Latar Belakang Masalah Pengaruh alelopati larutan akar alang-alang (Imperata Cylindrica L.) terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit (Capsicum Frutescens L.).

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang sangat melimpah. Keanekaragaman flora yang dimiliki sangat beragam, salah satunya adalah keranekaragaman jenis sayuran. Menurut Agustin 2014, sayuran adalah tumbuh-tumbuhan yang dapat dimakan atau dikonsumsi oleh manusia karena memiliki banyak kandungan nutrisi bagi kesehatan tubuh manusia. Sebagai bahan pangan, sayuran bukanlah makanan pokok tetapi sebagai makanan pelengkap. Meskipun sayuran hanya dijadikan sebagai bahan makanan pelengkap, namun keberadaan sayuran tidak dapat diabaikan. Sayuran sangat dibutuhkan manusia karena kandungan-kandungan yang terkandung di dalamnya, seperti vitamin, karbohidrat, dan mineral. Salah satu sayuran buah pelengkap yang paling diminati di Indonesia adalah cabai. Tanaman cabai Capsicum sp. merupakan salah satu tanaman holtikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa masyarakat Indonesia menyukai cabai. Banyak sekali macam-macam cabai yang tumbuh di wilayah Indonesia, salah satunya adalah cabai rawit Capsicum frutescens L.. Cabai rawit merupakan tanaman sayuran buah yang dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah dan dataran tinggi. Asalkan daerah tersebut memiliki tanah yang subur dan gembur , cukup mengandung banyak bahan organik, humus dan tersedia saluran air yang baik Nazaruddin, 1994. Cabai rawit adalah tanaman yang termasuk ke dalam famili Solanaceae. Tanaman yang berbuah pedas ini digunakan digunakan secara luas sebagai bumbu masakan di seluruh belahan dunia. Cabai rawit mengandung senyawa kimia yang dinamakan capsaicin atau kapsaisin. Kapsaisin tersimpan dalam funikulus yang membuat cabai terasa pedas. Senyawa kapsaisin merupakan fitokimia yang tidak berbau dan tidak berasa manis, asin, asam, pahit maupun gurih. Kapsaisin bersifat stomakik, yaitu dapat meningkatkan nafsu makan. Selain itu berfungsi untuk mengencerkan lendir sehingga melonggarkan penyumbatan pada tenggorokan dan hidung serta mampu menjaga darah agar tetap encer. Banyak orang yang belum mengetahui manfaat dari cabai. Sebenarnya cabai merupakan makanan yang yang kaya akan nilai gizi. Cabai banyak mengandung vitamin C dan betakaroten provitamin A, lebih daripada buah-buahan seperti mangga, nanas, papaya dan semangka. Bahkan kadar mineral pada cabai terutama kalsium dan fosfor, mengungguli ikan segar Alex, 2012. Produktivitas cabai rawit di Indonesia rata-rata rendah. Pada tahun 2009 produksi cabai rawit 5,07 tonha, pada tahun 2010 turun menjadi 4,56 tonha, pada tahun 2011 produksi menjadi 5,01 tonha, kemudian pada tahun 2012 meningkat lagi menjadi 5,75 tonha dan pada tahun 2013 turun menjadi 5,70 tonha Badan Pusat Statistik 2014. Rendahnya produktivitas cabai rawit ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah persaingan dengan gulma. Kehadiran gulma sangat merugikan karena dapat berkompetisi dengan cabai rawit dalam hal penyerapan air, hara, dan cahaya matahari. Selain itu, kehadiran gulma juga dapat menyebabkan berkembangnya hama dan penyakit sehingga kehadirannya pada tanaman budidaya sangat merugikan dan memerlukan pengendalian yang intensif. Alang-alang merupakan salah satu gulma yang sering ditemukan tumbuh di antara tanaman cabai rawit. Tanaman alang-alang telah diteliti mengandung senyawa yang bersifat toksik. Pelepasan senyawa toksik yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman di sekitar disebut alelopati, sedangkan senyawa yang bersifat alelopati disebut alelokimia. Senyawa alelokimia dapat menstimulus ataupun menghambat pertumbuhan tanaman, tergantung konsentrasi dan tipe senyawa. Pengaruh alelopati terhadap jenis tumbuhan lain adalah dalam hal pengambilan nutrisi, proses fotosintesis, respirasi, pembelahan sel atau kegiatan enzim Robinson, 1991. Tumbuhan yang masih hidup dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Demikian juga tumbuhan yang sudah matipun dapat melepaskan senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah. Alang-alang Imperata cylindrica dan teki Cyperus rotundus yang masih hidup mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ di bawah tanah, jika sudah mati baik organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah sama-sama dapat melepaskan senyawa alelopati. Senyawa ini dapat terlepas dari jaringan tumbuhan melalui berbagai cara yaitu penguapan, eksudat akar, pencucian dan pembusukan bagian-bagian organ mati Sastroutomo, 1990. Adanya senyawa alelokimia yang terkandung dalam tumbuhan alang- alang diduga dapat menghambat pertumbuhan tanaman cabai rawit, oleh karena itu diperlukan penelitian untuk membuktikan adanya alelopati yang terkandung pada tanaman alang-alang khususnya pada bagian akar tanaman terhadap pertumbuhan tanaman cabai rawit dengan beberapa variasi konsentrasi.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengelolaan Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum L.) terhadap Jumlah Produksi dan Tingkat Pendapatan (Studi Kasus: Desa Ajijulu, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo)

7 79 91

Respon Pertumbuhan Tiga Varietas Cabai Rawit (Capsicum frutescens L. ) Pada Beberapa Tingkat Salinitas

8 72 64

Respons Ketahanan Lima Varietas Cabai merah (Capsicum Annum l.) Terhadap Berbagai Konsentrasi Garam NaCl Melalui Uji Perkecambahan

5 96 40

Penghambatan Layu Fusarium Pada Benih Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Yang Dienkapsulasi Alginat-Kitosan Dan Tapioka Dengan Bakteri Kitinolitik

2 54 54

Efektifitas Ekstrak Cabai Rawit (Capsicum Frutescens L) Terhadap Kematian Larva Nyamuk Aedes Spp.Pada Ovitrap

10 100 96

Respon Pertumbuhan Beberapa Varietas Cabai Merah (Capsicum annum L.) Terhadap Beberapa Aplikasi Pupuk Dengan Sistem Hidroponik Vertikultur

3 45 96

Pengaruh Jenis Bahan Pengemas Terhadap Kualitas Produk Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Segar Kemasan Selama Penyimpanan Dingin

0 43 144

Analisis Perbandingan Kelayakan Usahatani Cabai Merah (Capsiccum Annum L.) dengan Cabai Rawit (Capsiccum Frutescens L.) (Studi Kasus : Desa Hinalang, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun)

17 140 134

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Cabai Merah (Capsicum Annum l.) ( Studi Kasus : Desa Sukanalu, Kecamatan Barusjahe, Kabupaten Karo)

10 71 134

Potensi Alelopati Akar Rimpang Alang-Alang(Imperata cylindrica (L.) Beauv) terhadap Mimosa pudica(Allelopathic potential of rhizome of alang-alang (Imperata cylindrica (L.) Beauv) on Mimosa pudica).

0 0 3