Tabel 4.9 Kontingensi
Prestasi Total
Baik Cukup baik
Kurang baik fo
fh fo
fh Fo
fh Persepsi
Tinggi 17
12,6 12
12,3 8
12,0 37
Cukup tinggi
8 11,9
12 11,7
15 11,4
35 Rendah
18 18,4
18 18,0
18 17,6
54 jml
43 43
42 42
41 41
126
Hasil analisis data dengan uji statistika χ
2
menunjukkan bahwa nilai χ
2 hitung
= 5,317. Berdasarkan tabel χ
2 ,
maka nilai χ
2 tabel
pada taraf df = b-1k- 1 = 3-13-1 = 4 dengan taraf signifikansi 5 adalah 9,488. Hasil
perhitungan χ
2 hitung
= 5,317 χ
2 tabel
= 9,488. Dengan demikian H
a
ditolak H
o
diterima, artinya tidak ada hubungan positif motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I.
D. Pembahasan 1. Hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran dengan
prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I
Hasil analisis data dengan uji statistika χ2 menunjukkan bahwa nilai χ2
hitung
= 5,139. Berdasarkan tabel χ2, maka nilai χ2
tabel
dengan taraf signifikansi 5 adalah 12,592. Hasil perhitungan χ2
hitung
= 5,139 χ2
tabel
= 12,592. Dengan demikian Ha 54
ditolak Ho diterima, artinya tidak ada hubungan positif persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Akuntansi
Keuangan Dasar I. Dengan demikian berarti dapat dikatakan bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai mahasiswa tidak dapat diketahui dari penggunaan
metode pengajaran yang diberikan oleh dosen pada saat memberikan pembelajaran. Metode pengajaran yang bervariasi misalnya penggunaan metode pengajaran
seperti metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, metode tugas, dan metode sosiodrama, bila sudah digunakan oleh dosen dan digunakan dengan tepat
pada setiap materi ajar dalam perkuliahan maka akan mengurangi kebosanan dan bahkan mempermudah mahasiswa memahami setiap materi yang disampaikan dalam
proses belajar mengajar sehingga dengan demikian mahasiswa memiliki peluang yang besar untuk mencapai prestasi belajar pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I,
sehingga dalam penyampaian bahan pengajaran yang tepat akan memotivasi mahasiswa untuk lebih mendalami setiap materi ajar yang diberikan. Dengan
demikian usaha yang optimal ini pada umumnya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal juga. Seorang dosen yang menurut mahasiswa mampu menyajikan
metode pengajaran yang tepat merupakan motivasi ekternal yang dapat meningkatkan pretasi belajar mahasiswa. Metode pengajaran yang dimaksud dapat disesuaikan
dengan situasi dan kondisi kelas serta mata kuliah yang ingin disampaikan sehingga mahasiswa tidak merasa jenuh dalam mengikuti perkuliahan. Contoh kongkrit yang
dapat diilustrasikan adalah sebagai berikut: Proses belajar mengajar untuk siklus akuntansi perusahaan perdagangan
menurut buku Suwardjono sebagai langkah awal pengajaran, dosen bisa mengunakan metode ceramah hal itu dapat dibaca pada halaman 228 yaitu dengan
menyampaikan beberapa pengertian yang berhubungan dengan siklus akuntansi perusahaan perdagangan secara gari besar, misalnya:
- Pengertian perusahaan perdagangan
- Fungsi perusahaan perdagaangan
- Karakteristik akuntansi
- Akun – akun khusus
Kemudian untuk mengarahkan proses berfikir mahasiswa dan mengarahkan mahasiswa untuk merangsang perhatiaanya pada mata kuliah yang disampaikan maka
dosen dapat menggunakan metode sosio drama. Dengan metode sosio drama mahasiswa diajak berpraktek langsung mengenai bagaimana bertransaksi dalam
perusahaan perdagangan sehingga dengan demikian mahasiswa dapat dengan mudah mengerti dan memahami bagaimana sesungguhnya bertransaksi dalam akuntansi. Dan
selanjutnya bisa dengan penerapan metode-metode yang lain seperti metode diskusi dan selanjutnya dapat dengan menggunakan metode kerja kelompok.
Namun pada kenyataannya dosen tidak memberikan keseluruhan metode pengajaran tersebut kepada mahasiswa, sehingga yang terjadi mahasiswa tidak bisa
menangkap materi yang disampaikan dengan mudah dan timbul kesulitan yang berujung pada pencapaian prestasi yang kurang memuaskan. Berbeda bila mahasiswa
benar-benar dilibatkan secara total pada setiap metode pembelajaran yang berlangsung dikelas, maka tercapaian prestasi belajar yang tinggi bisa terwujud. Hal
ini disebabkan karena mahasiswa bisa merasakan, mengerjakan, dan melakukan sendiri sehingga proses belajar terasa menyenangkan.
Dari contoh kongkrit di atas masih ada kemungkinan lain yang sekiranya dapat menyebabkan pencapaian prestasi mahasiswa menurun. Kemungkinan itu berasal dari
mahasiswanya sendiri. Terkadang mahasiswa memiliki sifat malas-malasan. Sifat kemalasan ini didukung dengan adanya gangguan dari teman misalnya untuk bermain
didalam kelas pada saat berlangsungnya pelajaran bahkan berasal dari dirinya sendiri. Jika hal ini tidak ada perubahan dari mahasiswanya yang terjadi adalah hasrat atau
kemauan mahasiswa untuk belajar tidak ada. Sehingga dengan tidak adanya keinginan dan keseriusan untuk belajar akan menyebabkan kesusahan dalam mengikuti setiap
pembelajaran yang diberikan dosen. Hal ini berdampak pada pencapaian hasil akhirnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Bukan hanya itu saja terkadang mahasiswa didalam kelas tidak pernah memiliki motivasi untuk belajar. Sebagai contoh mahasiswa kurang adanya perhatian pada saat
dosen menjelaskan, mahasiswa hanya berdiam diri, mahasiswa malah keluar kelas, mahasiswa hanya bengong, ribut sendiri dan malah tidur-tiduran. Dari rangkaian
contoh diatas nyata bahwa pencapai prestasi yang mungkin akan diharapkan akan jauh lebih baik, tapi pada kenyataannya tidak bisa dicapai dengan apa yang akan
diharapkan. Pencapain prestasi bukan hanya dapat dipengaruhi oleh mahasiswa itu sendiri
namun ada kemungkinan dari dosen yang memberi materi ajar. Ada dosen yang mengajarnya dirasa menyenangkan, pembawaannya enak dan dirasa tidak membeda-
bedakan. Ketika melihat dosen yang seperti ini mahasiswa terkadang senang untuk belajar pada saat didalam kelas. Berbeda bila dosen pada saat menyampaikan materi
tidak bisa memberi rasa menyenangkan misalnya tidak membuat selingan-selingan pada saat menjelaskan seperti humoran, candaaan dan lain sebagainya. Hal ini
bertujuan agar situasi didalam kelas tidak tegang, mahasiswa menjadi senang belajar dan aktif didalam kelas. Namun ada juga dosen yang cepat marah-marah dan mudah
tersinggung yang menyebabkan mahasiswa menjadi malas dengan dosen yang 57
bersangkutan tersebut, dan dengan demikian mahasiswa pun akan merasa canggung untuk bertanya bahkan menjadi malas untuk memperhatikan ketika dosen sedang
menyampaikan materi yang disampaikan. Hasil penelitian mengatakan bahwa persepsi metode pengajaran tidak
menyebabkan prestasi belajar mahasiswa tinggi. Untuk itu, kesadaran dari dalam diri mahasiswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I
Hasil analisis data dengan uji statistika χ
2
menunjukkan bahwa nilai χ
2 hitung
= 5,317. Berdasarkan tabel χ
2 ,
maka nilai χ
2 tabel
dengan taraf signifikansi 5 adalah 9,488. Hasil perhitungan χ
2 hitung
= 5,317 χ
2 tabel
= 9,488. Dengan demikian H
a
ditolak H
o
diterima, artinya tidak ada hubungan positif motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I. Motivasi belajar
tidak menyebabkan prestasi belajar mahasiswa tinggi begitu sebaliknya Dengan demikian berarti bahwa motivasi bukan merupakan faktor penentu
yang dominan untuk meningkatkan prestasi belajar, motivasi hanya dapat mempengaruhi prestasi belajar. Ada banyak faktor yang menyebabkan tidak adanya
hubungan motivasi dengan pencapaian prestasi belajara mahasiswa, salah satu faktor yang diduga sebagai faktor penyebab tidak adanya hubungan yang positif dan
signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar salah satunya adalah faktor keluarga. Dimana faktor keluarga bisa ditinjau dari kondisi ekonomi keluarga yang
tidak stabil dan tidak memadai bisa menyebabkan mahasiswa tidak memiliki motivasi belajar, relasi antar anggota keluarga yang tidak harmonis, perhatian orang tua dan
suasana rumah yang tidak kondusif tentunya akan mempengaruhi prestasi belajar. 58
Namun ada faktor lain yang dapat mempengaruhi motivasi mahasiswa yakni lingkungan belajar mahasiswa. Lingkungan belajar merupakan salah faktor yang
menentukan motivasi belajar mahasiswa. Dengan lingkungan belajar yang mendukung dan nyaman mahasiswa akan memiliki motivasi belajar. Namun
sebaliknya bila lingkungan belajarnya tidak mendukung tentunya juga akan mempengaruhi prestasi belajar. Kondisi lingkungan belajar tersebut misalnya jam
belajar masyarakat yang mendukung. Pada saat jam belajar masyarakat tidak ada kegaduhan disekeliling tempat tinggal. Singgga mahasiswa bisa belajar dengan
suasana yang tenang. Dengan demikian diharapkan keseriusan belajar mahasiswa dapat mempengaruhi pencapaian prestasi.
Disamping itu juga dukungan orang tua terhadap anak didik untuk belajar yang tidak pernah diabaiakan. Dengan dukungan orang tua seorang anak akan tumbuh
motivasi belajarnya. Anak akan merasa senang bila orang terdekatnya selalu memperhatikan dan selalu memberi dukungan. Sehingga dengan demikian dapat
mempengaruhi motivasi belajar mahasiswa. Hasil penelitian mengatakan bahwa motivasi belajar tidak menyebabkan
prestasi belajar mahasiswa tinggi. Untuk itu, kesadaran dari dalam diri mahasiswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini mendiskripsikan tentang hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran dan motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata
kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dikemukakan pada bab VI maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Akuntansi
Keuangan Dasar I Program Studi Pendidikan Akuntansi PAK Universitas Sanata Dharma Tahun Angkatan 2006 sampai dengan 2007 yang ditunjukkan pada tabel χ
2 ,
maka nilai χ
2 tabel
dengan taraf signifikansi 5 adalah 12,592. Dari hasil perhitungan χ
2 hitung
= 5,139 χ
2 tabel
= 12,592. Dengan demikian Ha ditolak Ho diterima, artinya tidak ada hubungan positif persepsi mahasiswa terhadap metode pengajaran dengan
prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis didukung oleh data hasil penelitian ini.
2. Tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Akuntansi Keuangan Dasar I Program Studi
Pendidikan Akuntansi PAK Universitas Sanata Dharma Tahun Angkatan 2006 sa
mpai dengan 2007 yang ditunjukkan pada tabel χ
2 ,
maka nilai χ
2 tabel
dengan taraf signifikansi 5 adalah 9,488. Hasil perhitungan χ
2 hitung
= 5,317 χ
2 tabel
= 9,488. Dengan demikian H
a
ditolak H
o
diterima, artinya tidak ada hubungan positif motivasi
60 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI