berhasil menduduki posisi penting. Misalnya, Kepala sekolah, Dekan fakultas dan Direktur.

e. Tahap Konsolidasi (consolidation)

Keputusan mengenai karir yang sesuai dan spesifik dibuat diusia antara 25 hingga 35 tahun, individu berusaha meningkatkan karirnya dan mencapai posisi status yang lebih tinggi. Fase ini disebut konsolidasi (consolidation). Rentang usia tersebut sebaiknya diperhitungkan dengan perkiraan dan bukan ditetapkan dengan kaku. Super berpendapat bahwa eksplorasi karir dimasa


(27)

remaja merupakan suatu unsur penting yang terkandung di dalam konsep diri karir remaja.

Konstitusi frater CMM (art 218, 235-238) untuk mempersiapkan diri dalam karya, setiap orang harus memiliki semangat pengabdian yang sama dan harus menjiwai semu karya. Dapat terjadi bahwa ada suasana dimana dapat terjadi bahwa orang menjdo putus asa dalam karya, namun suasana itu tidak boleh menguasai seseorang terus menerus, keran keimanan akan kebangkita Tuhan, seseorang mengetahui bahwa melalui kegagalan dalam keputusasaan akhirnya yang baik mempunyai masa depan. Jaminan yang pasti untuk usaha seseorang yang jujur adalah bahwa terus-menerus mencari cara kerja yang lebih baik dan selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk tugas kita.

Berdasarkan beberapa pendapat, dapat dikatakan bahwa bimbingan karir adalah salah satu jenis bimbingan yang diberikan kepada siswa maupun orang muda yang bertujuan untuk membantu mereka agar mereka memperoleh pemahaman dunia kerja serta mereka dapat menentukan pilihan kerja dan perencanaan karir.

Teori ”Trait and Factor” yang terungkap dalam karya-karya Parsons dan Williammson, yang berasumsi bahwa seseorang dapat menemukan jabatannya yang cocok baginya dengan cara mengkorelasikan kemampuan, potensi dan wujud minat yang


(28)

dimilikinya dengan kualitas-kualitas yang secara obyektif dituntut bila akan memegang jabatan tertentu.

Pandangan Donal Super bahwa perkembangan karier memiliki lingkup yang sangat luas, karena perkembangan jabatan dipandang sebagai sebuah proses yang mencakup banyak factor. Factor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya, semua berinteraksi satu dengan lain dan sama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang.

Menurut Anne Roe, perkembangan karier adalah corak pergaulan dengan orang tau selama masa kecil dan pola pendidikan yang diterapkan oleh orang tua terhadap anak kecil. Roe meneliti tentang pengaruh dari gaya interaksi antara orang tua dan anak, serta pengaruh dari pola pendidikan keluarga terhadap ank.

4. Faktor-Faktor Keberhasilan Dalam Karya

Yang menjadi faktor keberhasilan dalam berkarya, antara lain: a. Kecerdasan

Kecerdasan memegang perang yang sangat penting bagi seseorang dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sebeb apabila seseorang yang sangat cerdas merasa bosandan tidak puas bahkan menderita, maka keadaan ini dapat mengakibatkan prestasi yang


(29)

rendah, mudah gagal, dan akhirnya ia akan keluar dari pekerjaanya.

b. Keterampilan

Seringkali kita melihat seseorang berhasil dalam satu pekerjaan, kemudian yang lain ikutan dalam bidang tersebut, proses tersebut dilalui dari usaha yang cukup baik dan teratur. Maka untuk menunjang suatu prestasi dalam karya, seseorang perlu memiliki keterampilan dan karya yang ditekuninya.

c. Bakat

Bakat adalah kemampuan alamiah yang terbawa sejak lahir, maka bagi seseorang yang memiliki semangat kerja sesuai dengan bakat yang dimiliki, ia akan berusaha terus menerus untuk mengalami kepuasan dalam kerja deangan demikian ia akan berkembang dalam mengmbangkan karyannya

d. Kemampuan dan minat

Seseorang yang tidak suka akan pekerjaannya tidak akan mendapatkan hasil yang baik meskipun kemampuan untuk bekerja ada. Maka syarat untuk memperoleh ketenagan kerja bagi seseorang adalah tugas dan jabatan yang dipegang harus sesuai dengan kemampuan dan minatnya. Sebab jika seseorang bekerja tidak sesuai dengan minat dan bakatnya, ia akan mengalami berbagai macam hambatan bagi kesuksesan kerjanya.


(30)

1) Mitof untuk kreatif, selalu mencari terobosan baruuntuk pengembangan karier

2) Motif mencapai efisiensi, mencakup efisiensi kerja dan waktu 3) Motif mencapai sesuatu, bukan hanya gaji, namun harapan

untuk mencapai sesuatu, mencapai jenjang karier yang lebih tinggi, keterampilan untuk meraih pekerjaan yang lebih baik. 4) Motif kerja, memiliki kesadaran bahwa orang yang hidup

harus bekeja. f. Kesehatan

Didalam bekerja semboyan men sana in corpore sano (dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat) ini sangat brguna karena kesehatan membantu proses kerja sseorang dalam menyelesaikan segala tugas-tugasnya. Maka untuk menjaga kesehatan sangat berguna demi kelancaran pekerjaan kita.

g. Cita-cita dan tujuan dalam kerja

Cita-cita dan tujuan serta sistem nilai seseorang saling berhubungan satu satu dengan yang lain. Jika cita-cita dan tujuan seseorang sudah sesuai dengan sistem nilainya, maka dalam usaha untuk mencapainya dapat disertai usaha yang sungguh-sungguh dan tekad yang tinggi. tutorial-triktips.blogspot.com.faktor-faktorkeberhasila.

5. Hambatan-Hambatan Dalam Karya a. Tidak Mampu Mengatur Prioritas.


(31)

Jika kita tidak mampu mengatur prioritas pekerjaan maka kita akan kebingungan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut sesuai dengan deadline. Suatu tugas pekerjaan bisa saja selesai jika dikerjakan tanpa prioritas dan terburu-buru namun hasilnya akan tidak tuntas dan jauh dari yang diharapkan bos atau klien kita. Untuk itu kita harus mampu menyusun prioritas tugas apa yang dikerjakan terlebih dahulu dan konsisten mengerjakannya hingga tuntas.

b. Senang Menunda Pekerjaan.

Memang sebagian besar dari kita masih memiliki sifat malas dan suka menunda-nunda dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Sehingga ketika waktunya pekerjaan itu harus diselesaikan hasilnya menjadi buruk dan gagal mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk itu yakinkan diri sendiri saat ada waktu kerjakanlah pekerjaan yang memang bisa dikerjakan dan sebisa mungkin tidak menundanya. Dengan demikian kita akan memiliki manajeman waktu yang bagus.

c. Tidak Berani Mengambil Resiko.

Segala keputusan yang kita ambil dalam hidup ini selalu memiliki resiko, tidak terkecuali dalam pekerjaan. Jika ingin mendapatkan karir yang bagus di perusahaan maka akan selalu ada tantangan pekerjaan beresiko yang bisa saja kita ambil karena pekerjaan yang beresiko biasanya memiliki hasil yang lebih bagus jika


(32)

memang berhasil mengerjakannya. Tapi tentu saja kita harus mempertimbangkan dengan baik resiko yang akan dihadapi saat pekerjaan itu gagal dilakukan sehingga kita sudah siap dan mampu berlapang dada menerimanya.

d. Takut Gagal.

Kegagalan merupakan suatu proses yang harus dihadapi ketika kita ingin menggapai kesuksesan. Belajar dan mencoba hal baru yang positif tidak ada salahnya dikerjakan. Ada pengetahuan baru yang akan kita peroleh jika kita berani gagal dan itu akan menjadi modal kita selanjutnya supaya tidak gagal lagi dalam mengerjakan sesuatu. Karena itu janganlah takut gagal dalam mencoba sesuatu yang baru termasuk hal yang berhubungan dengan pekerjaan kita di kantor.

e. Malas Networking.

Rajin membangun jaringan dan bertemu dengan banyak orang akan membuka pikiran kita menjadi lebih luas dan secara otomatis akan ada banyak kesempatan dan peluang kerja yang bisa kita ambil untuk memuluskan jalan kita menggapai karir atau tujuan yang diinginkan. (Kaswan, Career and Development 2005


(33)

B. Kehidupan Membiara 1. Makna Hidup Membiara

Makna hidup membiara bagi frater CMM adalah ikatan cinta yang nyata kepada Ksitus dan Injil dan mengingat kesediaan yang lebih besar terhadap sesama manusia, maka frater memilih untuk suatu bentuk hidup tertentu. Hidup membiara meruapakan suatu persekutuan hidup religius yang terdiri atas kaum awam yang tidak menikah, yang disebut sebagai kongregasi.

Hidup membiara dimaknai sebagai panggilan Tuhan dengan sebutan nama masing-masing. Maka setiap orang menyadari bahwa ia dituntun, menuju hidup kemurnian religius. Sehingga dengan setia para frater mengikatkan diri dengan Kristus dan Gereja-Nya dan berusaha menghidupi kesetiaan itu, dengan tulus iklas. Karena hidup tidak menikah demi kerajaan Allah harus didasari dinta kasih dan hendaknya berguna untuk orang lain. Maka para frater hanya mampu membuka hati bagi orang lain untuk menemui mereka dengan hormat, sejauh para frater melupakan kepentingan pribadi. (Konst Frater CMM art, 20-29)

2. Frater CMM dan Karya

Frater CMM mengambil nama ”Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelaskasih”. Kongregasi Frater CMM adalah kongregasi kepausan, untuk religius pria, yang dinamakan frater. Kongegasi Frater CMM, memberikan kemungkinan kepada para frater


(34)

untuk bekerja sama dalam membangun gereja dan masyarakat, karena frater CMM adalah milik Kristus dan dunia. Kongregasi Frater CMM, menyerahkan tenaganya demi pendidikan dan pengajaran dalam pelbagai bentuk dengan mengutamakan kaum miskin dan mereka yang membutuhkan pertolongan. Konst Frater CMM Bab 1).

Komunitas-komunitas frater CMM di Indonesia, saat ini berkarya di 10 keuskupan, diantaranya; Keuskupan Medan, Keuskupan Sibolga, Keuskupan Semarang (provinsialat), Keuskupan Makassar, Keuskupan Amboina, Keuskupan Manado, Keuskupan Kupang, Keuskupan Larantuka, Keuskupan Banjarmasin, Keuskupan Tanjungselor.

Table 1.1

Karya Frater CMM di Provinsi Indonsia

No Nama

daerah

Komunitas Karya

1 Sumatera Komunitas : Aek Tolang/Sibolga

Komunitas: St. Fransiskus dari Sales

Didirikan: 12 Juni 1966 Alamat: Frateran CMM

Jalan Ketuka-Desa Aek Tolang

1) Klinik 2) Asrama 3) Pastoral

Komunitas: St. Perawan Maria dari Fatima

Didirikan: 31 Agustus 1950 Alamat: Frateran CMM

Jl. Pastor Van Rossum-soposurung Balige

1) Asrama 2) Mini shop 3) Sekolah

SMA BTB & SMP Budi Dharma 4) Kerasulan Komunitas: Frater Andres

Didirikan: 06 Januari 1968 Alamat: Frateran CMM Jl. Karet 33 C

Gunung Sitoli 22815

1) Asrama 2) Toko rohani 3) Kerasulan


(35)

Komunitas: Kristus Raja Didirikan: 01 Juli 1927 Alamat: Frateran CMM Jl. Slamet Riyadi 14

Medan 20152

1) Tenaga Frater di SMA

St.Tomas 1 Medan 2) SD St Tomas

1 Medan 3) Toko Rohani 4) Kerasulan di

RS St

Elisabeth. Komunitas : St. Vincentius

Didirikan: 06 Juli 1984 Alamat: Frateran CMM Jalan Nias no. 59

Pematang Siantar 21124

1)

Kom-Novisiat II, sekaligus tahun pembinaan 2 Jawa Komunitas : Mgr.Joannes Zwijsen

Didirikan: 01 Juni 1988

Alamat: Frateran CMMJalan Ampel no. 6/10 Yogyakarta 55281 1) Komunitas Provinsialat 3 Kalimant an Komunitas:St.Lukas BANJARMASIN Didirikan: 01 Juli 2004

Alamat: Frateran CMM

Jl. Rantauan Keliling (RK Ilir) No. 15 RT/RW : 20/ 07

Banjarmasin 70243 Kalimantan Selatan

1) SMA Frater Don Bosco 2) Asrama 3) kerasulan

Komunitas : St. Maria Immaculata Tarakan

Didirikan: 01 Juli 2007 2007 Alamat: Frateran CMM Jl. Pattimura no. 1 Tarakan 77121 Kalimantan Utara

1) TK Frater Don Bosco 2) SD Frater

Don Bosco 3) SMP Frater

Don Bosco 4) SMA Frater

Don Bosco 5) Asrama putri

Frater Don Bosco


(36)

4 Sulawesi Komunitas:St. Margaretha Maria Alacoque

Didirikan: 15 Desember 1924 Alamat: Frateran CMM

Jl. Sudirman 38: Manado 95123 Kotak Pos 1040 Manado 95001

1) TK Frater Don Bosco 2) SD Frater

Don Bosco 3) SMP Fater

Don Bosco 4) SMA Frater

Don Bosco 5) Toko Rohani 6) Kerasulan Komunitas:St. Martinus

Didirikan:11 November 2008 Alamat: Frateran CMM Jl. Sudirman No 38

MANADO–SULAWEISI UTARA

1) Postulat Mando/Temp at pembinaan awal

Komunitas: St. Benedictus Abbas Didirikan: 01 Juli 2000

Alamat: Frateran CMM-Matani Jl. Raya Tondano 83

Matani I Lingk. II Tomohon, 9544 Kotak Pos 13 Tomohon 95443

1) TK Frater Don Bosco 2) SD Frater

Don Bosco 3) SMP Frater

Don Bosco 4) Asrama

putera & puteri

5) Toko rohani 6) Kerasulan Komunitas Novisiat 1 Tomohon

Jl Tondano Ka’aten 1 Sulut

1) Tahun orientasi kanonik novisiat I Komunitas : St. Maria Bintang Laut

Didirikan: 01 Januari 1997 Alamat: Frateran CMM Jl. Monginsidi Lama 26 A Makassar 90113

1) Membantu di RS & sekolah, Kampus 2) Kerasulan Komunitas : St. Yosef

Didirikan : 01 Juli 1985 Alamat: Frateran CMM Jl. Tikuala Ariang Makale 91811 Tanatoraja–Sulsel

1) Tempat ret-ret


(37)

Komunitas : St. Yohanes Penginjil Didirikan: 01 Juli 1994

Alamat: Frateran CMM Jl. Joseo Maria

Ge’tengan, 91871 Mengkendek, Tator

1) Frater memabntu sebagai guru, kom

2) Kerasulan Komunitas: St. Thomas Aquino

Didirikan: 01 Juli 2000 Alamat: Frateran CMM Jl. Kijang III no. 2 Palu 94112

Sulawesi Tengah

1) Membantu di keuskupan menjadi guru SMA, SMP 2) Kerasulan 5 Maluku Komunitas : St. Fransiskus Xaverius

Didirikan: 01 Juni 1981 Alamat: Frateran CMM Jl. Tulukabessy 6 Mardika, Ambon 97125 Maluku Tengah

1) Toko Rohani 2) Kerasulan

Komunitas : St. Stefanus Didirikan: 1 Januari 1977 Alamat: Frateran CMM Ohoijang Kotak Pos 131 Langgur–Tual 97611 Maluku Tenggara

1) Persekolahan SMP & SMA 2) Kerasulan

6 NTT Komunitas Stella Maris Didirikan: 01 Juli 2006 Alamat: Frateran CMM Lingk. Lamahora Timur Lewoleba Timur - Flores Alamat surat: Susteran CIJ, Jl. Trans Lembata II

1) SMA Frater Don Bosco Lembata 2) Asrama 3) Kerasulan

Komunitas : Mater Misericordiae Didirikan:1November1999

Alamat: Frateran CMM Jl. El Tari Kotak Pos 133 So’E 8511 TTS- NTT

1) Membantu di SMP & SD St. Vianney So,e

2) Asrama 3) Kerasulan Sumber: Data Berita Provinsi Frater CMM indonesia.

Melihat perkembangan karya frater CMM di Provinsi Indonesia yang dikelola oleh frater-frater CMM, maka diharapkan setiap frater, baik yunior maupun senior, mampu memiliki semangat dan kesipan untuk


(38)

berkarya.Dengan demikian maka peniliti tergerak hati untuk hadir sebagai salah satu pemberi sumbangsi bagi frater yunior yang akan diterjunkan ke tempat-tempat karya.

3. Tantangan Atau Kesulitan Biarawan Dalam Karya

Tertera dalam konstitusi Frater CMM artikel 235-241, yang mentakan bahwa, bisa terjadi frater menjadi putus asa dalam karya kongregasi. Maka suasana demikian tidak boleh menguasai Frater terus-menerus, karena keimanan akan kebangkitan Tuhan, frater mengetahui bahwa melalui kegagalan dan penderitaan akhirnya hanya yang baik sajalah memupnyai masa depan. Jaminan yang pasti untuk usaha frater yang jujur adalah bahwa frater terus menerus mencari cara kerja yang lebih baik dan selalu mempersiapakn diri sebaik mungkin unutk tugas itu. Maka sesungguhnya frater CMM tidak mengalami kesulitan dalam karya, sebab sebelum berkarya frater selalu mendapat pendampingan yang baik, tergantung pada kesiapan dan kematangan pribadi frater dalam karya. 4. Kesiapan Karya Di Kalangan Frater Yunior.

Menjadi frater CMM, harus dilalui 1 tahun sebagai calon atau postulan dan 2 tahun novisiat yakni novisiat tahun pertama atau tahun kanonik dan novisiat tahun ke-2. Pada pendidikan awal, frater sebagai postulat dan frater novis dipercayakan kepada seorang frater magister yang sudah berprofesi kekal, kemudian mendapat tugas khusus dari DPP untuk mendampingi frater novis. Selama hidup sebagai frater novis, diajarkan bagaimana cara hidup para frater, baik hidup berkomunitas, karya dan


(39)

pelayanan. Maka selama kurang lebih 3 tahun pendidikan, sangat diharapkan para frater yang mendampingi frater yunior sungguh-sungguh memberikal pembekalan yang optimal agar frater sungguh siap dalam menjalani panggilan sebelum memasuki komunitas-komunitas frater dan karya-karyanya.

Ketika frater novis berada pada tahun ke-2, maka sebelum mendapat tugas perutusan, frater novis harus melalui beberapa orientasi hidup baik itu kursus gabungan novis, masa stase di komunitas-komunitas karya, serta ikut ambil bagian dan belajar bersama cara hidup berkomunitas. Dengan demikian dalam kurun waktu 1 tahun pada novisiat ke-2, frater tersebut akan mendapat tugas perutusan menuju komunitas-komunitas dimana para frater berada dan berkarya.

5. Pengertian Frater Yunior

Frater yunior adalah frater yang mulai mengalami kaul perdana di tahun pembinaan atau novisiat II dan sementara menjalani pengikraran kaul sementara dalam suatu perayaan liturgi. Maka profesi perdana dari frater yunior, hendaknya diterimakan oleh pemimpin umum atau yang mewakili. Dari pengikraran profesi sementara oleh frater yunior, akan dibuatkan akta profesi. Akta itu akan ditandatangani oleh frater yang baru profesi, pemimpin umum atau yang mewakili dalam penerimaan profesi yunior. (Konst. II, 24)

Frater yunior yang bersedia menjalani profesi sementara menyatakan dengan kemauan yang bebas berjanji dengan


(40)

sungguh-sungguh dihadapan gereja dan kongregasi. (konst. II, 25). Maka frater yunior yang menjalani profesi sementara, akan memperbaharui profesinya setiap tahun. Jangka waktu untuk seorang frater yunior yang menjalani profesi sementara adalah lima tahun. Maka jangka waktu untuk profesi sementara tidak boleh lebih dari sembilan tahun. Konst. II, 28). Untuk memperbaharui profesi sementara di setiap tahun, frater yunior harus mengikuti rekoleksi paling kurang satu minggu. Jika soerang frater yunior masa profesinya habis, maka ia boleh memilih untuk meninggalkan kongregasi, dengan persetujuan anggota dewan provinsi dapat menolak seorang frater yunior untuk memperbaharui provesinya.

Sesudah frater yunior menjalani profesi yang ke lima, setiap frater yunior dapat membicarakan masa depan panggilannya sebagai anggota kongregasi dengan pemimpin komunitasnya. Secara tertulis, ia harus menyampaikan kepada pemimpin provinsi keinginannya berhubungan dengan pengikraran profesi seumur hidup, atau menunda profesi itu. Apabila seorang frater yunior hendak mengikrarkan profesi seumur hidup, maka ia harus membuat surat permohonan kepada pemimpin provinsi yang akan diteruskan pada pemimpin umun untuk dipertimbangkan apakah disetujui atau tidak. Maka seorang frater yunior yang mau mempersiapkan diri untuk prifesi seumur hidup, harus dibimbing secara khusus sesuai ketentuan dewan pimpinan provinsi. (Statuta Frater CMM).


(41)

6. Frater CMM Provinsi Indonesia

Frater CMM provinsi Indonesia didirikan pada tanggal 25 Maret 1989, yang mencakup semua frater dan komunitas dalam wilayah Republik Indonesia serta Timor Leste, dibawah pimpinan provinsi Indonesia. Komunitas provinsialat, juga disebut sebagai rumah pusat provinsi Indonesia. Provinsi Indonesia dalam riwayat republik Indonesia dan Timor Leste merupakan badan hukum menurut undang-undang sipil, uang semula berbentuk Yayasan dengan nama yayasan frater Andrean, didirikan di Manado pada tanggal 26 April 1930, diubah di Manado tanggal 14 Juli 1986, kemudian dipindahkan ke Yogyakarta pada 08 Juni1989. Menurut undang-undang sipil, bentuk yayasan kemudian tidak tepat karena sebagai bagian dari gereja Katolik Roma. Maka diubah pada tanggal 05 juni 2002, di Yogyakarta dengan nama Kongregasi Santa Perawan Maria Bunda Yang Berbelaskasih yang disebut juga frater CMM.

Kongregasi Santa Perawan Maria Bunda Yang Berbelaskasih, mendirikan lembaga sesuai dengan undang-undang sipil di Indonesia yang menaungi karya-karyanya untuk mewujudkan tujuannya sebagai, Yayasan Don Bosco. Didirikan pada tanggal 14 juli 1986 di Manado dan Yayasan Fransiskus Assisi, didirikan tanggal 07 juli 1999 di Manado. Tambahan Berita Negara R.I. tanggal 23/4-2002. Seorang frater menjdi anggota provinsi Indonesia oleh pengikraran provesi sementara dalam provinsi Indonesia ataupun karena dipindahkan ke


(42)

provinsi Indonesia. Dengan demikian dimasukan ke dalam daftar anggota provinsi Indonesia.

7. Karya Dalam Pengetahuan Umum.

Istilah karir sering diartikan sebagai pekerjaan dan jabatan. Individu yang memiliki status tinggi atau yang mendapat kemajuan cepat dalam pekerjaannya dikatakan sukses dalam karirnya. Namun, karir mempunyai makna yang lebih luas dari istilah-istilah tersebut.Karir dapat dicapai melalui pekerjaan yang kita rencanakan dengan cermat dan selalu dikembangkan agar lebih maju. Akan tetapi, pekerjaan bukan satu-satunya dan tidak selamanya yang dapat menunjang pencapaian karir, terutama bila pekerjaan yang kita lakukan tidak seimbang, serasi dan selaras dengan kehidupan.

Panji Anoraga (2005) mengatakan karya/pekerjaan adalah sesuatu yang manusiawi. Malah sesungguhnya, bekerja/berkarya memanusiakan manusia, sehingga seorang manusia yang tidak bekerja/berkarya, sebenarnya tidak lengkap kemanusiaannya. Karena manusia bekerja tidak saja untuk mendapatkan penghasilan yang minimal layak untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluargannya, tetapi juga untuk memenuhi tuntutan kemanusiaannya, bahkan untuk memuliakan pribadinya sebagai manusia.

Winkel dan Hastuti (2005) mengatakan bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapakan diri menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau jabatan/profesi


(43)

tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki. Bidang pekerjaan sangat bermakna dalam kehidupan seseorang, karena sebagian besar waktu dan perhatiannya dicurahkan pada kepentingan pekerjaan. Bila seorang tidak merasa puas dengan pekerjaannya, maka ia akan frustrasi dan tegang, kemungkinan besar akan pindah bidang pekerjaan hanya supaya merasa lebih puas, lepas dari pertimbangan balas jasa.

Masyarakat tradisional memilih pekerjaan tidak merupakan tantangan, karena ia mengikuti tradisi keluarga tanpa berpikir jauh-jauh. Sedangkan dalam masyarakat modern yang mengenal banyak variasi dan jenis ragam pekerjaan dewasa ini, orang muda harus berpikir panjang sebelum mengikatkan diri pada suatu bidang pekerjaan dalam jangka waktu yang lama. Dalam hal ini, peranan pendidikan menjadi semakin penting baik dalam menyediakan berbagai program studi, juga sebagai persiapan untuk memasuki dunia pekerjaan, maupun dalam menyajikan berbagai aneka kegiatan bimbingan yang mencakup hal-hal yang berkaitan dengan dunia pekerjaan.

Menurut konsepsi pendidikan karier, salah satu wujud upaya pendidikan karier atau pendidikan jabatan harus sama-sama berorientasi pada pendampingan proses perkembangan manusia muda, selain itu juga pendampingan pada manusia pada intinya adalah


(44)

bertujuan untuk memanusiakan manusia muda (sitou timou tumotou, Samratulangi). Memilih lapangan pekerjaan serta mempersiapkan diri untuk memangku suatu jabatan yang dipilih, menghadapkan orang muda pada tantangan yang berat, karena banyak hal yang harus ditinjau dan diperhitungkan sekaligus.

Hornby (1957) karya adalah pekerjaan, profesi. Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila sesuatu yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keberadaan dirinya, kemampuannya, dan minatnya. Sebaliknya, apabila seseorang bekerja tidak sesuai dengan bidangnya maka dapat dipastikan ia akan kurang bergairah dalam bekerja, kurang senang, dan kurang tekun. Agar seseorang bekerja dengan baik, senang tekun diperlukan adanya kesesuaian tuntutan dari pekerjaan atau jabatan itu dengan apa yang ada dalam diri individu yang bersangkutan. Maka untuk mengarah ke hal tersebut, diperlukan bimbingan secara baik dan hal tersebut merupakan salah satu tugas dari pembimbing untuk mengarahkannya.

Murray (dalam Supriatna, 2009:8) karir dapat dikatakan sebagai suatu rentangan aktivitas pekerjaan yang saling berhubungan. Dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan melibatkan berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi dan cita -cita sebagai satu rentang hidupnya sendiri (the span of one’s life).

Pengertian karir yang dikemukakan oleh Hornby (dalam Walgito, 2010:201) bahwa karir adalah pekerjaan, profesi. Seseorang


(45)

akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila yang dikerjakan itu sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya dan minatnya.

Abraham Maslow (dalam Kaswan, Career development, hal 47), Karier merupakan usaha yang terorganisasi dan terencana yang terdiri atas aktivitas atau proses yang terstruktur yang menghasilkan usaha perencanaan timbal balik antara pegawai dan organisasi. Maka pengembangan karier dapat disimpulkan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur kegiatan seseorang, dalam kehidupannya untuk mengembangkan dan memperbaiki diri dengan tujuan mendapatkan keseimbangan, antara karier individu dengan jenjang karier yang ditentukan oleh organisasi.

Tolbert (dalam Herawati, 2010) menyatakan bahwa “karir adalah sekuens okupasi-okupasi dimana seseorang ikut serta di dalamnya: beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi yang sama sepanjang tahap-tahap kehidupannya. Sedang yang lainnya mungkin memiliki rangkaian okupasi-okupasi yang begitu berbeda”.

Pendapat lain dikemukakan oleh Arthur, Hall dan Lawrence (dalam Patton dan McMahon, 2006) bahwa karir digambarkan sebagai

"the evolving sequence of a person's work experiences over time", again emphasising the centrality of the themes of work and time.


(46)

karir sebagai "the pattern of influences that coexist in an individual's life over time”.

Konstitusi frater CMM (Art 221-222) karya adalah usaha dalam pelayanan yang mengena pada sasaran setepat mungkin untuk setiap pekerjaan yang diselenggarakan oleh persekutuan. Dimapun kita berkarya, senantiasa harus berefleksi makna dari karya yang lebih manusiawi dan adil dalam karya.

Pendapat yang dikemukakan oleh Arthur dan kawan-kawan tentang karir lebih menekankan pada pekerjaan seseorang yang terus berkembang. Sementara itu Patton dan McMohan lebih menekankan pada kehidupan individu itu sendiri. Dari pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli, maka dalam penelitian ini karir didefenisikan sebagai suatu rentang aktivitas individu dalam menjalani peristiwa-peristiwa dan peran-peran kehidupan yang keseluruhannya menyangkut tanggung jawab seseorang terhadap pekerjaannya

Menurut Kaswan (2014) karier adalah pekerjaan dari hasil pelatihan atau pendidikan yang ingin dilakukan orang dalam waktu yang lama.Pengertian karier tersebut diperkuat ileh Andrey Collin (2006:60) yang menyatakan “individual work histories, sequences of and patterns in accupations and work positions and upward progress

in an occupation or in life generally”.Intinya, karier merupakan riwayat pekerjaan seseorang, serangkaian dan pola dalam pekerjaan


(47)

dan posisi pekerjaan serta kemajuan dalam pekerjaan atau dalam kehidupan.

Bagi peneliti karya adalah pekerjaan yang diemban oleh seseorang sebagai kesiapsediaan dalam tugas pelayanan hidupnya, agar lengkap hidupnya sebagai seseorang yang memiliki status dalam pekerjaannya.Karena setiap orang yang memiliki pekerjaan selalu memberikan pelayanan kepada instansi, organisasi dan atau masyarakat.Dengan demikian pekerjaan atau karya sebetulnya pengabdian atau pelayanan bagi sesama.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN.

Bab ini memaparkan jenis penelitian, tempat dan waktu, subyek dan obyek penelitian, teknik pengumpulan data, keabsahan data dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian Fenomenologi

Jenis penelitian ini adalah penelitian fenomenologi dengan menggunakan pendekatan survey. Menurut Best (Sukardi, 2013) penelitian fenomenologi merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan obyek sesuai dengan apa adanya.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan interview atau wawancara karena peneliti ingin mengumpulkan informasi tentang deskripsi kesiapan berkaya untuk 8 frater Yunior Novisiat II Pematang Siantar, Provinsi Indonesia, tahun 2015/2016 dan implikasinya terhadap usulan modul pengembangan kesiapan karier.

B. Tempat dan Waktu

1. Penelitian ini dilaksanakan di Novisiat II frater CMM, Pematang Siantar Sumatera Utara yang beralamatkan di Jalan Nias No 89.

2. Seting penelitian ini dilaksanakan dibeberapa tempat, ruang kelas, ruang pertemuan, ruang wawancara, kantor pimpinan Novisiat dan aula.


(49)

3. Penelitian ini dilaksanakan sendiri oleh peneliti, namun karena situasi dan kondisi yang membutuhkan bantuan, maka peneliti dibantu oleh seorang frater.

4. Penelitian awal ini tentang identifikasi kebutuhan frater yunior dan kesiapan-kesiapan karier, terlaksana pada bulan Juni dan Desember 2015

5. Penelitian lanjutan tentang pengembangan karya bagi frater yunior yang sudah terjun ke komunitas-komunitas karya, bulan September – desember 2016.

C. Subyek Penelitian.

1. Penelitian ini ditujukan untuk 8 frater yunior.

Penelitian ini merupakan penelitian fenomenologi karena semua frater novis menjadi subyek penelitian. Penelitian fenomenologi ini juga adalah untuk 8 frater yunior di Novisiat II Pematang Siantar, Provinsi Indonesia, tahun, 2015/2016. Karakteristik subyek pada umumnya memiliki kesiapan menta yang sangat kurang sehingga secara psikologis, kurang percaya diri, ragu, takut dan gelisah sebelum memperoleh tugas perutusan yang jelas. Dengan demikian peneliti hadir untuk mengangkat tema “Kesiapan berkarya bagi frater yunior novisiat 2 Pematang Siantar, tahun ajaran 2015/2016. Dengan studi fenomena melihat kondisi dan kesiapan dari keseluruhan subyek penelitian.


(50)

2. Fenomena yang diteliti

Fenomena yang terjadi di tahun-tahun terakhir ini tentang kesiapan karier bagi frater yunior yang masih kurang maksimal untuk berkarya terutama penghayatan makna dalam karya.

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data. 1. Wawancara / Interview

Sutrisno Hadi (1986) menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah responden sedikit atau kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan atau keyakinan diri. Oleh karena itu maka anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview adalah sebagai berikut;

a. Bahwa subyek atau responden adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri.

b. Bahwa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti, adalah benar dan dapat dipercaya.


(51)

c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Teori yang digunakan oleh peneliti sebagai salah satu cara untuk menggali informasi berkaitan dengan kesiapan karier bagi frater yunior, dapat diambil dari lima aspek;

Tabel 1.

Fokus masalah, panduan wawancara No Focus

masalah (tema-tema umum(

Identifikasi

01 Psikologis a. Perilaku manusia baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak dapat dilihat secara langsung.

b. Tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

c. Menurut Dakir (1993), psikologi membahas tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.

02 Spiritual a. Hubungannya dengan Yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta, untuk menemukan kedamaian. b. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak

diketahui atau ketidak pastian dalam kehidupan. c. Menemukan arti dan tujuan hidup

d. Spiritualitas adalah hubungannya dengan Yang Maha Kuasa atau Maha pencipta, tergantung dengan kepercayaan yang dianut oleh masing-masing individu.


(52)

social manusia bekerjasama dengan sesamanya

b. Tertib sosial budaya serta didalam wadah organisasi sosial.

c. Menurut lewis sosial adalah sifat dasar manusia yang membutuhkan kehadiran orang lain, meski berbeda mereka tetap memiliki hubungan sebagai individu yang hidup bersama.

04 Aspek moral

a. Keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. b. Tindakan manusia yang sesuai dengan ide-ide

yang diterima umum, yaitu berkaitan dengan makna yang baik dan wajar.

c. Suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran-ukuran tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu.

d. Moral secara eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi.

05 Aspek tanggung jawab

a.Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

b. Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus Bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, mengemban, mananggung segala sesuatunya,


(53)

atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.

Tabel 2. Pertanyaan Panduan Wawancara.

No Bagian I Jenis pertnyaan

01 a. Jenis pertanyaan pengidentifika sian

kebutuhan

1. Kebutuhan apa saja yang saudara rasakan untuk mempersiapkan diri menuju karya? 2. Bagaimana cara saudara memberikan kesan

awal yang menarik sebagai seorang frater yang siap berkarya?

3. Bagaimana cara saudara memperiapkan diri dengan baik menuju karya?

4. Apa saja yang perlu dipersiapkan untuk menuju karya?

5. Bagaimana saudara mengatasi perasaan gugup atau keraguan dalam diri saudara yang akan diterjunkan ke tempat karya ?

No Bagian II Jenis pertanyaan 02 b. Pertanyaan

awal wawancara (sebelum memberikan pendampingan ) berkaitan dengan psikologis, spiritual, sosial, moral,

1. Saudara dapat menceriterakan kepada saya seperti apa pikiran saudara saat ini sebelum menyelesaikan tahun pendidikan di Novisiat tahun II dan saudara akan di tempatkan di komunitas karya?

2. Saudara jelaskan bagaimana perasaan saudara saat ini, apakah masih mengalami kebimbangan atau telah siap untuk ditempatkan ditempat karya?

3. Ketika saudara menyadari ketidakmampuan saudara saat ini berkaitan dengan tugas dan


(54)

tanggungjawa b.

karya kita, apa yang hendak saudara lakukan? 4. Saudara jelaskan perasaan-perasaan saudara

yang saat ini saudara alami katika kita berbicara soal tugas perutusan yang berkaitan dengan karya, namun saudara belum tahu pasti tugas saudara?

5. Bagaimana usaha saudara agar mampu memaknai tugas perutusan saudara?

6. Bagaimana hubungan saudara dengan Tuhan yang adalah sumber semangat dan arah hidup kita?

7. Sharingkan bagaimana saudara merasa dikuatkan oleh Sang Pencipta agar tujuan hidup saudara menuju masa depan semakin jelas?

8. Ketika saudara merasa dikuatkan oleh Tuhan, apa yang saudara lakukan?

9. Bagaimana usaha saudara supaya memiliki semangat yang bersumber dari Tuhan dan sesama?

10. Bagaimana cara saudara untuk memiliki semangat dan kemampuan berkarya sehingga perutusan ini menjadi tugas yang bermakna bagi saudara?

11. Apa usaha yang saudara lakukan agar merasa nyaman dengan lingkungan?

12. Bagaimanna bisa saudara merasa nyaman dengan jadwal harian?

13. Jelaskan bagaimana saudara saling mendukung satu dengan lain di novisiat agar berusaha bersama menuju karya?


(55)

14. Bagimana saudara menyesuaikan diri dengan tugas komunitas dan tugas pelayanan/karier? 15. Sharingkan pengalaman bagaimana usaha

saudara akan menjalin relasi sosial dengan orang lain, sebagai pendukung saudara dalam karier?

16. Bagaimana saudara merasa tidak tertekan dengan aturan Novisiat yang sangat ketat? 17. Apa makna aturan bagi saudara di tahun

pembinaan ini?

18. Bagaimana sikap saudara bila lalai menjalani aturan di novisiat ini?

19. Menurut saudara apakah dengan aturan yang begitu ketat saudara tidak merasa bebas? 20. Sejauh mana saudara mampu mengikuti

aturan di novisiat ini?

21. Bagaimana saudara bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan oleh para pengajar di novisiat II?

22. Seberapa besar tanggungjawab saudara dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh para pengajar?

23. Bagaimana perasaan saudara apabila mengerjakan tugas dengan baik dan tepat? 24. Bagaimana perasaan saudara jika para

pengajar memberikan banyak tugas sehingga kadang tersita waktu istirahat saudara?

25. Seberapa sering saudara menunda-nunda pekerjaan?


(56)

03 c. Pertanyaan wawancara setelah memberikan pendampingan

(8 bulan

setelah para frater berada di komunitas karya) masih berkaitan dengan psikologis, spiritual, sosial, moral, tanggungjawa b.

1. Saudara dapat berceritera bagaimana pikiran dan perasaan saudara saat ini, setelah beberapa kali mendapat pendampingan dibandingkan sebelumnya?

2. Bagaimana perasaan saudara saat ini apakah masih mengalami kebimbangan soal karya atau mulai ada peningkatan keberanian dibanding sebelumnya? Jelaskan

3. Bagaimana saudara membandingkan perasaan ketidakmampuan saudara sebelumnya dengan pembinaan kurang lebih 8 bulan sekarang, apakah ada peningkatan pemahaman tentang karya perutusan? Jelaskan!

4. Saat ini saudara telah diutus untuk berkarya, bagaimana perasaan saudara?

5. Ceriterakan pengalaman saudara, bagaimana relasi saudara dengan Tuhan hingga saat ini? 6. Ketika saudara mengikuti bimbingan selama 8

bulan, apakan saudara sudah berkarya dengan baik? Jelaskan

7. Untuk tugas perutusan, kita tidak bisa menghindarinya apalagi minggat. Oleh karena itu seberapa besar kesiapan saudara hingga saat ini dalam karya?

8. Ada keyakinan bahwa ketika saudara mengikuti kursus gabungan novis (KGN), saudara sudah siap untuk bersosialisasi dengan orang lain? Jika demikian sudara dapat menceriterakan alasannya?

9. Cara bersosialisasi seperti apa yang sudah saudara terapkan di tempat karya?


(57)

10. Salah satu tantangan bagi frater muda yang baru karya adalah menjalin sosialisasi dengan rekan karya yang sudah berpengalaman, bagaimana saudara mampu menghadapi mereka? Jelaskan!

11. Saudara, ditempat karya ketika hari pertama kita hendak bekerja, kita menjadi tontonan para rekan kerja, maka sikap apa yang saudara tunjukan pada kesan pertama untuk para rekan kerja? Ceriterakan!!

12. Saudara saat ini menghadapi 2 tugas yang hampir bersamaan setiap hari, yakni tugas komunitas dan karya. Bagaimana cara saudara untuk menjalani 2 tugas tersebut?

13. Terkadang sebagai manusia kita lalai dalam tugas, bagaimana usaha saudara ketika lalai dalam tugas? Jelaskan!

14. Saudara, dalam karya setiap tugas yang dipercayakan harus terlaksana dengan baik, bagaimana saudara menyikapi tugas tersebut? 15. Saat ini saudara sudah berkarya apa makna

tugas perutusan ini bagi saudara?

16. Ceriterakan apakah saudara sudah memaknai tugas saudara yang telah saudara jalankan beberapa bulan terakhi?


(58)

E. Keabsahan Data

Menurut Moleong (2006) teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif terdiri dari berbagai teknik. Oleh karena itu peneliti menggunakan beberapa teknik sebagai berikut;

1. Keikutsertaan

Tujuannya adalah peneliti menjalin relasi yang baik dengan subyek penelitian.

2. Trianggulasi

Trianggulasi adalah cara pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk mengecek data. Trianggulasi peneliti digunakan adalah cara trianggulasi penyidik dengan menggunakan pengamat lain seperti pemimpin novis dan staf.

3. Sumber dari pimpinan-pimpinan komunitas karya

Dimaksudkan adalah untuk peneliti mengetahui bahwa, pada tahun sebelumnya yakni tahun 2014, 9 frater yunior diterjunkan ke komunitas-komunitas karya, awal karier mereka cukup mengalami kesulitan hampir 60% komunitas yang menemukan kesulitan tersebut. Hal ini dilihat dari kenyataannya dan kwalitas karier bahwa banyak frater yunior yang meninggalkan kongregasi, beberapa faktor yang mempengaruhi frater yunior meninggalkan kongregasi, antara lain; frater junior kurang siap untuk berkarya, sehingga tugas yang dipercayakan sebagai tanggungjawabnya tidak terlaksana dengan baik,


(59)

sehinggga frater yunior merasa takut, gelisah, ragu dalam mengambil keputusan untuk berkarya.

4. Penelitian langsung dari subyek yang diteliti.

Melihat fenomena ini, maka peneliti terjun ke tempat pembinaan atau novisiat II Pematang siantar-SUMUT, untuk melakukan penelitian secara langsung. Ketika peneliti melakukan proses pengumpulan data dengan interview atau wawancara tatap muka, peneliti menemukan hal yang sama dialami oleh 8 frater yunior yang hendak dipersiapkan menuju karya. Dalam hasil pengumpulan data ternyata 75% frater junior mengalami ketakutan, kegelisahan, keraguan dalam mempersiapakn diri menuju karya. Hal ini dialami karena ada lima aspek yang menjadi hambatan bagi frater yunior menuju karya antara lain:1) aspek psikologis kurang matang. 2) aspek spiritual, kurang semangat dalam karier, merasa kurang mampu dibanding rekan kerja lainnya. 3) aspeksocial atau hubungan dengan orang lain tidak mendukung. 4) aspek moral yang menyebabkan frater yunior kurang menghargai orang lain dalam karier. 5) aspek tanggungjawab terdapat kurangnya pendampingan pada frater yunior berhubung jurusan bidang karier dan akhirnya berefek pada tanggungjawab dalam tugas karya.

5. Fenomena yang terjadi pada tahun-tahun terakhir.

Sangat disayangkan bahwa pada tahun 2010-2012 terdapat 3 frater yunior yang mengundurkan diri dari barisan kongregasi CMM.Tidak


(60)

hanya cukup sampai disini, pada tahun 2013-2015, ada 5 frater junior yang juga ikut meninggalkan barisan kongregasi CMM, data berita provinsi frater CMM indonsia. Hal ini diakibatkan karena frater yunior tidak memiliki kematangan psikologis, spiritual, sosial, moral, dan tanggungjawab. Dimana frater yunior tidak mampu menghayati tugas perutusan yang diterapkan pada konstitusi frater CMM Bab III artikel 219-225, 235-238 yang mengatakan demikian, dimanapun anda berkarya, anda senantiasa harus merefleksikan makna yang lebih manusiawi dan adil dari karya kita. Bersama dengan mereka yang anda jumpai hendaklah anda bertumbuh menuju perkembangan perikemanusiaan yang sepenuhnya yang dikehendaki Allah. Anda berusaha agar pelayanan anda mengena sasarannya setepat mungkin. Untuk setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh persekutuan, persiapan yang sungguh amat penting. Soal memperoleh keterampilan kerja dipandang sebagai kewajiban yang pantas. Dengan rasa syukur anda tetap terbuka dengan kerja sama dan bantuan dari orang lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menjadi pendukung dalam usaha kitamendapatkan efisiensi yang lebih besar serta kerja yang lebih tepat.

Dapat terjadi bahwa menjadi putus asa dalam karya anda. Suasana itu tidak boleh menguasai terus-menerus. Karena keimanan akan kebangkitan Tuhan, kita mengetahui bahwa melalui kegagalan dan penderitaan akhirnya hanya yang baik sajalah mempunyai masa


(61)

depan. Jaminan yang pasti untuk usaha yang jujur adalah bahwa kita terus- menerus mencari cara kerja yang lebih baik, dan selalu mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk tugas kita.

F. Teknik Analisis Data (Instrumen) 1. Pertanyaan Wawancara

Pertanyaan wawancara dalam penelitian kualitatif ini, dapat dibagi menjadi 3 bagian antara lain; pertanyaan pengidentifikasian kebutuhan, pertanyaan awal wawancara (sebelum memberikan pendampinagan), pertanyaan wawancara setelah memberikan pendampingan.

2. Verbatim

Verbatim yang digunakan oleh peneliti dalam teknik analisis data adalah untuk menjawab pertanyaan bagian I dan II yakni Menggali perkembangan frater yunior sebelum dan sesudah mendapatkan pendampingan untuk mempersiapkan diri menuju komunitas karya, sebagai subyek yang diteliti.

3. Pengelompokan Tema-Tema

a. Upaya frater yunior untuk mematangkan kesiapan berkarya. Demi mematangkan kesiapan diri untuk berkarya, maka diharapkan supaya setiap frater yunior, berupaya dan berusaha belajar hidup berkarya sesuai karya-karya frater CMM di Provinsi Indonesia. Maka tentu membutuhkan kerelaan dari setiap frater


(62)

untuk mengupayakan waktu-waktu luang dalam mengembangkan minat bakat masing-masing.

b. Faktor – faktor apa yang memengaruhi kematangan kesiapan karier.

Faktor yang yang mempengaruhi kematangan kesiapan karier bagi frater yunior, yakni frater yunior disibukkan dengan keguatan-kegiatan yang bukan mengarah pada kesiapan diri untuk berkarya. Tidak cukup demikian, frater yunior juga tidak terlalu dibekali dengan ilmu dan praktek bagaimana hidup berkomunitas dan berkarya. Maka dengan demikian frater yunior kurang mempersiapkan diri dengan baik.

c. Upaya apa sajakah yang dilakukan para frater yunior untuk meningkatkan kesiapan mereka dalam berkarya.

Namun upaya yang dilakukan oleh frater yunior untuk meningkatkan kesiapan mereka dalam berkarya, antara lain memberikan kesempatan dan waktu luang agar frater yunior mengamati apa yang hendak dilakukan, karena hal demikian juga dapat menguji kepekaan frater yunior dalam kesiapan meningkatkan kematangan diri dalam berkarya. Selain itu frater yunior diberi waktu luang untuk mengembangkan potensi lewat tugas mandiri.


(63)

Frater yunior berusaha sebaik mungkin untuk mengerjakan setiap tugas yang diberikan oleh pemimpin dengan sungguh-sungguh, sebab untuk melihat kematangan setiap frater yunior, dapat diamati lewat setiap pekrjaan yang diberikan apakah dilakuakn dengan sepenuh hati. Sebab karier adalah tugas atau tanggungjawab yang dipercayakan kepada setiap frater yunior sebagai bukti pertanggungjawaban atas tugas panggilannya. Oleh sebab itu setiap frater yunior diharapkan memaknai setiap tugas yang diberikan, sebab jika dapat melakukan tugas yang sedikit akan ditambahkan lagi yang lebih sebagai ujud keprcayaan.

e. Upaya yang dilakukan frater yunior untuk memaknai karier sebagai salah satu bentuk partisipasi mengembangkan kongregasi. Setiap karya frater CMM di provinsi Indonesia, mengharapkan frater-frater mampu berkarya dengan sepenuh hati, segenap tenaga dan total. Harapan dari kongregasi inilah yang membuat setiap frater yunior untuk terus berpacu dalam berkarya, maka ketika seorang frater berkarya dengan tekun sesuai harapan kongregasi, secara langsung telah ikut ambil bagian dalam mengembangkan kongregasi. Oleh sebab itu dalam konstitusi frater CMM diharapkan agar setao frater CMM dalam karya harus memiliki semagat yang berasaskan pada injil.


(64)

Dengan demikian, frater yunior adalah anggota frater dari kongregasi Frater CMM yang turut memberikan diri total untuk ikut ambil bagian dalam pengembangan karya kongregasi.

4. Koding Dan Langkah Pengolahan Data

Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari dalam penelitian. Kata-kata yang diklasifikasikan dalam satu kategori diasumsikan memiliki makna yang sama. Kategori tersebut mencerminkan “hal” yang hendak diungkapkan oleh peneliti. Intinya prosedur pengkodean atau klasifikasi ini harus konsisten (reliable) dan akurat (valid). Langkah-langkah koding sebagai berikut:

a. Langkah pertama

Peneliti menyusun transkip verbatim (kata demi kata) atau catatan lapangan

b. Langkah kedua peneliti secara urut dan kontinyu melkukan penomoran pada tiap pertanyaan dan jawaban wawancara dalam transkip verbatim atau catatan lapangan.

c. Langkah ketiga

Pengkodean merupakan proses penguraian data, pengkonsepan, dan penyusunan kembali dengan cara baru. Hal ini merupakan proses utama penyusunan teori dari data, (Strauss dan Robin, 2007). Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam


(65)

pengkodean data (Miles dan Huberman, 1994. Peneliti memberi nama untuk masing-masing berkas dengan kode tertentu. Kode yang dipilih adalah kode yang dianggap paling mudah dan dianggap paling cocok mewakili berkas tersebut. Koding adalah proses membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan dan mensistemasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan dengan lengkap gambaran tentang topik yang dipelajari. Semua peneliti kualitatif menganggap tahap koding sebagai yang penting, meskipun peneliti yang satu dengan peneliti yang lain memberikan usulan prosedur yang tidak sepenuhnya. Pada akhirnya, penelitilah yang berhak (dan bertanggung jawab) memilih cara koding yang dianggapnya paling efektif bagi data yang diperolehnya (Poerwandari, 2007).

5. Teknik Analisis Data

Miles dan Hubert menjelaskan bahwa dalam penelitian dalam penelitian kualitatif datanya berupa kata-kata (1992:15). Data tersebut dikumpulkan lewat wawancara mendalam dan observasi, kemudian data tersebut dianalisis dan terdiri dari tiga alur kegiatan:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang mundul dari catatan-catatan lapangan.


(66)

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan penyajian sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data berupa teks naratif dari hasil wawancara.


(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Bab ini memaparkan deskripsi data, pelaksanaan terapi dah hasil, pembahasan.

A. Deskripsi Data

1. Kongregasi Frater CMM

a. Sejarah Berdirinya Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang Berbelaskasih (Frater CMM).

Congregatio Fratrum Beatae Mariae Virginis, Matris Misericordiae atau Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Yang

Berbelaskasih, didirikan oleh Mgr. Joannes Zwijsen pada tanggal 25 Agustus 1844 di negeri Belanda. Kongregasi frater CMM, merupakan komunitas religius non imam.

Kongregasi frater CMM memulai karya kerasulannya di negeri Belanda pada tahun 1844 dandi Belgia pada tahun 1851. Dalam perjalanan waktu, Kongregasi mulai kegiatannya di negara-negara jajahan Belanda antara lain; Antila Belanda tahun 1866, Suriname 1902, Indonesia 1923, dan sekitar tahun 1960 menyusul penyebaran karya ke negara-negara lain, seperti, Zaire pada tahun1959, Brasilia 1960, dan Kalifornia-A.S tahun 1963.

Jenderalat sejak berdirinya kongregasi frater CMM hingga sekarang, berada di Tilburg, negeri Belanda. Kongregasi juga dibagi dalam 3 provinsi antara lain; Provinsi Belanda, Provinsi Belgia dan Provinsi Indonesia serta 6 Regio, antara lain; Regio Antila Belanda, Regio


(1)

dengan saya. Saya akan bertanya kepada frater dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana dan saya harap frater menjawab secara fleksibel namun jujur, sehingga pembicaraan kita dapat membantu kita satu dengan lain. Apakah frater siap untuk membantu saya?

04 Subyek Baik frater saya siap…

05 Peneliti Syukur kalau begitu kita langsung saja…

Frater yang baik, mengingat kita sebagai frater CMM, maka kongregasi kita adalah kongregasi karya dan belaskasih, bagaimana perasaan saudara sejauh ini?

06 Subyek Pada bulan-bulan terakhir saya merasa bingung, muncul berbagai macam pertanyaan, kebingungan itu antara lain, setelah profesi atau kaul perdana dan mendapat tugas perutusan, apa yang hendak saya lakukan di kuminitas karya? Sementara saya belum mengetahui apa tugas saya. Kebingungan lain jika ditempatkan di sekolah sebagai guru, apa yang hendak dilakukan, berkaitan dengan kesiapan mental.

1UMKK170705

07 Peneliti Oke, baik frater itu pertanyaan pertama selanjutnya, bagaimana frater akan memberikan untuk mengembangkan karya kongregasi kita? 08 Subyek Dalam mengembangka kesipan berkarya masih

mengalami perasaan yang sama, namun jika suatu waktu atau pada saatnya nanti diberikan sebuah tugas dan tanggungjawab, maka bagaimanapin juga tetap dijalani sesuai kemampuan selagi mampu.

1UMKK170705

09 Peneliti Bagimana saudara akan bertanggungjawab untuk menjalankan tugas yang diberikan?

10 Subyek Merasa belum mampu untuk melaksanakan tugas yang diberikan, namun usaha yang hendak dilakukan adalah sikap kerendahan hati, terus berusaha, tidak malu bertanya kepada sesama atau rekan kerja.

1UMKK170705

11 Peneliti Nah dengan bagaimana perasaan saudara sebelumnya?

12 Subyek Berbicara mengenai tugas dan karya pada saat-saat sebelumnya mengalami keraguan, kegelisahan, kebimbangan

1UMKK170705

13 Peneliti Apa yang saudara harapkan untuk tidak merasa ragu, takut dll, sehingga bebas dalam memutuskan tugask perutusaanya?


(2)

124

14 Subyek Yang diharapakn frater yunior adalah terus berjuang tidak menyerah untuk siap menerima tugas, selalu bersikap terbuka

1UMKK170705

Peneliti Oke…frater yang baik terimakasih telah hadir untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan, semoga ini menjadi penguatan atau motivasi bagi kita dalam menjalankan tugas panggilan kita.

Wawancara pertanyaan bagian ke II

15 Peneliti Frater yang baik selamat berjumpa lagi, kita akan berbincang-bincang seperti sebelum-sebelumnya. Kali ini saya hadir lagi untuk mengidentivikasi perkembangan frater dalam mempersiapkan diri menuju karya. Saya harap bahwa frater telah mengalami perubahan setelah kita berjumpa sebelumnya. Kali ini saya akan bertnya seperti sebelumnya dan frater dapat menjawab pertnyaan lisan kepada saya sebagaimana yang frater alami sampai saat ini. Apakah frater siap?

16 Subyek Selamat jumpa lagi, saya siap frater.

17 Peneliti Baik kalau begitu kita mulai, saya ingin bertnya lagi, frater bisa menceriterakan kepada saya kira-kira factor apa yang mempengaruhi kematangan kesiapa dalam berkarya?

18 Subyek 1.Sebagai frater yunior, masih memiliki katidakmatangan pribadi secara psikoligis untuk tugas mengemban tugas tanggungjawab.

2. Dalam menjalani panggilan sebagai frater, masih kurang memiliki pengalaman kerja pada tahun-tahun sebelumnya, sehingga menimbulkan keraguan dan ketidak percayaan diri dalam menghadapi karya nyata.

3. Ketika menjalani tahun-tahun pendidikan atau pembinaan di novisiat, tidak ada pendidikan atau bimbingan karier yang lebih spesifik yang mengarah pada karya perutusan yang akan dipercayakan kepada frater yunior.

Jawaban berbeda dari 1 subyek

1.Ketika saya ditanya mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kesiapan karier, maka sejauh yang saya alami hingga saat ini, saya belum menemukan karena, secara pribadi saya pernah memiliki pekerjaan sebelumnya, sehingga saya tidak mengalami kesulitan atau tantang, oleh sebab itu saya siap untuk diutus dan berkarya


(3)

2.Selama menjalani tahun pembinaan saya selalu mendapat kepercayaan oleh pimpinan untuk tugas yang menurut saya, akan saya lakukan ketika berada dotempat karya. Untuk itu saya semakin

percaya diri. 3aFMKK17070

5 19 Peneliti Ok baik frater, bagaimana upaya frater untuk

meningkatkan kesiapan diri dalam berkara?

20 Subyek 1. Upaya yang dilakukan sebagai frater yunior pada umumnya adalah pengembangan diri secara inisiatif. Artinya bahwa ketika frater yunior akan diutus ketempat karya, sebetulnya masih mengalami ketidaksiapan secara psikologis, namun karena kaul ketaatan menuntut agar frater yunior selalu siap untuk diutus, maka siap ataupun belum harus menerima dengan sukarela. Maka pada intinya bahwa tugas yang diberika sebetunya sifatnya “memaksa” alasannya kaul ketaatan. Dengan demikian sebagai frater yunior selalu mencari cara untuk mengembangkan diri secara inisiatif semi tugas perutusan.

2. Untuk mengembangkan atau meningkatkan kesiapan berkarya, pada umumnya sebagai frater yunior diharapkan untuk rendah hati artinya siap bertanya jika mengalami kesulitan, kemudian dilatih untuk berjuang mengembangkan diri secara optimal dalam meningkatkan kesiapan karier.

Perbedaan jawaban

f. Sebagai frater yunior harus memiliki semangat dan sikap antusiasme dalam meningkatkan kesiapan berkarya, memiliki rancangan program yang pasti

g. Terus berusaha dan belajar dari rekan karier. Melihat kemampuan yang dimiliki kemudian mengambangkan diri secara mandiri.

4UMKB170705

5aUMKB17070 5

21 Peneliti Baik saudara, dengan demikian maka bagaimana saudara mampu memaknai tugas yang dipercayakan kepada frater sebagai tugas perutusan?

21 Subyek 1.Dalam hidup panggilan sebagai frater terutama ketika dipercayakan untuk menjalankan sebuah tugas, maka perlu dimaknai sebagai wujud pertanggungjawaban atas panggilan sebagai frater


(4)

126 CMM.

2.Tugas perutusan dapat dimaknai sebagai wujud pewartaan kasih Allah kepada sesama

23 Peneliti Oke baik sekali frater, oleh karena itu maka bagaimana upaya frater untuk memaknai karier sebagai tugas perutusan untuk ikut berpartisipasi dalam mengembangkan kongregasi?

24 Subyek 1.Sebagai frater yunior yang tercatat sebagai anggota kongregasi frater CMM, selalu diberikan kepercayaan dalam mengemban sebuah tugas atau tanggungjawab dalam karya, maka upaya yang harus dilakukan untuk memaknai karier sebagai salah satu bentuk partisipasi dalam mengembangkan kongregasi, yakni frater harus berusaha mengabdikan diri secara utuh dalam kongregasi.

2. Selain itu juga sebagai frater yunior harus berusaha untuk menggunakan waktu untuk bekerja secara tepat, berusaha mengoptimalkan vasiitas yang tersedia sesuai dengan kebutuhan karya. 3. Sebagai frater perlu menjalin relasi yang baik dengan rekan karier agar tercipta persaudaraan dan kerjasama yang baik.

4. Berusaha mengupayakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap frater dalam tugas dan karya.

7UMKPMK170 705

25 Peneliti Akhirnya saya mengucapkan terimakasih kepada, para saudara yang telah memberikan sumbangsi pikiran dan waktu, untuk memenuhi undangan saya dalam proses wawancara.


(5)

(Studi Fenomenologi Pada 8 Frater Yunior CMM Provinsi Indonesia, Tahun Pelajaran 2015/2016)

Dionisius Kayus Abi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kesiapan berkarya bagi frater yunior, mengetahui bagaimana mengatasi permasalahan yang dialami oleh delapan subyek pada kesiapan berkarya, sehingga dalam tugas perutusan frater yunior berusaha untuk bertahan dalam panggilan hidup membiara.

Penelitian ini termasuk penelitian fenomenologi dengan pendekatan survey. Instrument penelitian berupa pedoman wawancara, dengan melibatkan 8 subyek (frater yunior) untuk melihat latar belakang kesiapan berkarya. Hasil penelitian telah ditemukan upaya-upaya frater yunior untuk meningkatkan kesiapan diri dalam berkarya, diantaranya: pertama, Frater yunior telah berupaya unuk mematangkan kesiapan karier ketika memperoleh tugas perutusan di tempat karya, hal demikian telah teridentifikasi jelas bahwa walaupun pada awal karier mengalami banyak kesulitan, namun selalu ada usaha untuk berjuang dalam mengembangkan karya yang dipercayakan kepada setiap frater. Kedua, Faktor-faktor yang sebetulnya mempengaruhi kesiapan karier bagi frater yunior, misalnya keraguan, kurang percaya diri, tidak memiliki pengalaman kerja sebelumnya, namun ketika berada di tempat karya, frater yunior berusaha sedemikian untuk terus berjuang dalam mematangkan kesiapan karier terutama tugas yang di emban di tempat karya. Ketiga, Upaya yang diperjuangkan oleh frater yunior dalam karier adalah berusaha untuk bekerja keras demi tugas mulia yang di emban sebagai wujud pertanggungjawaban atas panggilannya. Empat, Frater yunior mampu untuk memaknai karier, sebagai tugas pelayanannya yang dipercayakan untuk pengabdian diri sebagai kaum selibat yang siap untuk melayani dengan spontan dan nyata. Lima, Usaha yang dilakukan oleh frater yunior adalah bekerja dengan total sebagai wujud cintanya kepada kongregasi, sekaligus hadir sebagai anggota yang siap dan turut melayani sesama manusia sebagai bentuk partisipasi dalam mengembangkan Kongregasi Frater CMM.


(6)

ABSTRACT

JUNIOR FRATERS’ READINESS TO SERVE

(Phenomenology Study on 8 Junior Fraters at CMM Province Indonesia, Class of 2015/2016)

Dionisius Kayus Abi

Sanata Dharma University Yogyakarta 2017

This research was aimed at finding junior Fraters’ readiness to serve, and how those 8 Fraters dealt with problems related to the readiness to work, so in their service in society they will remain in monastic life.

This research was a phenomenology research with a survey approach. The research instrument was interview guidance, involving 8 subjects (junior Fraters) to see the background of the readiness to serve. The research found efforts of junior Fraters to increase the readiness to serve i.e.: first, junior Fraters had attempted to stabilize career readiness when receiving assignments to serve in society, which had been well-identified that despite the difficulties at the beginning of a career, there were always efforts to fight for the service development entrusted to each Frater. Second, having factors influencing the readiness of junior Fraters like doubts, lack of self-confidence, no work experience, they, when in society, tried so hard to fight to stabilize career readiness, especially the assignments entrusted to them in society. Third, the effort fought for by junior Fraters in career was try to work hard for the noble assignment entrusted as a manifestation of responsibility of their life call. Fourth, junior Fraters were able to find meanings in the career as their service assignment entrusted to devote themselves as celibates who were ready to serve spontaneously and factually. Fifth, he effort carried out by junior Fraters was work totally as a manifestation of their love to congregation, as well as be present as a ready member and take part to serve human beings as a participation in developing CMM Frater Congregation.