beracun, sehingga tidak ada jenis tumbuhan lain yang dapat hidup di bawah naungan tumbuhan ini.
d Pembusukan organ tumbuhan Setelah tumbuhan atau bagian-bagian organnya mati, senyawa-
senyawa kimia yang mudah larut dapat tercuci dengan cepat. Sel-sel pada bagian-bagian organ yang mati akan kehilangan permeabilitas
membrannya dan dengan mudah senyawa-senyawa kimia yang ada didalamnya dilepaskan. Beberapa jenis mulsa dapat meracuni
tanaman budidaya atau jenis-jenis tanaman yang ditanam pada musim berikutnya Sastroutomo, 1990.
Tumbuhan yang masih hidup dapat mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah.
Demikian juga tumbuhan yang sudah matipun dapat melepaskan senyawa alelopati lewat organ yang berada di atas tanah maupun yang dibawah tanah.
Alang-alang dan Teki Cyperus rotundus yang masih hidup mengeluarkan senyawa alelopati lewat organ di bawah ini, jika sudah mati baik organ yang
berada di atas tanah maupun yang di bawah tanah sama-sama dapat melepaskan senyawa alelopati. Alang-alang mengeluarkan senyawa
alelopati yang berupa fenol, yang diduga dapat menghambat perumbuhan tanaman lain Rahayu, 2003.
B. Mekanisme Alelopati
Mekanisme pengaruh
alelokimia terhadap
pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan terjadi melalui serangkaian proses yang cukup
penghambatan Alelokimia :
polar tannin Organ tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan sasaran. Terganggunya
pembelahan dan pembesaran sel
Hilangnya fungsi enzim
ATP - ase Penyerapan dan
konsentrasi ion dan air
Terhidrolisis oleh senyawa
Kekacauan struktur
membran Membran
plasma kompleks. Namun menurut Rijal 2009 proses tersebut diawali di
membran plasma dengan terjadianya kekacauan struktur, modifikasi saluran membran, atau hilangnya fungsi enzim ATP-ase. Hal ini akan berpengaruh
terhadap penyerapan dan konsentrasi ion dan air yang kemudian mempengaruhi pembukaan stomata dan proses fotosintesis. Hambatan
berikutnya mungkin terjadi dalam proses sintesis protein, pigmen dan senyawa karbon lain, serta aktivitas beberapa fitohormon. Sebagian atau
seluruh hambatan tersebut kemudian bermuara pada terganggunya pembelahan dan pembesaran sel yang akhirnya menghambat pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan sasaran seperti pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.
Gambar 2.1 Diagram alur mekanisme senyawa polar Rijal, 2009.
Penghambatan Alelokimia :
non polar fenol
Organ tumbuhan
Membran plasma
Kekacauan struktur
membran Vigor kekuatan
tumbuh
Pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan sasaran Terganggunya
pembelahan dan
pembesaran sel Proses sintesis
protein dan hormon
Pereduksi akar Pereduksi
hipokotil
Gambar 2.2 Diagram alur mekanisme senyawa non polar Rijal, 2009.
C. Tanaman Alang-Alang
1 Klasifikasi Klasifikasi alang-alang menurut Moenandir 1993, adalah sebagai
berikut: Kingdom
: Plantae Subkingdom : Tracheobionta
Divisio : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophyta
Classis : Liliopsida
Sub Classis : Commelinidae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica L.
2 Morfologi Alang-alang merupakan tumbuhan dari famili Poaceae.
Tumbuhan ini mempunyai daya adaptasi yang tinggi sehingga mudah tumbuh di mana-mana dan sering menjadi gulma yang
merugikan para petani. Gulma alang-alang dapat bereproduksi secara vegetatif dan generatif atau tumbuh pada jenis tanah yang
beragam Moenandir, 1988. Alang-alang termasuk tanaman herba, rumput, merayap di
bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. Alang-alang adalah gulma
perennial, dengan sistem rhizoid yang meluas serta tinggi batang mencapai 60
– 100 cm. Daunnya agak tegak, pelepah daun lembut, daun bagian atas lebih pendek dari pada daun pada bagian bawah,
rhizoma bersifat regeneratif yang kuat sehingga dapat berpenetrasi 15
– 40 cm, sedangkan akar dapat vertical ke dalam sekitar 60 – 150 cm. Rhizoma berwarna putih, beruas pendek dengan cabang
lateral membentuk jaring-jaring yang kompak dalam tanah. Alang- alang tersebar luas dan dapat tumbuh pada tanah terbuka yang
belum maupun yang sudah diolah Moenandir, 1988. kompak dalam tanah. Alang-alang tersebar luas dan dapat tumbuh
pada tanah terbuka yang belum maupun yang sudah diolah Moenandir, 1988.
Gambar 2.3 Tanaman alang-alang Moenandir, 1988
D. Tanaman Cabai Rawit