2.2.6. Kualitas Hasil Pemeriksaan
Kualitas hasil pemeriksaan adalah probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran
dalam sistem akuntansi kliennya. Auditor sangat berkepentingan dengan kualitas jasa yang diberikan. Kualitas jasa yang dihasilkan oleh profesi
akuntan publik diatur dan dikendalikan melalui berbagai standar yang diterbitkan oleh organisasi profesi tersebut. Untuk mengukur kualitas audit
maka diperlukan suatu criteria. Standat auditing merupakan salah satu ukuran kualitas audit. Standar ini harus diterapkan dalam setiap audit atas
laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen. Standar ini dapat diterapkan tanpa memandang besar kecilnya usaha klien, bentuk
organisasi bisnis, jenis industri maupun sifat organisasi bisnis. Menurut Mulyadi 2002:54-60 ada 8 delapan prinsip yang harus
dipatuhi akuntan publik yaitu: 1.
Tanggung jawab profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,
setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik,
dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. 3.
Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan itegritas setinggi mungkin.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga onyektivitas dan bebas dari benturan kepentigan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban
untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi
kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembagan praktik, legislasi dan teknik yang paling
mutakhir. 6.
Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila
ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.
7. Perilaku profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
8. Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan estandar teknis dan estandar profesional yang relevan.
Kepercayaan masyarakat
terhadap mutu audit akan menjadi lebih tinggi jika profesi akuntan menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap
pelaksanaan pekerjaan audit, dalam SPAP seksi 161 paragraf 1, dinyatakan bahwa penugasan audit, auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar
auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Menurut Christiawan 2002: 83 kualitas audit ditentukan oleh dua
hal yaitu kompetensi dan independensi. Good quality audits require both competence expertise and independence. These qualities have direct
effects on actual audit quality, as well as interactive effects. In addition, financial statementuser’s perception of audit quality are function oftheir
perceptions of both auditor independence and expertise AAA Finansial Accounting Standard Committee 2000. Maksud dari pernyataan ini adalah
bahwa Kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi,
sedangkan independensi berkaitan dengan masalah etika akuntan publik yang tidak mudah dipengaruhi.
Perlu diketahui bahwa standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, hal ini dinyatakan dalam SPAP seksi 150 paragraf 1, yaitu
:“Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu prosedur berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar
berkaitan dengan criteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda dengan prosedur auditing
berkaitan dengan tidak hanya kualitas professional auditor namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan
auditnya dan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya”.
2.2.7. Pengaruh Pengalaman Kerja Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan