kategorisasi, dan satuan uraian dasar. Menurut Bogdan dan Biklen Moleong, 2009: 280 analisis data sebagai proses yang merinci usaha
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada tema dan hipotesis kerja itu. Selanjutnya Moleong 2009 menyatakan bahwa analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yangn disarankan oleh data. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengacu pada konsep Milles Huberman dalam Soegiyono, 2010, aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawingverification. 1.
Reduksi data Data Reduction Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan dan keluasan dan kedalaman wawasan yang tinggi. Data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak,
untuk itu perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin lama peneliti dilapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan
rumit. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya dan membuang yang tidak perlu.
2. Penyajian data Display Data
Data ini sudah berupa rangkuman , uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi Conclusion Drawing and
Verification Kesimpulan awal biasanya bersifat sementara, dan akan
berubah jika dalam perjalanannya tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan diawal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan
data,maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Dengan demikian kesimpulan mungkin bisa menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Kesimpulan dalam
penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masing belum jelas atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
E. Triangulasi
Dalam menguji keabsahan atau validitas data yang didapat sehingga benar-benar sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian, maka
peneliti menggunakan teknik triangulasi Moleong, 2007: 330. Adapun triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan
sumber dan metode, yang berarti membandingkan dan mengecek derajat balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam metode kualitatif Patton dalam Moleong, 2007: 330. Teknik uji keabsahan lain yang digunakan oleh peneliti adalah
perpanjangan keikutsertaan. Menurut Moleong 2007: 327 perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai
kejenuhan pengumpulan data tercapai. Hal ini, peneliti memperpanjang atau menambah waktu wawancara dan observasi terhadap kedua subjek
agar data mencapai kejenuhan.
39
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisi tentang pelaksaaan penelitian, proses reduksi data dan informasi-informasi yang telah diperoleh di lapangan sebagai hasil studi
fenomenologi dengan metode seperti yang telah dijelaskan pada sebelumnya. Informasi diperoleh langsung dari Subjek dan dari pihak terkait. Penulis berusaha
mendalami tentang keadaan Subjek. Berkaitan dengan kode etik maka nama Subjek dalam studi kasus ini merupakan nama samaran, selain itu beberapa
informasi juga disamarkan agar identitas klien tidak diketahui.
A. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dengan Subjek dimulai pada tanggal 4 Maret 2015 dengan datang ke rumah Subjek dengan agenda wawancara serta
mengamati kegitan subjek disore hari dan lingkungan sekitar. Sebelum tanggal 4 Peniliti minta tanda tangan surat persetujuan bahwa Subjek bersedia untuk
diwawancara tanpa ada unsur paksaan, yaitu tepatnya tanggal 2 Maret 2015. Wawancara dilanjut pada tanggal 6 Maret 2015 mengenai pandangan Subjek
tentang seks pranikah yang dilakukannya. Minggu 8 Maret 2015 Peneliti mempersiapkan pedoman wawancara, perekam suara berupa handphone untuk
melakukan wawancara berdasarkan aspek-aspek konsep diri yang telah dibuat. Dalam proses wawancara sebelumnya Subjek mempunyai masalah dengan
manajemen waktu sehingga dilanjut pada tanggal 12 Maret 2015 dengan agenda menggali informasi tentang membagi waktu bermain dan belajar.
Proses wawancara ini dilakukan waktu petang hari karena subjek pulang
sekolah sore. Pada tanggal 14 Maret menggali tentang informasi data diri Subjek untuk menambah validitas data.
Observasi dilanjut lagi pada tanggal 15 Maret 2015 dengan mengikuti kegiatan subjek dari siang sampe sore. Pada waktu Subjek hanya dirumah saja
dan cuma main didesa tidak keluar bersama teman temannya. Kebetulan disitu juga ada teman saya dan meraka minum-minum subjek pun juga mendekat
tetapi tidak ikut minum hanya ngobrol biasa bercanda tawa. Tanggal 17 Maret 2015 menggali informasi tentang perselisihan subjek dengan temannya yang
disebabkan cowok Subjek disukai temannya akhirnya musuhan, disitu Peneliti memberikan solusi dan jalan keluar. Jum’at 20 Maret 2015 peneliti melakukan
wawancara mengenai latar belakang keluarga, riwayat kesehatan dan lingkungan sekitar subjek.
Untuk mendukung data agar teruji vaiditasnya peneliti melakukan wawancara dengan mengambil 2 informan. Pada tanggal 22 Maret 2015
peneliti melakukan wawancara terhadap kakak sepupu Subjek dan pada tanggal 23 Maret peneliti melakukan wawancara terhadap teman dekat Subjek yang
tahu persis seluk beluk dari sikap Subjek. Sebelum melakukan penelitian tentunya peneliti sudah melakukan
pendekatan kepada Subjek penelitian baik melalui media sosial, alat komunikasi, maupun bertemu langsung. Melalui Subjek pula peneliti
mendapatkan informan untuk data trianggulasi dalam studi fenomenologi ini. Berikut agenda pertemuan peneliti dengan Subjek dan Informan terkait.