Teori Gujarat Teori Persia

Pendidikan Agama Islam Kelas IX 81 A. Teori dan Jalur Masuknya Islam di Nusantara Tanah Nusantara bukanlah tanah yang dekat dengan tanah Arab tempat agama Islam diturunkan melalui Rasulullah Muhammad saw. Meskipun demikian, Islam di Nusantara memiliki sejarah panjang sejak pertama kali masuk hingga saat ini. Pembahasan tentang sejarah masuknya Islam di Nusantara mengarah pada kronologi Islam masuk di Indonesia dan jalur yang digunakan untuk masuk. 1. Tiga Teori Masuknya Islam di Nusantara Secara umum terdapat tiga teori masuknya Islam ke Indonesia atau Nusantara. Teori tersebut sebagai berikut.

a. Teori Gujarat

Menurut teori Gujarat, Islam masuk ke Indonesia melalui wilayah- wilayah di anak Benua India seperti Gujarat, Bengali, dan Malabar. Pendapat ini didasarkan pada temuan nisan-nisan kuburan di beberapa wilayah di Indonesia yang dibuat dan dibawa langsung dari Kota Gujarat. Pendapat tentang masuknya Islam dari Gujarat, India didasarkan pada corak ajaran Islam yang berkembang di Nusantara pada awalnya cenderung memiliki warna tasawuf yang kental. Hal ini mirip dengan tradisi tasawuf yang berkembang di India. Seperti diketahui bahwa setelah masa hancurnya Kesultanan Abbasiyah di Bagdad, umat Islam menekuni jalan tasawuf. Utamanya di tanah India. Islam berkembang di tanah India dengan Kerajaan Mugal dan Kerajaan Deccan. Kedua kerajaan ini menjadi beberapa di antara pusat Islam Asia Tengah dan Asia Tenggara. Pengaruh kedua kerajaan tersebut juga terdengar hingga wilayah Nusantara. Salah satu pendukung utama teori ini adalah Snouck Hurgronje. Ia seorang ilmuwan Belanda yang diperintahkan untuk belajar agama Islam dan mencari kelemahan umat Islam di Nusantara khususnya umat Islam di Aceh. Dalam melaksanakan tugasnya, Snouck banyak mengeluarkan kesesatan yang bertujuan melemahkan mental dan ajaran Islam yang dipahami oleh umat Islam.

b. Teori Persia

Teori kedua masuknya Islam di Nusantara bahwa Islam masuk melalui Persia. Hal ini terjadi pada abad XII. Dasar pendapat ini adalah maraknya paham syiah pada awal-awal masuknya Islam di Nusantara. Paham syiah berkembang sangat luas dalam masyarakat Persia. Hal tersebut tidak lepas dari hadirnya salah satu istri Ali bin Abi Talib yang berasal dari Persia. Keadaan ini membuat masyarakat Persia merasa senasib dengan saudara mereka, yaitu keluarga Ali yang diburu oleh pemerintahan Muawiyah. Di unduh dari : Bukupaket.com Pendidikan Agama Islam Kelas IX 82 Maraknya Syiah di wilayah Nusantara terlihat dari tradisi upacara seperti mengarak Tabut di Jambi yang dilambangkan dengan mengarak jasad Husein bin Ali yang terbunuh dalam peristiwa Karbala. Kuatnya tradisi Syiah bahkan masih terasa hingga saat ini. Dasar kedua adalah adanya suku Leran dan Jawi di Persia. Suku- suku ini disinyalir merujuk pada orang-orang Leran dari Gresik dan suku Jawa. Suku yang disebut terakhir dikenal dengan tradisi penulisan Arab Jawa atau Arab Pegon yang ditengarai sebagai cara penulisan adopsi sebagaimana adopsi yang dilakukan oleh masyarakat Persia atas tulisan Arab. Hal ini diperkuat dengan berbagai istilah seperti istilah jer yang lazim digunakan oleh masyarakat Persia.

c. Teori Arab