pada nugget hanya 20, semakin banyak persentase penambahan tepung temulawak maka persentase kadar serat total dalam nugget akan semakin
tinggi. Hal ini di dukung sumiati 1998 bahwa kadar serat rimpang temulawak kering yaitu sebesar 4,20.
G. Analisa Finansial 1. Kapasitas produksi
Kapasitas produksi dalam satu tahun direncanakan menghasilkan nugget keong mas sebesar 29.952 kg atau 49.920 pack 600 grampack. Untuk
menghasilkan kapasitas produksi tersebut memerlukan bahan baku keong mas 15.908,22 kgtahun untuk mendapatkan daging keong mas sebanyak 4992 kg
tahun, dan rimpang temulawak sebanyak 10971.43 kg untuk mendapatkan bahan pengisi tepung temulawak sebesar 998.4 kg. Sedangkan bahan tambahan
yang dibutuhkan yaitu 99,88 kg tahun garam, 99,88 tahun gula, 99,88 kg tahun merica, 2995,2 kg tahun telur, 2496 kghari tepung maizena, 4296 kghari
tepung roti, 499,2 kgtahun es. Data kapasitas produksi lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 14.
2. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu usaha, terdiri dari biaya tidak tetap dan biaya tetap. Biaya tidak tetap
adalah biaya yang besarnya berubah sejalan dengan tingkat produksi yang dihasilkan. Biaya tetap adalah biaya-biaya yang dalam jangka waktu tertentu
tidak berubah mengikuti perubahan tingkat produksi. Biaya tetap bersifat konstan pada relevan range tertentu.
Secara singkat total biaya per tahun dari industri nugget keong mas adalah sebagai berikut :
Total biaya produksi = biaya tetap + biaya tidak tetap
= Rp 24,657,221.28 + Rp 366,828,850
= Rp 391.486.071,28 Perincian total biaya produksi tiap tahun dapat dilihat pada lampiran 16
.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Harga Pokok Produksi
Berdasarkan kapasitas produksi tiap tahun dan biaya produksi tiap tahun, maka dapat diketahui harga pokok tiap 100 mlcup.
Harga Pokok = per tahun
produksi Kapasitas
produksi biaya
Total
= Rp 391.486,071,28 29.952
= Rp 13.100 pack
4. Harga Jual Produksi
Harga jual diperoleh berdasarkan dari harga pokok, harga produk lain dipasarkan dan juga keuntungan yang ingin dicapai ditambah pajak. Keuntungan
yang ingin dicapai 30 dari harga pokok. Pajak 10 dari harga jual. Harga Jual
= harga pokok + keuntungan 40 + pajak 10 = Rp 13.100 +Rp 4.000 + Rp 1.200 ,-
= Rp 18.300,-pack
5. Break Event Point BEP
Analisa Break Event adalah suatu teknik untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Volume
penjualan dimana penghasilannya tetap sama dengan biaya totalnya, sehingga perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan menderita kerugian dinamakan
“Break Event Point”. Biaya yang termasuk biaya variabel pada umumnya adalah bahan mentah, upah buruh langsung, dan komisi penjualan. Sedangkan yang
termasuk golongan biaya tetap pada umumnya depresiasi aktiva tetap, sewa bangunan, bunga pinjaman, gaji pegawai, gaji pimpinan, gaji staff research,
biaya kantor Pujawa, 2002. Berdasarkan lampiran 17 diperoleh BEP sebagai berikut :
- BEP biaya titik impas = Rp 74.548.792,36
- BEP titik impas
= 13,60 -
Kapasitas titik impas = 4.074 pack tahun
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Kapasitas tiitik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan untuk mencapai titik impas tersebut. Jadi produksi Nugget Keong Mas mencapai
keadaan impas jika produksinya sebesar 4.074 unittahun, dengan kapasitas normal sebanyak 29.952 packtahun, hal ini berarti Nugget Keong Mas
memperoleh keuntungan karena produksinya diatas kapasitas titik impas juga dapat dinyatakan kapasitas produksi mencapai 13,60 dari total produksi yang
direncanakan. Grafik BEP dapat dilihat pada lampiran 18.
6. Net Present Value NPV