Masalah Problem Based Learning PBL

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Masalah

Menurut Krulik dan Rudnick 1996, masalah adalah situasi atau keadaan yang dihadapkan kepada seseorang atau kelompok yang membutuhkan pemecahan di mana seseorang tidak melihat atau belum mengerti secara nyatajelas untuk mendapatkan solusi. Menurut Polya 1887, seseorang yang memiliki masalah artinya seseorang yang secara sengaja melakukan tindakan untuk memperoleh pemahaman, namun pemahaman yang diinginkan tidak segera diperoleh dalam pikirannya. Memecahkan masalah berarti menemukan ide yang sesuai untuk mendapatkan solusi dari masalah tersebut. Seseorang yang mengalami kesulitan berarti ia sedang memiliki masalah. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah adalah kondisi yang membuat seseorang mengalami kesulitan untuk menemukan sebuah solusi.

B. Problem Based Learning PBL

Menurut Sani 2014, Problem Based Learning PBL merupakan pembelajaran yang penyampaiannya dilakukan dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan pertanyaan – pertanyaan, memfasilitasi penyelidikan, dan membuka dialog. Permasalahan yang dikaji hendaknya merupakan permasalahan kontekstual yang ditemukan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari – hari. Permasalahan harus dipecahkan dengan menerapkan beberapa konsep dan prinsip yang secara simultan dipelajari dan tercakup dalam kurikulum mata pelajaran. Permasalahan dalam PBL harus dirumuskan dengan memberikan beberapa informasi terbatas terkait dengan permasalahan yang ada di masyarakat. Contoh rumusan permasalahan PBL pada pelajaran matematika sebagai berikut: Sebuah perusahaan pembuat bola di Indonesia diminta untuk mengirimkan 1000 buah bola ke Brasil untuk keperluan piala dunia. Bola harus diangkut dengan cepat menggunakan pesawat udara karena kebutuhan yang mendesak, namun ongkos angkut sangat tergantung pada volume pengepakan barang. Bagaimana bentuk kotak pada penyusunannya agar dapat membuat pengepakan sekecil mungkin? Menurut Johnson 2010, sistem Contextual Teaching Learning adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial dan budaya mereka. Untuk mencapai tujuan ini, sistem tersebut meliputi delapan komponen berikut: membuat keterkaitan – keterkaitan yang bermakna, melakukan pekerjaan yang berarti, melakukan pembelajaran yang diatur sendiri, melakukan kerja sama, berpikir kritis dan kreatif, membantu individu untuk tumbuh dan berkembang, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian autentik. Masalah kontekstual adalah masalah yang menghubungkan materi pelajaran dengan konteks dalam kehidupan sehari-hari.

C. Strategi Penyelesaian Masalah