Hasil perhitungan untuk fasilitas belajar menunjukkan bahwa besarnya
r
hitung
= 0,444. Koefisien sebesar 0,444 menunjukkan bahwa hubungan antara prestasi belajar dengan
minat belajar akuntansi adalah positif dengan kategori derajat hubungan sedang. Sementara hasil pengujian signifikansi
pada taraf 5 diperoleh hasil perhitungan nilai
t
hitung
= 6,574 . Nilai
t
tabel
pada taraf signifikansi 5 dengan db = 178-4 adalah 1,974. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa nilai
t
hitung
= 6,574
t
tabel
= 1,974, maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan menerima Ha. Hal ini berarti bahwa ada
hubungan yang signifikan antara fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi.
C. PEMBAHASAN
1. Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Minat Belajar
Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi menunjukkan
bahwa besarnya
r
hitung
= 0,046 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai
t
hitung
= 0,611 lebih kecil dari nilai
t
tabel
= 1,974. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat
pendidikan bapak dengan minat belajar akuntansi. Sedangkan Hasil
analisis hubungan antara tingkat pendidikab ibu dengan minat belajar akuntansi menunjukkan bahwa besarnya
r
hitung
= 0,082 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai
t
hitung
= 1,091 lebih kecil dari nilai
t
tabel
= 1,974. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan minat belajar akuntansi. Jadi dari
kedua analisis diatas dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar
akuntansi. Dengan tidak ditemukannya hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi maka
diharapkan orang tua sebagai motivator saja, hal ini dapat disebabkan tingkat pendidikan orang tua tidak mempengaruhi tinggi rendah minat
siswa dalam belajar akuntansi. Berkenaan dengan minat belajar akuntansi, tentu usaha setiap
orang tua siswa akan berbeda-beda penerapan dalam mendidik siswa. Misalkan orang tua yang mempunyai pandangan luas tentang kehidupan
sehari-hari, pengetahuan dan wawasan serta harapannya. Pengetahuan dam wawasan yang luas itu diperoleh tidak hanya dengan berpangku
tangan saja melainkan dengan banyak menggali pengetahuan dari berbagai sumber antara lain dengan membina minat belajar akuntansi
pada diri siswa. Kadang perhatian orang tua pada anak sangat berlebih membuat anak risih sehingga membuat siswa kurang mempunyai minat
dalam belajar.
Dapat diambil kesimpulan, bahwa tingkat pendidikan orang tua tidak mempunyai hubungan dengan minat belajar. Ini dikarenakan
tingkat pendidikan orang tua tidak menjamin menumbuhkan minat belajar, minat belajar biasanya muncul dari dalam diri siswa sendiri.
2. Hubungan Prestasi Belajar Ekonomi dengan Minat Belajar
Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis hubungan antara prestasi belajar ekonomi dengan minat belajar akuntansi menunjukkan bahwa
besarnya
r
hitung
= 0,066 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai
t
hitung
= 0,878 lebih kecil dari nilai
t
tabel
= 1,974. Hal ini berarti bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar ekonomi
dengan minat belajar akuntansi. Dengan tidak ditemukannya hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar ekonomi dengan minat
belajar akuntansi maka guru memperhatikan perkembangan minat belajar siswa.
Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam
rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur menggunakan alat ukur yaitu
test. Hasil yang diperoleh itu merupakan bentuk aktualisasi diri Winkel, 1985: 16.
Keberhasilan seseorang siswa dalam kegiatan belajar salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dilaporkan dalam raport secara
periodik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi 1984:234 yang mengemukakan bahwa nilai yang tercantum dalam raport merupakan
perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemampuan belajar siswa selama masa tertentu.
Dari hasil analisis dapat diketahui bahwa prestasi belajar ekonomi rendah mempunyai minat belajar yang tinggi. Misalkan ada siswa yang
mempunyai prestasi belajar rendah tapi dia mempunyai minat belajar akuntansi tinggi, prestasi yang rendah dapat disebabkan karena saat
mengerjakan ujian sekolah siswa baru sakit atau kesiapannya kurang sedangkan minat dalam belajar akuntansi tinggi. Semakin rendah
prestasi belajar belum tentu memiliki minat belajar yang rendah pula.
3. Hubungan Fasilitas Belajar dengan Minat Belajar Akuntansi
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, hubungan antara fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi menunjukkan bahwa besarnya
r
hitung
= 0,444 dan hasil pengujian nilai t menunjukkan nilai
t
hitung
= 6,574 lebih besar dari nilai
t
tabel
= 1,974. Hal ini berarti bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan minat
belajar akuntansi. Artinya semakin baik fasilitas yang diberikan, semakin tinggi minat siswa dalam belajar akuntansi, dan sebaliknya semakin
rendah fasilitas belajar yang diberikan, semakin rendah minat siswa dalam belajar akuntansi.
Hubungan yang positif antara fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi ini terjadi apabila fasilitas belajar siswa yang meliputi tempat
belajar, buku-buku pelajaran dan alat-alat pelajaran yang dimiliki siswa lengkap maka akan sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa.
Misalnya dalam belajar disekolah, siswa yang memiliki kalkulator, pensil dan peralatan tertulis sendiri maka siswa tidak akan merasa
bingung bila suatu saat mendapat tugas dari guru akuntansi karena apa yang diperlukan siswa sudah tersedia. Begitu juga dengan siswa yang
memiliki buku-buku pegangan yang lengkap maka siswa akan lebih dapat berkonsentrasi dan memusatkan perhatian pada pelajaran karena ia
dapat menyimak pelajaran yang diberikan oleh guru dengan membaca buku-buku yang dimilikinya tanpa harus bertanya pada teman yang
akhirnya akan mengurangi minatnya dalam belajar. Maka fasilitas belajar sangat membantu siswa untuk mempermudah dalam belajar tanpa
ada rasa bingung mencari alat, sebab bila ada rasa bingung maka minat untuk belajar akan terpecah dan sukar untuk kembali mempunyai minat
belajar. Oleh karena itu semakin lengkap dan terpenuhinya kebutuhan
fasilitas belajar tersebut akan sangat membantu keberhasilan siswa dalam menumbuhkan minat dalam belajar. Ala-alat pelajaran yang
tersedia akan memperlancar dan mempermudah siswa dalam mempelajari mata pelajaran. Semakin lengkapnya buku-buku pelajaran
dan alat-alat pelajaran serta ketersediaannya tempat belajar yang rapid an tenang akan menambah semangat siswa di dalam belajar. Dengan
semangat belajar yang tinggi secara tidak langsung akan memunculkan
minat siswa dalam belajar. Fasilias belajar tidak dapat diabaikan karena
fasilitas belajar sangat mendukung minat belajar siswa.
81
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN