Bab 4 Sistem Gerak pada Manusia
65
Kelainan dan Penyakit pada
Sistem Gerak
C
Gangguan pada sistem gerak sering dialami oleh tulang, persendian, dan otot dalam melaksanakan tugasnya. Gangguan
ini dapat terjadi, karena tulang dan otot di dalam tubuh sering menanggung beban terlalu berat, maupun karena pengaruh
hormon, vitamin, infeksi kuman penyakit, dan lain-lain.
a. Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis bisa disebabkan karena kelainan fungsi vitamin atau hormon. Contoh gangguan fisiologis ialah rakhitis,
mikrosefalus, hidrosefalus, akromegali, dan osteoporosis. 1 Rakhitis ialah penyakit tulang karena kekurangan vitamin
D. Vitamin D berfungsi membantu proses penimbunan zat kapur pada waktu pembentukan tulang. Jadi, jika
kekurangan vitamin D menyebabkan tulang anggota gerak berbentuk X atau O.
2 Mikrosefalus ialah pertumbuhan tulang tengkorak yang terhambat karena abnormalitas tirosin sehingga ukuran
kepala menjadi kecil. 3 Hidrosefalus ialah suatu kelainan yang ditandai dengan
pengumpulan abnormal cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga otak sehingga kepala membesar.
4 Akromegali ialah penyakit pada tulang pipa yang menebal karena kelebihan
somatotropin yang bersifat lokal. 5 Osteoporosis ialah penurunan berat
tulang karena osifikasi dan terjadi penghambatan reabsorpsi bahan tulang.
Hal ini dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon parahormon.
1. Gangguan Tulang
c. Pronasi Supinasi
Pronasi adalah gerakan memutar telapak tangan dan jari untuk menelungkup. Sedangkan, supinasi adalah memutar
telapak tangan dan jari untuk menengadah.
d. Depresi Elevasi
Depresi adalah gerakan menurunkan anggota tubuh. Sedangkan, gerakan elevasi adalah mengangkat anggota tubuh.
Gambar 4.13 Osteoporosis kanan
Sumber: Image.google.co.id
Di unduh dari : Bukupaket.com
Biologi untuk SMAMA kelas XI Program IPA
66 b.
Gangguan fisik
Gangguan secara fisik sering menyebabkan kerusakan tulang. Kerusakan tulang ini,
contohnya adalah fraktura atau retak tulang. Retak tulang dapat dibedakan menjadi beberapa
macam, yaitu: 1 fraktura, apabila tulang yang retak tidak
sampai menyebabkan organ lain terluka atau dapat pula menyebabkan otot dan kulit
terluka.
2 Greenstick, apabila tulang mengalami retak sebagian dan tidak sampai memisah.
3 Komminudet, apabila tulang mengalami retak menjadi beberapa bagian tetapi tidak sampai
keluar dari otot.
c. Gangguan pada tulang belakang
Kedudukan tulang belakang dapat berubah atau bergeser dari kedudukan normalnya. Kelainan kedudukan tulang
belakang ini ada beberapa macam, yaitu 1 Lordosis, jika tulang pinggang melengkung ke depan
sehingga kepala tertarik ke belakang. 2 Kifosis, jika tulang punggung melengkung ke belakang
sehingga orang menjadi bungkuk. 3 Skoliosis, jika tulang belakang melengkung ke kiri atau ke
kanan.
Gangguan persendian dapat diakibatkan oleh berbagai macam sebab sehingga terjadi gangguan gerak. Gangguan
persendian ini dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 1
dislokasi, pergeseran kedudukan sendi karena perubahan ligamen,
2 ankilosis, persendian yang tidak dapat digerakkan; dan
3 artritis, peradangan pada persendian yang disertai dengan
rasa sakit untuk digerakkan. Arthritis dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
a Reumatoid, yang merupakan penyakit kronis pada
jaringan penghubung sendi. b Gout arthritis, yaitu gangguan persendian karena
metabolisme asam urat yang gagal. c Osteoartritis, ialah penyakit sendi karena menipisnya
tulang rawan.
2. Gangguan Persendian