Lingkungan Fisik, Sosio-ekonomi dan Sosio Kultural

Pernyataan Bunga di atas dibenarkan oleh teman dekatnya. Dapat dilihat dari hasil wawancara tidak terstruktur pada tanggal 23 Maret 2015 di bawah ini: Teman Bunga: “iya mas, Bunga memang temene banyak dimana-mana. Wong dia anaknya baik kok mas. Suka nolongin orang. Banyak yang naksir dia tuh mas tapi pacar e sering gonta -ganti”MWTTW1023M15 Dilihat dari pernyataan diiatas Bunga jelas memiliki pengetahuan yang baik tentang dirinya. Dia terlihat mampu melengkapi keterangan yang baik tentang dirinya. Terkait dengan diri identitas Bunga mampu memenuhi aspek yang paling mendasar pada konsep dirinya. Melalui pernyataan temannya diatas banyak pemuda yang menyukai Bunga. Hal tersebut menjadi titik awal Bunga melakukan hubungan seks pranikah b. Diri Pelaku behavioral self Menurut Fitts dalam Hendrianti, 2006 diri pelaku mengacu pada kesadaran tentang “apa yang dilakukan oleh diri”. Ini berkaitan erat dengan diri identitas yang menunjukan keserasian antara identitas dengan diri pelaku sehingga dia dapat mengenali dan menerima baik diri sebagai identitas maupun diri sebagai pelaku. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bunga terkait dengan hubungan seks pranikah, ditemukan hal yang kurang sesuai dengan teori Fitts, karena tidak terjadi keserasian antara diri identitas dengan diri pelakunya. Bunga sadar tentang seks pranikah yang dilakukannya, tapi disisi lain terlihat jelas bahwa Bunga tahu bahwa perilakunya menyimpang. Pernyataan itu dapat dilihat pada wawancara tanggal 8 Maret 2015 : Bunga :”masalah sadar apa gaknya, tentuya aku sadar betul mas tentang apa yang aku lakukan itu, kadang aku melakukannya pada waktu mabuk juga pernah tapi ini pasti dinilai jelek sama orang lain. Aku sadar kalau sikapku salah”.SW38M15 Dilihat dari pernyataan diatas sudah jelas bahwa Bunga melakukan hubungan seks itu dengan sadar akan tetapi kurang sesuai dengan teori dari Fitts tentang menerima baik sebagai diri perilaku bahwa perilakunya itu menyimpang. c. Diri penerimaanpenilai judging self Menurut Fitts dalam Hendrianti, 2006 diri penerimapenilai menentukan kepuasan seseorang akan dirinya atau seberapa jauh seseorang menerima dirinya. Kepuasan diri yang rendah akan menimbulkan harga diri self esteem yang rendah pula dan akan mengembangkan ketidak percayaan yang mendasar pada dirinya. Sebaliknya individu yang memiliki kepuasan diri yang tinggi, kesadaran dirinya lebih realistis sehingga lebih memungkinkan individu yang bersangkutan untuk melupakan keadaan dirinya dan memfokuskan energi serta perhatiannya ke luar diri dan pada akhirnya dapat berfungsi lebih konstruktif.