Hubungan tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar ekonomi, dan fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi : studi kasus siswa-siswi klas XI dan XII Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA Negeri 2 Ngaglik.

(1)

xii ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN

MINAT BELAJAR AKUNTANSI

Studi kasus Pada Siswa kelas XI dan XII IPS SMA Negeri 2 Ngaglik

Brama Eka Prasetya Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara: (1) tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi, (2) prestasi belajar ekonomi dengan minat belajar akuntansi, (3) fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada bulan November 2008, jumlah sampel adalah 178 siswa, sedangkan jumlah populasi 639. Sampel diambil dengan purposif sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dilengkapi dengan dokumentasi.

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar ekonomi, dan fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi digunakan analisis korelasi product moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi (rhitung= 0,082 dengan thitung= 1,091 < ttabel= 1,974), (2) tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar ekonomi dengan minat belajar akuntansi (rhitung= 0,066 dengan thitung= 0,878 < ttabel= 1,974), (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi (rhitung= 0,444 dengan thitung= 6,574 > ttabel= 1,974).


(2)

xiii

ABSTRACT

THE RELIATIONSHIP BETWEEN PARENTS’

EDUCATIONAL BACKGROUND, LEARNING

ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMICS, LEARNING

FACILITIES AND THE INTEREST IN LEARNING

ACCOUNTING

A Case Study on : The eleventh and twelfth grade of the Social and Sciences Department 2 State Senior High School Ngaglik

Brama Eka Prasetya Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research aims to know whether there is any positive and significant relation between (1) parent’s education level and the interest of studying accounting, (2) the achievement of studying economics and the interest of studying accounting, (3) the learning facilities and the interest of studying accounting.

This research was conducted at 2 State Ngaglik Senior High School in November 2008. The samples were 178 students and the population was 639. The samples were taken by purposive sampling technique. Data were collected by questionnaire and documentation.

Product moment correlation analysis was applied for knowing wether there was any positive and significant relation between parent’s education level, learning achievement and learning facilities and their interest in learning accounting.

The result of research shows that : (1) there isn’t any positive and significant correlation between parent’s education level and the interest of studying accounting (rcount= 0,082 and tcount= 1,091 < ttable= 1,974); (2) there isn’t any positive and significant correlation between the achievement of studying economics and the interest of studying accounting (rcount= 0,066 and tcount= 0,878 < ttable= 1,974); (3) there is positive and significant correlation between the learning facilities and the interest of studying accounting (rcount= 0,444 and tcount= 6,574 < ttable= 1,974).


(3)

i

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN MINAT

BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus siswa-siswi Klas XI dan XII Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA Negeri 2 Ngaglik

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun oleh : Brama Eka Prasetya

041334046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

(5)

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Tuhan Sang Hyang Widhi Wasa Bapak Rujito dan Ibuk Gumi Lestari Adikku Ari dan Tika Nukiku tersayang Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(7)

v

MOTO

Sreyan sva-dharmo vigunah para-dharmat

sva-anusthitat sva-dharmenidhanam sreyah

para-dharmo bhayavahah

lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walaupun tidak

sempurna daripada dharmanya orang lain yang dilakukan dengan

baik;

Lebih baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam tugas orang

lain yang sangat berbahaya


(8)

(9)

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Sang Hyang Widi Wasa atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua, Prestasi Belajar Ekonomi dan Fasilitas Belajar dengan Minat Belajar Akuntansi”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bimbingan, kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, serta motivasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya menghaturkan terimakasih banyak ya Pak tanpa bimbingan dari Bapak penulis tidak bisa apa-apa.


(11)

ix

5. Para Dosen Program Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 6. Semua karyawan di Sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris dan Pak

Wawik) terimakasih atas segala pelayanan dan bantuannya selama penulis kuliah di USD.

7. Bapak Drs. Suharyoto, selaku Kepala SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

8. Bapak dan Ibu Guru beserta Staf Karyawan di SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis.

9. Siswa-siswi kelas 2 dan 3 Jurusan IPS yang telah membantu penulis dalam melengkapi data. Terimakasih atas kerjasamanya.

10.SMA Negeri 1 Ngaglik, Sleman Yogyakarta yang telah memberikan kesediaan waktu untuk penulis dalam melakukan uji validitas.

11.Bapak Rujito dan Ibu Gumi Lestari yang telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang serta pengorbanan moral maupun materi untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

12.Ari dan Tika semangat belajar supaya dapat lulus dengan hasil yang baik, rajin sekolah dan kuliah.

13.Swetyku, manisku, Cintaku, Angela Nucifera Haidityasari tersayang makasih atas semua dukungan, doa, semangatnya dan Cintamu, tanpa dirimu penulis tidak akan bisa mendapat semangat yang lebih. I Love U……..Full


(12)

x

14.Simbah Wito, Simbah Wagiyem dan Lek Yono makasih atas dukungan dan doanya.

15.Bapak A. Bambang Utoyo, Ibu Agnes Eny, Vian dan Lala Terimakasih atas doa dan dukungannya.

16.Bunda Venti dan Ratna PAK 02 (teman seperjuanganku………..) makasih atas semua bantuannya ya.

17.Punki, yoga,Tp, Moko, Blacky, Beny, Sinta, acong, Heru, Sukoco (kamu pasti bisa cok), Itok, Mas Joging, gambul (beserta keluarga), lasmek makasih ya teman-teman atas dukungannya.

18.Candra 02 dan Lutvi makasih buat semuanya dan semangat kuliahnya ya. 19.Ferrer, Atut (Hoho), Sandy makasih buat gentian jaganya ya.

20.Achel Com dan keluarga mas Moko yang sudah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini dan makasih untuk scan virusnya.

21.Tya, Widi, dan mas Marsono (terimakasih untuk upload nya dan canda tawa kalian).

22.Teman-teman Persaudaraan Generasi Hindu Dharma (PGHD) Klaten, RHDS Pure Pucang Sari, Pemuda-pemudi RT 12, Temen-temen Pemuda Hindu Klaten terimakasih atas kebersamaannya.

23.Buat Semua teman-teman PAK 04, Sukses untuk semuanya.

24.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan


(13)

xi

demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.

Yogyakarta, 16 September 2009 Penulis


(14)

xii ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN

MINAT BELAJAR AKUNTANSI

Studi kasus Pada Siswa kelas XI dan XII IPS SMA Negeri 2 Ngaglik

Brama Eka Prasetya Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara: (1) tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi, (2) prestasi belajar ekonomi dengan minat belajar akuntansi, (3) fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi.

Penelitian studi kasus ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada bulan November 2008, jumlah sampel adalah 178 siswa, sedangkan jumlah populasi 639. Sampel diambil dengan purposif sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dilengkapi dengan dokumentasi.

Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan positif dan signifikan tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar ekonomi, dan fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi digunakan analisis korelasi product moment.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi (rhitung= 0,082 dengan thitung= 1,091 < ttabel= 1,974), (2) tidak terdapat hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar ekonomi dengan minat belajar akuntansi (rhitung= 0,066 dengan thitung= 0,878 < ttabel= 1,974), (3) terdapat hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi (rhitung= 0,444 dengan thitung= 6,574 > ttabel= 1,974).


(15)

xiii

ABSTRACT

THE RELIATIONSHIP BETWEEN PARENTS’

EDUCATIONAL BACKGROUND, LEARNING

ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMICS, LEARNING

FACILITIES AND THE INTEREST IN LEARNING

ACCOUNTING

A Case Study on : The eleventh and twelfth grade of the Social and Sciences Department 2 State Senior High School Ngaglik

Brama Eka Prasetya Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

This research aims to know whether there is any positive and significant relation between (1) parent’s education level and the interest of studying accounting, (2) the achievement of studying economics and the interest of studying accounting, (3) the learning facilities and the interest of studying accounting.

This research was conducted at 2 State Ngaglik Senior High School in November 2008. The samples were 178 students and the population was 639. The samples were taken by purposive sampling technique. Data were collected by questionnaire and documentation.

Product moment correlation analysis was applied for knowing wether there was any positive and significant relation between parent’s education level, learning achievement and learning facilities and their interest in learning accounting.

The result of research shows that : (1) there isn’t any positive and significant correlation between parent’s education level and the interest of studying accounting (rcount= 0,082 and tcount= 1,091 < ttable= 1,974); (2) there isn’t any positive and significant correlation between the achievement of studying economics and the interest of studying accounting (rcount= 0,066 and tcount= 0,878 < ttable= 1,974); (3) there is positive and significant correlation between the learning facilities and the interest of studying accounting (rcount= 0,444 and tcount= 6,574 < ttable= 1,974).


(16)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persembahan ... iv

Halaman Motto ... v

Pernyataan Keaslian Karya ... vi

Kata Pengantar ... vii

Abstrak ... xi

Abstract ... xii

Daftar Isi ... xiii

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xviii

Dafrae Lampiran ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Tinjuan Teoretik ... 5


(17)

xv

2. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 8

3. Prestasi Belajar... 10

4. Fasilitas Belajar... 14

B. Kerangka Berfikir ... 16

C. Hasil Penelitian yang Relevan ... 18

D. Paradigma Penelitian ... 19

E. Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN ... 20

A. Jenis Penelitian ... 20

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 20

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 20

D. Populasi dan Sampel ... 21

E. Pengukuran dan Operasionalisasi Variabel ... 22

F. Teknik Pengumpulan Data ... 26

G. Uji Instrumen Penelitian ... 26

H. Teknik analisis Data ... 32

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ... 39

A. Sejarah SMA Negeri 2 Nganglik ... 39

B. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Nganglik ... 39

C. Sistem Satuan Pendidikan SMA Negeri 2 Nganglik ... 40

D. Kurikulum SMA Negeri 2 Nganglik ... 42

E. Sumber Daya Manusia di SMA Negeri 2 Nganglik ... 52


(18)

xvi

G. Fasilitas SMA Negeri 2 Nganglik... 58

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Deskripsi Data ... 61

B. Analisis Data ... 66

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 66

2. Pengujian Hipotesis ... 71

C. Pembahasan ... 75

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN ... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Keterbatasan Penelitian ... 81

C. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Tabel Operasionalisasi Variabel Minat Belajar

dan Fasilitas Belajar ... 25

Tabel 3.2. Rangkuman Uji Validitas untuk Fasilitas Belajar ... 28

Tabel 3.3. Rangkuman Uji Validitas untuk Minat Belajar Akuntansi ... 29

Tabel 3.4. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 31

Tabel 5.1. Responden Penelitian ... 61

Tabel 5.2. Sebaran Klasifikasi Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 62

Tabel 5.3. Sebaran Klasifikasi Prestasi Belajar ... 63

Tabel 5.4. Sebaran Klasifikasi Fasilitas Belajar ... 64

Tabel 5.5. Sebaran Klasifikasi Minat Belajar Akuntansi... 65

Tabel 5.6. Rangkuman Pengujian Normalitas Masing-masing Variabel Penelitian ... 67

Tabel 5.7. Uji Lineritas Hubungan Tingkat Pendidikan Bapak dengan Minat Belajar Akuntansi ... 68

Tabel 5.8. Uji Lineritas Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Minat Belajar Akuntansi ... 68

Tabel 5.9. Uji Lineritas Hubungan Preatasi Belajar Ekonomi dengan Minat Belajar Akuntansi ... 69

Tabel 5.10. Uji Lineritas Hubungan Fasilitas Belajar dengan Minat Belajar Akuntansi ... 69


(20)

xviii

Tabel 5.12. Pengujian Hipotesis Tingkat Pendidikan Bapak

dengan Minat Belajar ... 71 Tabel 5.13.Pengujian Hipotesis Tingkat Pendidikan Ibu

dengan Minat Belajar Akuntansi ... 71 Tabel 5.9. Pengujian Hipotesis Hubungan Preatasi Belajar Ekonomi

dengan Minat Belajar Akuntansi ... 73 Tabel 5.10. Pengujian Hipotesis Hubungan Fasilitas Belajar


(21)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1. Sebaran Klasifikasi Tingkat Pendidikan Bapak ...62

Gambar 5.2. Sebaran Klasifikasi Tingkat Pendidikan Ibu...63

Gambar 5.3. Sebaran Klasifikasi Prestasi Belajar Ekonomi ...64

Gambar 5.4. Sebaran Klasifikasi Fasilitas Belajar ...65


(22)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Ijin Penelitian ... 86 Lampiran Kuisioner ... 89 Lampiran Data Prapenelitian ... 93 Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas ... 96 Lampiran Data Penelitian ... 99 Lampiran Output Uji Normalitas ...117 Lampiran Output Uji Linieritas ... 118 Lampiran Output Uji Hipotesis ...120 Lampiran Deskripsi Data ...124 Lampiran Daftar Tabel ...126


(23)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu pelayanan yang fundamental bagi kepentingan umum secara keseluruhan. Pendidikan merupakan suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatihan.

Satu hal yang patut dikaji adalah megenai pentingnya kegiatan belajar mengajar, sebab kegiatan ini merupakan ujung tombak dalam pendidikan. Anak-anak Indonesia diwajibkan untuk mengenyam pendidikan minimal sampai pada tingkat lanjutan pertama. Apabila mutu pendidikan baik, maka akan menghasilkan lulusan yang memiliki kualitas yang cukup tinggi dengan bekal pendidikan yang tinggi diharapkan generasi muda mampu merubah nasib bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan modern.

Salah satu faktor yang menyebabkan menurunnya mutu pendidikan yaitu kurangnya minat dari siswa untuk maju. Sedangkan minat itu sendiri dipengaruhi oleh fakor intern maupun ekstern. Faktor ekstern dapat dilihat dari tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar, sedangkan faktor intern dapat dilihat dari prestasi belajar ekonomi siswa.

Gambaran umumnya, siswa akan lebih berminat dalam belajar disekolah apabila mereka didukung dengan status sosial ekonomi orang


(24)

tua, orang tua akan membiayai anaknya dan membantunya dalam mengatasi ketidakmampuan belajar apabila orang tua tingkat pendidikannya tinggi, lain halnya jika orang tua memiliki pendidikan rendah maka pada saat anak tidak dapat mengatasi kesulitan belajarnya pada siapa siswa tersebut dapat memperoleh bantuan, sehingga asumsi anak akan meminta bantuan orang lain. Selain itu fasilitas belajar yang disediakan di rumah maupun di sekolah sangat memotivasi minat belajar siswa. Karena dengan mudahnya siswa memperoleh fasilitas belajar maka dia akan dengan mudah dapat menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya baik itu di rumah maupun di sekolah.

Djamarah (1994:34) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka dan nilai-nilai yang terdapat didalam kurikulum. Dari uraian diatas dapatlah penulis asumsikan bahwa, prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dengan jalan keuletan kerja. Prestasi belajar merupakan hasil pengukuran dan tujuan belajar yang telah ditentukan dan selaras dengan tujuan belajar.

Dengan adanya hal-hal tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar Ekonomi dan fasilitas belajar dengan minat belajar Akuntansi”.


(25)

B. Batasan Masalah

Menyadari banyaknya faktor-faktor yang dianggap dominan berhubungan dengan minat belajar, maka penulis hanya membatasi permasalahan mengenai tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar ekonomi dan fasilitas belajar yang tersedia dengan minat siswa belajar akuntansi.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi?

2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar ekonomi dengan minat belajar akuntansi?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi.

2. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi siswa disekolah dengan minat belajar akuntansi.

3. Untuk mengetahui hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi.


(26)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Sebagai pedomanan untuk memilih fasilitas belajar untuk meningkatkan minat belajarnya.

2. Bagi Sekolah

Sebagai masukan dalam memberikan bimbingan belajar dan sebagai acuan dalam menyediakan fasilitas belajar.

3. Bagi Peneliti

Dapat mengtahui minat siswa jika ditinjau dari tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar, dan fasilitas belajar.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini berguna bagi Universitas Sanata Dharma sebagai bahan referensi untuk pengembangan dalam penelitian selanjutnya.


(27)

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoretik 1. Minat Belajar

a) Minat

Minat merupakan aspek psikologis seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan mendorong orang yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Oleh karena itu tinggi rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada setiap orang tidak sama, maka tinggi rendahnya minat juga belum tentu sama (Supriyoko, 1990:4).

Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek dan merasa senang berkecimpung dalam hal itu (Winkel, 1986:30). Kemudian menurut Walgito menyatakan bahwa minat adalah suatu keadaan perhatian seseorang terhadap obyek yang disertai rasa ingin tahu, ingin mempelajari dan kemudian ingin membuktikan lebih lanjut tentang hal yang diketahui. (Walgito, 1981:8)

Menurut Giatama (1990:6). Minat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Minat secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat


(28)

timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin, dan intelegensi.

b. Minat secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

Minat pada diri seseorang tidak terjadi secara tiba-tiba melainkan suatu proses. Anak mempunyai minat dari pembawaannya kemudian memperoleh perhatian dan interaksi dengan lingkungan sehingga minatnya dapat tumbuh dan berkembang. Menurut Amir Hamzah Nasution, memberi arti minat merupakan suatu pernyataan psikis yang menunjukkan adanya pemusatan perhatian terhadap suatu obyek tertentu yang menarik perhatian (Noto Widodo, 1989:98). Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah dorongan psikis yang ditunjukkan oleh adanya kesadaran yang mendorong perhatian pada suatu obyek disertai dengan keinginan untuk terlibat dengan obyek tersebut dalam usahanya untuk memenuhi harapan-harapan yang telah ada dalam dirinya, maka di dalam minat terdapat adanya unsur-unsur kesadaran, perhatian, keinginan, dan juga harapan untuk terlibat langsung pada suatu obyek tertentu yang diminati.


(29)

b) Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi baik disadari maupun tidak disadari dalam proses pembelajaran.

Pengertian belajar menurut Hilgard dan Bower seperti yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (1990:84)

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).

Ngalim Purwanto (1990:85) mengemukakan adanya ciri-ciri belajar yang meliputi empat hal yang hampir sama dengan pendapat di atas, yaitu :

1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku

2. Belajar merupakan perubahan melalui latihan atau pengalaman 3. Untuk disebut belajar maka perbuatan itu harus relatif menetap 4. Tingkah laku yang mengalami perubahan oleh karena belajar

menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis Dari pengertian diatas dapat disimpulkan, minat belajar adalah perhatian yang lebih terhadap perubahan tingkah laku seseorang terhadap proses pembelajaran baik yang disadari maupun yang tidak disadari.


(30)

2. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Pendidikan merupakan sarana yang tepat untuk mengembangkan sumber daya manusia. Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Menurut Langeveld (Ilizabeth, 2008:11) mendidik atau pendidikan adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi manusia dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Pendidikan hanya terdapat dalam suatu pergaulan yang disengaja antara orang dewasa dengan anak (manusia muda).

Orang dewasa adalah orang yang memiliki kemampuan-kemampuan intelektual dasar dan mempunyai keterampilan yang cukup berguna untuk berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat serta juga berwawasan sama dengan sesama dan bersedia bekerja bagi kesejahteraan bersama (Mardiatmojo, 1986: 53).

Menurut Drs. Soelaiman Joesoef dan Drs. Slamet Santosa (1981: 21), pendidikan dapat diklasifikasikan dalam :

a. Pendidikan Formal merupakan pendidikan sekolah

b. Pendidikan informal merupakan pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari dengan atau tidak disengaja sejak lahir sampai mati dalam keluarga, dalam pekerjaan atau pengalaman sehari-hari.


(31)

c. Pendidikan Nonformal merupakan pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang ketat dan tetap.

Orang tua adalah setiap orang tua yang bertanggungjawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut ibu bapak (Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, 1985: 1). Sedangkan tingkat pendidikan orang tua maksudnya adalah tingkat pendidikan yang berhasil dicapai orang tua dalam hal ini jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan yaitu SD, SLTP, SMU / SMK, dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh yang luas pada kehidupan seseorang yaitu bukan hanya berpengaruh terhadap tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat. Seseorang yang lulusan SD cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak sekolah sama sekali, seorang tamatan SLTP lebih berpengalaman daripada tamatan SD dan akhirnya tamatan Perguruan Tinggi lebih berpengalaman dari tamatan SMU / SMK. Bagaimanapun seorang yang berpendidikan tinggi lebih berpengalaman atau berpengetahuan (Napitupulu, 1969).

Orang tua yang tingkat pendidikannya rendah akan sulit untuk membantu anak mereka dalam menghadapi kesulitan belajarnya, karena pengetahuan yang terbatas akibat dari tingkat pendidikannya rendah


(32)

menyebabkan orang tua mengalami kesulitan untuk membantu kesulitan belajar. Kemampuan orang tua menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi menjadi pemicu dan semangat bagi anak untuk mencapai hal yang serupa. Hal ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat orang tua akan semakin positif sikapnya pada dunia pendidikan, sehingga akan selalu menyadarkan dan mendorong anak untuk rajin belajar. Disisi lain, anak juga akan meniru orang tuanya, seperti yang dikatakan Herbert N.Cusson, (Thamrin Nasution dan Nurhalijah nasution, 1985:1) meniru adalah sifat manusia, maka perlulah setiap orang menjadikan dirinya contoh yang baik untuk ditiru.

Orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih aktif dalam mendorong perkembangan anak. Pengalaman mengenyam dunia pendidikan yang lebih baik memudahkan untuk membantu menyelesaikan kesulitan belajar anak, karena memiliki pengalaman dan cara mengatasinya berbekal pengetahuan yang luas. Anak dari keluarga yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih tinggi menunjukkan nilai lebih baik dalam kemampuan akademik dan dalam lamanya bersekolah dibanding dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya rendah.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur menggunakan alat ukur yaitu test.


(33)

Hasil yang diperoleh itu merupakan bentuk aktualisasi diri (Winkel, 1985: 16).

Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi baik disadari maupun tidak disadari dalam proses pembelajaran.

Pengertian belajar menurut Hilgard dan Bower seperti yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (1990:84)

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).

Ngalim Purwanto (1990:85) mengemukakan adanya ciri-ciri belajar yang meliputi empat hal yang hampir sama dengan pendapat di atas, yaitu:

1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku

2. Belajar merupakan perubahan melalui latihan atau pengalaman 3. Untuk disebut belajar maka perbuatan itu harus relatif menetap

4. Tingkah laku yang mengalami perubahan oleh karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis

Keberhasilan seseorang siswa dalam kegiatan belajar salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dilaporkan dalam raport secara periodik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi (1984:234) yang mengemukakan


(34)

bahwa nilai yang tercantum dalam raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemampuan belajar siswa selama masa tertentu.

Senada dengan pendapat diatas Yapsir Gandhi Wiryawan (1976:20) menyatakan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya yang dinyatakan dengan nilai-nilai raportnya.

Menurut pendapat Bloom yang dikutip oleh Suharsimi (1987:205) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:787) merumuskan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut M. Entang (1987:7) faktor-faktor tersebut adalah :

1. Faktor internal yang meliputi :

a. Intelegensi, kecerdasan, kecakapan, dan bakat b. Panca Indra

c. Sikap dan kebiaasaan belajar 2. Faktor eksternal yang meliputi :

a. Situasi belajar b. Kurikulum


(35)

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang belajar baik faktor psikis maupun fisik dan faktor yang berasal dari luar individu misalnya faktor lingkungan, sosial ekonomi, guru, metode mengajar dan lain-lain. Sesuai dengan pendapat diatas, Moh Uzer Usman (1973:10) mengungkapkan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

1.Faktor yang berasal dari diri sendiri, misalnya sikap, motivasi, minat, kecakapan nyata, kecerdasan, dan bakat.

2.Faktor yang berasal dari luar diri sendiri, misalnya lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Senada dengan pendapat diatas, Suharsimi (1995:21) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:

1.Faktor internal

a. Biologis yang meliputi usia, kematangan, kesehatan b. Psikologis yang meliputi minat, motivasi, suasana hati 2.Faktor eksternal

a. Manusia : di keluarga, di sekolah, di masyarakat b. Non manusia : udara, suasana, bau-bauan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang berasal dari dalam dan luar individu.


(36)

4. Fasilitas Belajar

Menurut Sanjaya, sarana adalah segala sesuatu yang mendukung langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan sekolah, dan lain sebagainya. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara tidak langsung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran. Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam menyelenggarakan proses pembelajaran, dengan demikian sarana dan prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.

Sejalan dengan pendapat diatas Imran (1996:47) menekankan bahwa sarana belajar yang dimiliki harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Ada keuntungan yang dimiliki oleh sekolah yang memiliki kelengkapan sarana yaitu :

a. Dapat menumbuhkan gairah dan motivasi guru mengajar

b. Dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar, karena siswa mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Kelengkapan sarana akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas adalah segala sesuatu yang disediakan untuk mempermudah pencapaian tujuan. Fasilitas yang dimiliki meliputu sarana yang diberikan sekolah maupun orang tua kepada anak dengan tujuan agar dapat menunjang kelancaran belajar. Fasilitas belajar merupakan salah satu faktor ekstern yang dapat


(37)

berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Macam – macam fasilitas belajar di rumah yang dibutuhkan oleh siswa meliputi :

a. Peralatan sekolah

Peralatan sekolah merupakan segala sesuatu yang di gunakan siswa untuk melaksanakan kegiataan belajar, seperti buku paket, buku tulis, alat tulis dan sebagainya.

b. Media masa

Media masa adalah sarana penunjang yang dibutuhkan siswa untuk memperoleh pengetahuan umum.

c. Meja kursi belajar

Meja kursi disediakan agar siswa merasa lebih nyaman dalam kegiatan belajar.

d. Ruang belajar

Ruang belajar adalah ruangan yang digunakan agar dapat belajar dengan baik.

e. Penerangan

Pencahayaan yang baik yang dibutuhkan untuk belajar agar tidak merusak mata.

f. Ventilasi

Ventilasi adalah sarana untuk menghasilkan sirkulasi udara yang dibutuhkan untuk kenyamanan dalam belajar.


(38)

B. Kerangka Berfikir

1. Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar. Tingkat pendidikan orang tua merupakan peran penting dalam membantu anaknya pada saat mengalami kesulitan belajar. Hal ini akan tampak apabila siswa mengalami kesulitan belajar, mereka akan bertanya pada orang tua karena anggapan mereka orang tua sudah melewati masa dewasa. Hal ini sejalan dengan pendapat Mardiatmojo (1986:53) yang mengungkapkan yang dimaksud orang dewasa adalah orang yang memiliki kemampuan-kemampuan intelektual dasar dan mempunyai keterampilan yang cukup berguna untuk berperan aktif dalam hidup bermasyarakat serta juga berwawasan sama dengan sesama dan bersedia bekerja bagi kesejahteraan bersama.

Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka akan semakin bertambahnya minat belajar siswa karena telah mendapat pertolongan saat siswa tidak dapat memecahkan persoalannya. Hal ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat orang tua akan semakin positif sikapnya pada dunia pendidikan, sehingga akan selalu menyadarkan dan mendorong anak untuk rajin belajar. Dari uraian diatas diketahui bahwa ada hubungan antara minat belajar dengan tingkat pendidikan orang tua. 2. Hubungan antara prestasi siswa disekolah dengan minat belajar.

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa sesudah melakukan pembelajaran selama beberapa waktu tertentu. Hal itu dikuatkan dengan pendapat Winkel (1985:16), dia mengemukakan bahwa


(39)

Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur menggunakan alat ukur yaitu test.

Sehingga dari teori tersebut dapat diketahui bahwa adanya hubungan antara prestasi belajar yang tinggi dapat mempengaruhi minat belajar siswa. Dengan prestasi belajar yang baik maka siswa cenderung akan mempertahankannya, berbeda dengan siswa yang tidak termotivator dengan itu maka dia akan lemah minat belajarnya.

3. Hubungan antara fasilitas belajar dengan minat belajar siswa.

Fasilitas belajar merupakan suatu sarana yang digunakan demi terciptanya situasi belajar yang kondusif. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Imran (1996:47) menekankan bahwa sarana belajar yang dimiliki harus dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Jika sekolah memiliki fasilitas belajar yang lengkap maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan lancar, karena sudah lengkapnya alat yang dibutuhkan sehingga tidak menambah biaya sewa untuk menyewa peralatan dari luar sekolah.

Dari pendapat diatas dapat diketahuinya adanya hubungan antara fasilitas belajar dengan minat belajar. Asumsinya siswa akan lebih semangat belajar jika didukung dengan alat yang lengkap untuk melakukan praktek, mengerjakan tugas maupun yang lainnya. Jika alat


(40)

yang dibutuhkan tidak ada maka akan menimbulkan minat siswa yang malas untuk belajar.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang sebelumnya telah meneliti mengenai beberapa variabel (pendidikan orang tua, prestasi belajar dan fasilitas belajar) yang berhubungan dengan minat belajar siswa dalam bidang akuntansi.

Hasil penelitian Eko Wahyudi yang berjudul Hubungan antara minat belajar akuntansi dengan prestasi belajar akuntansi siswa ditinjau dari aktivitas belajar siswa, penelitiannya dilakukan di SMK BOPKRI Wates menyatakan adanya hubungan yang positif dan signifikan

Hasil penelitian Y. B. Prapto Yuwono yang berjudul Hubungan antara lingkungan belajar, fasilitas belajar dan sikap terhadap mata pelajaran Ekonomi dengan daya serap (penguasaan) mata pelajaran Ekonomi, penelitiannya dilakukan di SMU Pangudi Luhur sedayu yang diteliti siswa kelas 2, yang menyatakan hubungan yang positif dan signifikan dari penelitian tersebut.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa memiliki Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar dan fasilitas belajar dengan minat belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti yang telah diuraikan diatas.


(41)

D. Paradigma Penelitian

Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berfikir, maka akan dibuat paradigma penelitian sebagai berikut:

Tingkat pendidikan orang tua (X1)

Prestasi belajar ekonomi (X2)

Minat belajar Akuntansi (Y)

Fasilitas belajar (X3)

Melalui gambar diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara jenjang pendidikan orang tua (X1), pretasi belajar (X2) dan Fasilitas belajar (X3) dengan minat belajar (Y).

E. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi.

2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar ekonomi dengan minat belajar akuntansi.

3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan minat belajar siswa akuntansi.


(42)

20

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif, penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya berdasarkan fakta-fakta yang tampak.

Penelitian ini juga merupakan penelitian studi kasus yaitu penelitian tentang subyek siswa SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulannya hanya berlaku pada subyek yang diteliti (Arikunto, 1998: 131).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar dan fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi di SMA Negeri 2 Ngaglik.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman Yogyakarta pada bulan November 2008 - Januari 2009.

C. Subyek dan obyek penelitian 1. Subyek penelitian.

Subyek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian, dalam hal ini mereka bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Subyek penelitian ini


(43)

adalah siswa SMA Negeri 2 Ngaglik kelas XI IPS 1, XI IPS 2, XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS 3.

2. Obyek penelitian

Obyek penelitian adalah sesuatu yang menjadi pokok pembicaraan dalam penelitian. Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah, tingkat pendidikan orang tua, prestasi belajar siswa, fasilitas belajar dan minat belajar siswa.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (1999:72) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek dan subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Nganglik sebanyak 639 siswa.

2.Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut menurut Sugiyono (1999:73). Penarikan sampel menggunakan Purposive Sample, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh siswa kelas 2 dan 3 jurusan IPS SMA Negeri 2 Ngaglik. Berdasarkan survai awal penelitian ini, didapat jumlah siswa XI IPS 1 sebanyak 36 siswa, XI


(44)

IPS 2 sebanyak 36 siswa, XII IPS 1 sebanyak 36 siswa, XII IPS 2 sebanyak 36 siswa, dan XII IPS 3 sebanyak 35 siswa. Jadi keseluruhan responden sebanyak 179 siswa. Alasan dari pemilihannya adalah karena siswa kelas XI dan XII sudah menempuh mata pelajaran ekonomi dan akuntansi.

E. Pengukuran dan Operasionalisasi Variabel a. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang mewakili berbagai aspek atau unsur yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variable lain yang disebut variable terikat (Nawawi, 1994:50). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

1) Variabel tingkat pendidikan orang tua

Tingkat pendidikan orang tua maksudnya adalah tingkat pendidikan yang berhasil dicapai orang tua dalam hal ini jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan yaitu SD, SLTP, SMU / SMK, dan Perguruan Tinggi.

2) Variabel prestasi belajar ekonomi

Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah


(45)

pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dalam buku laporan pendidikan (raport).

3) Variabel fasilitas belajar

Fasilitas adalah segala sesuatu yang disediakan untuk mempermudah pencapaian tujuan. Fasilitas yang dimiliki meliputu sarana dan prasarana yang diberikan sekolah maupun orang tua kepada anak dengan tujuan agar dapat menunjang kelancaran belajar.

2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki sejumlah aspek atau unsur didalamnya yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi variabel lain yang disebut variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar akuntansi. Minat belajar akuntansi adalah perhatian yang lebih terhadap perubahan tingkah laku seseorang terhadap proses pembelajaran akuntansi baik yang disadari maupun yang tidak disadari.

b. Pengukuran Variabel

Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal yang berhasil dicapai orang tua. Penelitian ini mengelompokkan tingkat pendidikan orang tua menurut tingkat pendidikan yang telah diselesaikan.


(46)

Deskripsi Skor jawaban

1. Tidak Sekolah 0

2. SD 1

3. SMP 2

4. SMA/SMK 3

5. Akademi/Perguruan Tinggi 4

Skor tertinggi yang dicapai dari kuesioner tingkat pendidikan orang tua siswa adalah 4 dan skor terendah 0. Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya pendidikan orang tua dengan menghitung nilai mean dengan rumus (Sutrisno Hadi, 1984:90)

Mean = N

fx

Keterangan :

fx = Total Skor N = Jumlah sampel

Variabel fasilitas belajar dan variable minat belajar akuntansi diukur berdasarkan persepsi siswa dengan menggunakan skala Likert, yakni suatu cara sistematis untuk memberi skor dalam suatu kuesioner yang telah dibagikan. Ada dua kategori pernyataan yang digunakan, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam skala ini digunakan pengukuran sebagai berikut :


(47)

Jawaban

Pertanyaan positif

Pertanyaan negatif

Sangat Setuju (SS) 5 1

Setuju (S) 4 2

Ragu-ragu (R) 3 3

Tidak Setuju (TS) 2 4

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Untuk Variabel prestasi belajar ekonomi diukur berdasarkan nilai raport semester genap tahun ajaran 2007/2008. Kuesioner untuk mengungkap variable fasilitas belajar dan minat belajar akuntansi disusun berdasarkan tabel operasionalisasi sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tabel Operasionalisasi Variabel Minat Belajar dan Fasilitas Belajar Ukuran pertanyaan

No Variabel Indikator

Positif Negatif 1. 2. Minat belajar Fasilitas belajar 1). Perhatian 2). Perasaan senang 3). Kemampuan 4). Konsentrasi 5). Rasa ingin tahu

6).Harapan untuk memperoleh manfaat

7).keinginan untuk terlibat 8). pendirian

1). Media pembelajaran

1, 2 3 14 12, 13 4, 5, 11 8

6, 7

1,6,7,8,18,23 10 4


(48)

. 2).Alat-alat pembelajaran 3). Prasarana

5,17,19,22 2,3,9,12, 13,15,16, 20,21,24

10, 11, 14

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner merupakan pengumpulan data yang memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden yang terpilih menjadi sample. Kuesioner digunakan untuk mengungkap data tentang, tingkat pendidikan orang tua, fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi.

2. Dokumentasi

Dokumentasi ini digunakan untuk mengungkapkan data yang bersifat khusus, yang diyakini kebenarannya dan sesuai dengan peristiwa yang terjadi. Data diperoleh dari pihak yang berwenang. Dokumentasi digunakan untuk mencari nilai raport prestasi belajar ekonomi dan data tentang gambaran umum SMA Negeri 2 Ngaglik.

G. Uji Instrumen Penelitian

Agar alat ukur yang dipakai dapat dipertanggungjawabkan atau dapat dipercaya harus diuji terlebih dahulu. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut memang cocok dan mantap jika diterapkan pada variabel yang diukur. Dalam dunia penelitian


(49)

kecocokan dan kemantapan alat ukur disebut dengan validitas dan realibilitas instrumen.

a. Uji Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Uji validitas digunakan untuk pengujian butir soal dikatakan valid jika dapat mengungkapkan data dari variabel secara tepat. Digunakan rumus korelasi product moment dari Pearson (Suharsimi Arikunto, 2006:170).

rxy=

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

2 2

2 2

Y Y

N X X

N

Y X XY

N

Keterangan: xy

r = Koefisien Korelasi X dan Y N = Jumlah Subjek

XY = Jumlah X kali Y

X = Jumlah nilai X

Y = Jumlah nilai Y

Untuk menentukan apakah instrumen ini valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :

Jika

r

hitung

r

tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, maka instrumen tersebut valid.

Jika

r

hitung

r

tabel dengan tingkat kepercayaan 95%, maka instrumen tersebut tidak valid.


(50)

Pelaksanaan uji validitas dilaksanakan dengan responden siswa-siswi kelas XI IPS 1 dengan jumlah 30 orang di SMA N 1 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel tingkat pendidikan orang tua, fasilitas belajar dan minat belajar akuntansi. Uji validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir, sehingga tiga puluh delapan (38) pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas.

a. Hasil Pengujian Validitas Variabel Fasilitas Belajar

Ada dua puluh empat (24) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk fasilitas belajar adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2

Rangkuman Uji Validitas untuk Fasilitas Belajar Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,361 0,558 Valid

2 0,361 0,454 Valid

3 0,361 0,378 Valid

4 0,361 0,379 Valid

5 0,361 0,376 Valid

6 0,361 0,386 Valid

7 0,361 0,389 Valid

8 0,361 0,388 Valid

9 0,361 0,383 Valid

10 0,361 0,378 Valid

11 0,361 0,376 Valid

12 0,361 0,597 Valid


(51)

14 0,361 0,481 Valid

15 0,361 0,491 Valid

16 0,361 0,570 Valid

17 0,361 0,493 Valid

18 0,361 0,677 Valid

19 0,361 0,596 Valid

20 0,361 0,643 Valid

21 0,361 0,379 Valid

22 0,361 0,458 Valid

23 0,361 0,480 Valid

24 0,361 0,376 Valid

Sumber : Data Prapenelitian (Lampiran IV, hal 97)

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel fasilitas belajar adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa

dilakukan dengan membandingkan nilai

r

hitung dengan nilai

r

tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat keyakinan

(α) = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai

r

tabel sebesar 0,361. b. Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Belajar Akuntansi

Ada empat belas (14) butir pertanyaan pada variabel ini. Rangkuman uji validitas untuk minat belajar akuntansi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Rangkuman Uji Validitas untuk Minat Belajar Akuntansi Butir No. Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,361 0,415 Valid

2 0,361 0,736 Valid


(52)

4 0,361 0,564 Valid

5 0,361 0,577 Valid

6 0,361 0,463 Valid

7 0,361 0,389 Valid

8 0,361 0,416 Valid

9 0,361 0,543 Valid

10 0,361 0,455 Valid

11 0,361 0,381 Valid

12 0,361 0,380 Valid

13 0,361 0,467 Valid

14 0,361 0,537 Valid

Sumber : Data Prapenelitian (Lampiran IV, hal 98)

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel minat belajar akuntansi adalah valid. Pengambilan kesimpulan

ini bisa dilakukan dengan membandingkan nilai

r

hitung dengan nilai

r

tabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dan derajat

keyakinan (α) = 5% atau 0,05 maka diperoleh nilai

r

tabel sebesar 0,361. b. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas dilakukan untuk menunjukkan bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat sebagai pengumpulan data. Untuk menguji realibilitas instrumen pada penelitian ini rumus yang dipakai yaitu koefisien alfa cronbach (Suharsimi Arikunto 2006: 196).

(

)

⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −

=

2

2 11 1 1 t b o o k k r


(53)

Keterangan:

11

r = Realibilitas instrument k = Banyaknya butir soal

2

b

o = Jumlah varians butir

2 t

o = Varians total

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach-Alpha dan dapat dikerjakan dengan program SPSS for windows versi 12.0. Dengan jumlah data (n) sebanyak 30 responden dengan dk = n (dk=30) menunjukkan nilai

r

tabel = 0,361. Hasil perhitungan nilai r untuk variabel tingkat pendidikan orang tua nilai

r

hitung = 0,704 Pada variabel fasilitas belajar nilai

r

hitung = 0,808.

saementara pada variabel minat belajar akuntansi nilai

r

hitung = 0,797. Dengan demikian instrumen penelitian ini dapat diandalkan atau reliabel. Rangkuman hasil pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status Tingkat pendidikan

orang tua

0,361 0,704 Reliabel

Fasilitas belajar 0,361 0,808 Reliabel

Minat Belajar akuntansi 0,361 0,797 Reliabel

Sumber: Data Prapenelitian (Lampiran IV, hal 96-98)

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini memenuhi kedua prasyarat instrumen yang baik yaitu valid dan reliabel.


(54)

H. Teknik Analisi Data 1. Statistik Deskriptif

Statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum (Sugiyono,1999:142). Deskripsi data penelitian ini dilakukan dengan berdasarkan Pedoman Acuan Patokan (PAP) tipe II.

2. Uji Prasyarat analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal maka analisis untuk pengujian hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan tes satu sampel kolmogorov-smimov(Sugiyono, 2003: 150).

D = Maksimum

[

Fo

( )

xSn

( )

x

]

Keterangan:

D = Diviasi

Fo(x) = Distribusi frekuensi komulatif teoritis Sn(x) = Distribusi frekuensi komulatif observasi

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel mempunyai hubungan yang linear. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut (Sujana,1992: 332).

2 2 Se S F = TC


(55)

Keterangan :

F = Nilai F untuk garis regresi

2

S = Varians tuna cocok

2

Se = Varians kekeliruan

Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan

F

tabel dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien

F

hitung diperuleh dari SPSS 12. Jika nilai

F

hitung

F

tabel , maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier. Sebaliknya jika nilai

F

hitung<

F

tabel , maka hubungan antara variabel bebas dengan terikat adalah linier.

3. Pengujian Hipotesis a. Hipotesis pertama

Hipotesis pertama diuji menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson (Sugiyono, 1999:211). Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan orang tua (X1) dengan minat belajar akuntansi (Y). Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut :

1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua dengan minat belajar akuntansi Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara tingkat


(56)

2) Pengujian Hipotesis

rxy

Y

Y

X

X

N N Y X XY N

=

∑ ∑

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧

)

)

2 2 2

2 ( ) ( ( ) ( ) )( ( ) ( Keterangan :

r

xy= koefisien validitas

X = hasil pengukuran Y = kriteria yang dipakai N = jumlah subyek

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono, 1999:183)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

4) Pengujian signifikansi koefisien korelasi

Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380) dengan rumus :

r n r t 2 1 2 − − = Keterangan :

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel

r2 = Koefisien determinasi

5) Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan

Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5 %.

Ho ditolak jika

t


(57)

dan signifikan antara tingkat pendidikan orang tua (X1) dengan minat minat belajar akuntansi (Y).

b. Hipotesis kedua

Hipotesis kedua diuji menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson (Sugiyono, 1999:211). Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara prestasi belajar (X2) dengan minat belajar akuntansi (Y). Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut : 1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan minat belajar akuntansi

Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar dengan minat belajar akuntansi

2) Pengujian Hipotesis

rxy

Y

Y

X

X

N N Y X XY N

=

∑ ∑

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧

)

)

2 2 2

2 ( ) ( ( ) ( ) )( ( ) ( Keterangan :

r

xy= koefisien validitas

X = hasil pengukuran Y = kriteria yang dipakai N = jumlah subyek


(58)

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono, 1999:183)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

4) Pengujian signifikansi koefisien korelasi

Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380) dengan rumus :

r n r t

2 1

2

− − =

Keterangan :

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel

r2 = Koefisien determinasi

5) Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan

Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5 %.

Ho ditolak jika

t

hitung >

t

tabel . Ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara prestasi belajar (X2) dengan minat minat belajar akuntansi (Y).

c. Hipotesis ketiga

Hipotesis ketiga diuji menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson (Sugiyono, 1999:211). Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara fasilitas belajar (X3) dengan


(59)

minat belajar akuntansi (Y). Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis pertama adalah sebagai berikut : 1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi

Ha : Ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar dengan minat belajar akuntansi

2) Pengujian Hipotesis

rxy

Y

Y

X

X

N N Y X XY N

=

∑ ∑

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ ⎭ ⎬ ⎫ ⎩ ⎨ ⎧

)

)

2 2 2

2 ( ) ( ( ) ( ) )( ( ) ( Keterangan :

r

xy= koefisien validitas

X = hasil pengukuran Y = kriteria yang dipakai N = jumlah subyek

3) Interpretasi nilai koefisien korelasi tersaji dalam (Sugiyono, 1999:183)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Tinggi

0,80 – 1,000 Sangat Tinggi

4) Pengujian signifikansi koefisien korelasi

Pengujian signifikansi dilakukan berdasarkan uji t (Sudjana, 1992:380) dengan rumus :


(60)

r n r t

2 1

2

− − =

Keterangan :

r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel

r2 = Koefisien determinasi

5) Kriteria pengujian atau pengambilan keputusan

Dalam pengujian korelasi ini digunakan taraf signifikansi 5 %.

Ho ditolak jika

t

hitung >

t

tabel . Ini berarti ada hubungan positif dan signifikan antara fasilitas belajar (X3) dengan minat minat belajar akuntansi (Y).


(61)

39

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah SMA Negeri 2 Ngaglik

SMA Negeri Ngaglik di Sukoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta, dibuka terhitung mulai tanggal 1 Juli 1983, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tanggal 9 Nopember 1983, nomor 8473/C/1983, dan atas persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, dalam suratnya nomor B.748/i/MENPAN/9/1983.

Untuk sementara waktu SMA Negeri 2 Ngaglik, pengelolaan dan pembinaannya oleh Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi D.I Yogyakarta diserahkan / dititipkan kepada SMA Negeri Donoharjo di Donoharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta dengan Kepala Sekolah Bapak Soewarno BA.

Untuk melaksanakan tugas pembinaan dan pengelolaan SMA Negeri Ngaglik tahun ajaran 1983 / 1984, Kepala SMA Negeri Donoharjo menunjuk Drs.IM. Sugeng sebagai wakil Kepala Sekolah yang sekaligus pada saat itu sebagai Pimpinan SMA Negeri Ngaglik dalam menjalankan operasionalnya.

B. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Ngaglik 1. Visi SMA Negeri 2 Ngaglik :

Berkualitas, berakhlak mulia dan berwawasan global” Berkualitas dan unggul dalam hal/segi:


(62)

a. Pelaksanaan kedisiplinan dan ketertiban b. Perolehan NUAN

c. Persaingan di SNPTN d. Kegiatan life skill

e. Kegiatan pengembangan diri

f. Akhlak mulia dan lomba keagamaan g. Kemantapan berbahasa Inggris h. Kepedulian sosial dan lingkungan 2. Misi SMA Negeri 2 Ngaglik:

a. Melaksanakan proses pembelajaran dan bimbingan secara efektif agar siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki untuk mencapai peningkatan Nilai Ujian Akhir Nasional

b. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya

sehingga dapat dikembangkan secara optimal sesuai dengan wawasan global

c. Menumbuhsuburkan suasana dan semangat yang kondusif agar siswa dapat berkembang secara optimal

d. Menumbuhkan semangat keunggulan kepada seluruh warga sekolah e. Kemantapan dan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Inggris

C. Sistem Satuan Pendidikan SMA Negeri 2 Ngaglik

Sistem pendidikan di SMA merupakan satu keseluruhan yang terpadu dari semua satuan dan merupakan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan


(63)

yang lainnya untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan di SMA. Sistem pendidikan yang diterapkan di SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sistem kurikulum inilah yang digunakan oleh SMA Negeri 2 Ngaglik, Sleman, Yogyakarta dimana guru mengadakan diskusi mandiri, siswa diharapkan mampu menguasai bahan atau materi dengan mencari sendiri, dan dalam kegiatan belajar-mengajar siswa diberi Lembar Kerja Siswa.

Pola interaksi belajar-mengajar yang terdapat di SMA Negeri 2 Ngaglik meliputi:

1. SMA Negeri 2 Ngaglik yang memberikan suasana saling percaya, saling menghormati, saling memperhatikan, cinta kasih, kemerdekaan untuk berkreasi, bersikap kritis, bereksplorasi, serta berani bertanya dan berpendapat secara bertanggungjawab.

2. Strategi pendampingan menekankan perlunya pembiasaan untuk

mengadakan analisis situasi kehidupan iman, sosial, budaya, ekonomi dan politik yang terjadi di masyarakat pada saat ini.

3. Pendekatan pribadi menekankan kerekatan dalam pelayanan.

4. Pola interaksi belajar-mengajar pendamping-peserta didik dapat bervariasi sebagai berikut:

a. Pola pendamping-peserta didik

Isi kegiatan adalah membangun apersepsi, memberikan informasi, memberi tugas, motivasi, memberi umpan balik, membina disiplin kelas atau kelompok kerja dan sebagainya.


(64)

b. Pola peserta didik-pendamping

Isi kegiatan adalah menanyakan, mengusulkan sesuatu, meminta bantuan pendamping, mengkonsultasikan, melaporkan hasil kerja dan informasi, menjawab pertanyaan pendamping dan sebagainya.

c. Pola peserta didik-peserta didik

Isi kegiatan adalah tanya jawab, diskusi, adu argumentasi dalam debat, berdialog dengan tutor sebaya, pemecahan masalah, bereksperimen, merancang suatu penelitian dan sebagainya.

D. Kurikulum SMA Negeri 2 Ngaglik

Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 SMA Negeri 2 Ngaglik meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun, dimulai kari kelas X sampai dengan kelas XII yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Tahun 2006 SMA Negeri 2 Ngaglik terdiri atas lima kelompok mata pelajaran yaitu :

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi 4. Kelompok mata pelajaran estetika


(65)

Pengorganisasian kelas-kelas dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu :

1. Kelas X merupakan program umum yang diikuti oleh seluruh peserta didik 2. Kelas XI, dan XII merupakan program penjurusan yang terdiri atas dua

program, yakni :

a.Program Ilmu Pengetahuan Alam b.Program Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Struktur Kurikulum Kelas X

Kurikulum Kelas X terdiri atas 16 Mata Pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti terdapat pada tabel berikut :

ALOKASI WAKTU KOMPONEN SEMESTER

1

SEMESTER

2

A MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 5 5

6. Fisika 3 3

7. Biologi 2 2

8. Kimia 2 2

9. Sejarah 1 1


(66)

11. Ekonomi 2 2

12. Sosiologi 2 2

13. Seni Budaya ( Seni Musik ) 2 2

14. Pend. Jasmani, Olah Raga dan Kes 2 2

15. Teknologi Informasi dan Komunik 2 2

16. Keterampilan ( Bahasa Jepang ) 1 1

B Bahasa, Sastra & Budaya Jawa /Mulok 1 1

C Pengembangan Diri / BK 1 *) 1 *)

Jumlah 39 39

*) Pengembangan diri di samping masuk ke intrakurikuler 1 jam Pelajaran juga dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

2. Struktur Kurikulum Kelas XI – XII Program IPA

Kurikulum Kelas XI dan XII Program Ilmu Pengetahun Alam terdiri atas 13 Mata Pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti terdapat pada tabel berikut :

ALOKASI WAKTU

KOMPONEN Kelas XI Kelas XII

Smt

1

Smt 2 Smt 1 Smt 2

A MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2


(67)

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 5 5 5 5

6. Fisika 4 4 4 4

7. Biologi 4 4 4 4

8. Kimia 4 4 4 4

9. Sejarah 1 1 1 1

10. Seni Budaya (Seni Rupa) 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan

Komunikasi

2 2 2 2

13. Keterampilan Bahasa Jepang 1 1 1 1

B

Bahasa, Sastra & Budaya Jawa (Mulok)

1 1 1 1

C Pengembangan Diri / BK 1*) 1*) 1*) 1*)

Jumlah 39 39 39 39

*) Pengembangan diri di samping masuk ke intrakurikuler 1 jam Pelajaran juga dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler.

3. Struktur Kurikulum Kelas XI – XII Program IPS

Kurikulum Kelas XI dan XII Program Ilmu Pengetahun Alam terdiri atas 13 Mata Pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti terdapat pada tabel berikut :


(68)

ALOKASI WAKTU KOMPONEN Kelas XI Kelas XII

Smt

1

Smt 2 Smt 1 Smt 2

A MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

6. Sejarah 3 3 3 3

7. Geografi 3 3 3 3

8. Ekonomi 5 5 5 5

9. Sosiologi 3 3 3 3

10. Seni Budaya (Seni Rupa) 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga,

dan Kesehatan

2 2 2 2 12. Teknologi Informasi dan

Komunikasi

2 2 2 2

13. Ketrampilan / Bahasa Jepang 1 1 1 1

B

Bahasa, Sastra & Budaya Jawa (Mulok)

1 1 1 1

C Pengembangan Diri / BK 1*) 1*) 1*) 1*)

Jumlah 39 39 39 39 *) Pengembangan diri di samping masuk ke intrakurikuler 1 jam Pelajaran juga dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler.


(69)

Muatan lokal pada KTSP 2006 SMA Negeri 2 Ngaglik merupakan kegiatan kurikuler yaitu Bahasa Jawa, Sastra dan Budaya Jawa yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa dan Sastra dan Budaya Jawa dari dinas Pendidikan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan Pengembangan diri dilakukan melalui pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dalam belajar dan pengembangan karier serta kehidupan sosial peserta didik yang diampu oleh guru Bimbingan Konseling dalam satu jam pembelajaran setiap minggu seperti tertera pada Struktur Kurikulum.

Kegiatan pengembangan diri juga dilakukan melalui kegiatan ekstra kurikuler wajib yang dilakukan pembimbingannya oleh guru dan atau tenaga kependidikan. Kegiatan ekstra kurikuler tersebut meliputi : Kepramukaan, Karya Ilmiah Siswa, Majalah Dinding, Olah Raga, Seni, dan Kelompok penggemar Sains dan Teknologi.

SMA Negeri 2 Ngaglik menyelenggarakan program pendidikan dengan sistem paket yakni setiap peserta didik wajib mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang ditetapkan untuk setiap tingkatan kelas dan program sesuai dengan Struktur Program KTSP Tahun 2006 SMA Negeri 2 Ngaglik.

Beban belajar peserta didik untuk setiap tingkatan kelas tertera dalam Kurikulum yakni 39 jam pelajaran per minggu. Sedangkan alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 45 menit.


(70)

Selain beban belajar tercantum dalam Struktur Kurikulum, setiap eserta didik diwajibkan menyelesaikan tugas-tugas dari guru mata pelajaran dan muatan lokal baik melalui penugasan terstruktur maupun kegiatan mandiri tidak terstruktur dengan tujuan untuk mencapai standar kompetensi. Adapun waktu penyelesaian tugas- tugas tersebut diatur dan disepakati bersama antara pendidik dengan peserta didik.

Penilaian hasil belajar setiap mata pelajaran dan muatan lokal meliputi ranah kognitif, psikomotorik, dan ranah afektif. Namun tidak semua mata pelajaran penilaiannya mencakup ketiga ranah tersebut, hal ini sangat tergantung pada karakteristik, tingkat dominan dan esensialitas ranah tersebut di masing-masing mata pelajaran.

Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, sekolah dan pemerintah.

Penilaian oleh Pendidik meliputi Ulangan Harian, Ulangan Tengah Semester, Ulangan Akhir Semester, Ulangan Kenaikan Kelas, dan Tugas-tugas serta melalui Pengamatan.

Penilain oleh sekolah dilakukan dalam bentuk Ujian sekolah, Ulangan Umum Bersama antar sekolah, sedangkan penilaian oleh pemerintah dalam bentuk Ujian Nasional mata pelajaran tertentu dari kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

Nilai hasil belajar mata pelajaran dan uatan lokal dinyatakan dalam bentuk angka antara 0 sampai dengan 100, sedangkan nilai pengembangan


(71)

diri dalam bentuk nilai kualitatif yakni A ( amat baik), B (baik), C (cukup), dan K (kurang).

Penilain sikap, perilaku, dan budi pekerti dilaksanakan melalui pengamatan, dan hasilnya dinyatakan dalam bentuk nilai kualitatif A ( amat baik), B (baik), C (cukup), dan K (kurang).

Standar Ketuntasan Belajar Minimal ditentukan oleh guru mata pelajaran / muatan lokal setelah melalui analisa dengan memperhatikan kompleksitas materi pembelajaran, kondisi siswa, dan sarana pendukung. Standar ketuntasan belajar untuk semua mata pelajaran/muatan lokal baik ranah kognitif maupun psikomotor ditetapkan tidak kurang dari 65.

Seorang siswa dinyatakan telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal untuk mata pelajaran tertentu, apabila nilai kognitif dan nilai psikomotor yang diperolehnya telah mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal yang ditetapkan untuk mata pelajaran / muatan lokal tersebut.

Kriteria kelulusan bagi peserta didik dalam ujian mendasarkan pada kriteria kelulusan yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional pada Tahun Pelajaran yang bersangkutan.

Kenaikan Kelas dan penjurusan diatur sebagai berikut : 1. Kenaikan Kelas dari Kelas X ke Kelas XI

Seorang siswa kelas X dinyatakan naik kelas ke kelas XI, bila memenuhi syarat sebagai berikut :


(72)

a. Memiliki nilai untuk semua mata pelajaran atau muatan lokal pada semester 1 dan semester 2.

b. Paling banyak terdapat 3 (tiga) mata pelajaran atau muatan lokal yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar minimal.

c. Nilai sikap, perilaku, dan Budi pekerti minimal C (cukup)

Penjurusan bagi siswa yang naik kelas dari kelas X ke kelas XI dilaksanakan dengan mempertimbangkan nilai mata pelajaran / muatan lokal, bakat, dan minat .

Seorang siswa kelas X dapat dijuruskan ke Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), bila memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Memenuhi syarat naik kelas ke kelas XI

b. Mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi semuanya telah mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal dengan jumlah nilai ranah kognitif tidak kurang dari 240.

Seorang siswa kelas X dapat dijuruskan ke Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), bila memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Memenuhi syarat naik kelas ke kelas XI

b. Mata pelajaran Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, dan Geografi semuanya telah mencapai Standar Ketuntasan Belajar Minimal dengan jumlah nilai ranah kognitif tidak kurang dari 240

Bagi siswa yang telah memenuhi SKBM namun tidak dapat dijuruskan maka melalui rapat pleno kenaikan kelas ditetapkan jurusannya dengan memperhatikan aspek bakat, minat serta kompetensi


(73)

yang dicapai pada mata pelajaran khas jurusan setelah siswa yang bersangkutan mengikuti kegiatan remidial sehingga mencapai standar yang dibutuhkan..

2. Kenaikan Kelas dari Kelas XI ke Kelas XII Program IPA

Seorang siswa kelas XI IPA dinyatakan naik kelas ke kelas XII IPA, bila memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Memiliki nilai untuk semua mata pelajaran atau muatan lokal pada semester 1 dan semester 2.

b. Paling banyak terdapat 3 (tiga) mata pelajaran atau muatan lokal yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar minimal.

c. Nilai sikap, perilaku, dan Budi pekerti minimal C (cukup).

d. Nilai mata pelajaran Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi telah mencapai standar nilai SKBM.

3. Kenaikan Kelas dari Kelas XI ke Kelas XII Program IPS

Seorang siswa kelas XI IPS dinyatakan naik kelas ke kelas XII IPS, bila memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Memiliki nilai untuk semua mata pelajaran atau muatan lokal pada semester 1 dan semester 2.

b. Paling banyak terdapat 3 (tiga) mata pelajaran atau muatan lokal yang tidak mencapai standar ketuntasan belajar minimal.

c. Nilai sikap, perilaku, dan Budi pekerti minimal C (cukup)

Nilai mata pelajaran Sejarah, Ekonomi, Sosiolodi, dan Geografi telah mencapai standar nilai SKBM.


(74)

E. Sumber Daya Manusia di SMA Negeri 2 Ngaglik

Untuk memperlancar jalannya pendidikan, SMA Negeri 2 Ngaglik mengadakan pembagian struktur organisasi sebagai berikut:

1. Kepala Sekolah

a. Jabatan kepala sekolah SMA Negeri 2 Ngaglik dijabat oleh Bapak Drs. Suharyoto.

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Sekolah dibantu oleh: a. Koordinator Kepala Sekolah

Koordinator Kepala Sekolah Dijabat oleh Bapak Drs. Sugiyana. b. Wakil Kepala Sekolah

1) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kurikulum dijabat oleh Bapak Supranto S.Pd.

2) Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan dijabat oleh Bapak Drs.Warsun Latief.

3) Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat ( HUMAS) Wakil Kepala Sekolah Urusan Hubungan Masyarakat dijabat oleh

Bapak Suhirman,BA.

4) Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana

Wakil Kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana dijabat oleh Bapak Kartijono, S.Pd.


(75)

c. Guru

Guru bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar SMA N 2 Ngaglik mempunyai 58 orang guru :

No. Nama Guru Mata Pelajaran

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Drs. Sandiman Drs. Dasmun Laconi Sumardji, S. Pd Kalpikaningsih, S. Pd Drs. Sugiyana Dra. Sunarti Dra. Siti Aptinah Sudarno

Drs. Muh. Ali Enny Rodiyati, S. Pd Drs. Sarsanto Asri Murwani, B.A Fadjariah, S. Pd Mukidjo, S. Pd Is Ponisah Arief, S. Pd Drs. Sumarno

Dra. C. Sri Prihatiningsih Dra. RR. Sri Muryati

Bahasa Sastra Indonesia Penjaskes

Fisika

Bahasa Sastra Indonesia BP/BK

Ekonomi Sejarah

Ekonomi/Akuntansi P. Agama Islam & TI Matematika Matematika Geografi Biologi Matematika Bahasa Inggris Biologi

P. Agama Katholik Kimia


(76)

19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.

Dra. Dwi Mur Hayatinah Suhirman, B.A

Supranto, S. Pd Marina Yuliani, S. Pd Drs. Suharto

Dra. Yuntikanah Drs. Slamet Hardjono Dra. Zainah

Drs. M. Warsun Latif Budiana, B.A Dra. Sri Astuti Dra. Susi Purwani

Indiyani Karyaningsih, S.Pd. Niek Murnaniati, B.A. Hariyati

Suhartini, B.A. Drs. Agus Marjanto Kartijono, S. Pd. Wiyoto Hadi, B.A. Ramidi, B.A. Sriyatno, S.Pd. Sugiyana, S.Sn Sidiq Suharja, S.Ag. Dra. Enik Sri Agustini Dwi Ambarwati, S.Pd.

BP/BK Penjaskes Bahasa Inggris BK/Bahasa Perancis Kimia Matematika Ekonomi Tata Negara Fisika BP/BK Kimia

Bahasa Sastra Indonesia Bahasa Inggris

Bahasa Sastra Indonesia Biologi Bahasa Inggris PPkn Geografi PPkn BP/BK Fisika -

P. Agama Islam Fisika


(77)

44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. Maryati, S.Pd. Yuman Ahmad, S.Pd. Ari Aditama, S.Pd. Amirudin Ahmad, S.Pd.T Samsul Bakri, S.Pd. Drs. CH. Muchtar Lir Budi Bayu Kusumawati Supriyanto, S.Ag. Atik Andarini, S.Pd. Novi Noorcahyandari, S.Pd. Andi Suwardana

Rinawati, SE. Hj. Gayatri, S.Pd. Yuni Widayati

BP/BK Sejarah

Bahasa Sastra Indonesia TIK

Bahasa Inggris P. Agama Islam P. Agama Kristen Seni Tari

P. Agama Islam Bahasa Jawa Bahasa Inggris Penjaskes TIK Sosiologi Bahasa Jepang

d. Wali Kelas

Wali Kelas membantu Kepala Sekolah dalam mengelola kelas :

No. Kelas Nama Wali

1. X 1 Maryati, S.Pd. 2. X 2 Samsul Bakri, S.Pd. 3. X 3 Drs. Sandiman 4. X 4 Dra. Yuntikanah 5. X 5 Drs. Sarsanto


(78)

6. X 6 Dra. Sri Astuti 7. XI IPA 1 Is Ponisah Arief, S. Pd 8. XI IPA 2 Enny Rodiyati, S. Pd\ 9. XI IPA 3 Fadjariah, S. Pd 10. XI IPA 4 Hariyati

11. XI IPS 1 Amirudin Ahmad, S.Pd.T 12. XI IPS 2 Sugiyana, S.Sn 13. XII IPA 1 Dra. RR. Sri Muryati 14. XII IPA 2 Dwi Ambarwati, S.Pd. 15. XII IPA 3 Dra. Zainah

16 XII IPS 1 Dra. Hj. Sunarti 17. XII IPS 2 Marina Yuliani, S. Pd

18. XII IPS 3 Hj. Indiyani Karyaningsih, S.Pd.

e. Karyawan

SMA N 2 Ngaglik juga mempunyai beberapa orang karyawan yang turut membantu kelancaran proses belajar-mengajar.

Adapun karyawan tersebut dapat dibagi sebagai berikut : a). Kasubag Tata Usaha : 1 orang

b). Pustakawan : 2 orang

c). Pesuruh Sekolah : 1 orang d). Penjaga Sekolah : 3 orang

e). Bendahara : 2 orang


(1)

C. Fasilitas Belajar 2 1 2 r n r t − − = Diketahui r = 0,444 n = 178

2 ) 444 , 0 ( 1 2 178 444 , 0 − − = t 896 , 0 8903 , 5 = t 574 , 6 = t


(2)

LAMPIRAN IX

DESKRIPSI DATA


(3)

DESKRIPSI DATA

1. VARIABEL TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA

Bapak Ibu Jumlah Tingkat Pendidikan

Fx % fx % Fx %

Tidak Sekolah - - - - - -

Tamat SD 9 5,06 16 8,99 25

Tamat SMP 18 10,11 26 14,61 44

Tamat SMA/SMK 94 52,81 96 53,93 190 Tamat

Akademi/Perguruan Tinggi

57 32,02 40 22,47 97

Jumlah 178 100 178 100 356

PEDOMAN ACUAN PATOKAN (PAP) TIPE II Pendeskripsian Data Kriteria

81% - 100% Sangat Tinggi 66% - 80% Tinggi

56% - 65% Sedang

46% - 55% Rendah

< 46% Sangat Rendah

2.VARIABEL PRESTASI BELAJAR EKONOMI

Skor tertinggi yang dicapai = 10 Skor terendah yang dicapai = 0

0 + 81% (10 – 0) = 8,1 dibulatkan menjadi 8 0 + 66% (10 – 0) = 6,6 dibulatkan menjadi 7 0 + 56% (10 – 0) = 5,6 dibulatkan menjadi 6 0 + 46% (10 – 0) = 4,6 dibulatkan menjadi 5

Skor Frekuensi Persentase (%) Kriteria 8,00 – 10,00 90 50,56 Sangat Tinggi

7,00 – 7,99 54 30,34 Tinggi

6,00 – 6,99 34 19,10 Sedang

5,00 – 5,99 0 0 Rendah

< 5,00 0 0 Sangat Rendah


(4)

3.VARIABEL FASILITAS BELAJAR

Skor tertinggi yang dicapai = 5 x 24 = 120 Skor terendah yang dicapai = 1 x 24 = 24

24 + 81% (120 – 0) = 101,76 dibulatkan menjadi 102 24 + 66% (120 – 0) = 87,36 dibulatkan menjadi 87 24 + 56% (120 – 0) = 77,76 dibulatkan menjadi 78 24 + 46% (120 – 0) = 68,16 dibulatkan menjadi 68

Skor Frekuensi Persentase Kriteria

102 – 120 5 2,8% Sangat Baik

87 – 101 97 54,5% Baik

78 – 86 67 37,6% Sedang

68 – 77 9 5,1% Kurang

< 68 0 0 Sangat Kurang

Jumlah 178 100%

4.VARIABEL MINAT BELAJAR AKUNTANSI Skor tertinggi yang dicapi = 5 x 14 = 70 Skor terendah yang dicapi = 1 x 14 = 14

14 + 81% (70 – 14) = 59,36 dibulatkan menjadi 59 14 + 66% (60 – 14) = 50,96 dibulatkan menjadi 51 14 + 56% (60 – 14) = 45,36 dibulatkan menjadi 45 14 + 46% (60 – 14) = 39,76 dibulatkan menjadi 40

Skor Frekuensi Persentase Kriteria

59 – 70 6 3,4% Sangat Tinggi

51 – 58 73 41% Tinggi

45 – 50 75 42,1% Sedang

40 – 44 22 12,4% Rendah

< 40 2 1,1% Sangat Rendah


(5)

LAMPIRAN X

DAFTAR TABEL


(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa.

0 0 156

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta.

0 0 152

Hubungan antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa ditinjau dari status sosial ekonomi orang tua : studi kasus SMA BOPKRI 2, Yogyakarta.

1 2 131

Hubungan antara status sosial ekonomi orang tua, jenis pekerjaan orang tua dan prestasi belajar dengan minat siswa SMA dalam melanjutkan studi ke perguruan tinggi : studi kasus siswa-siswi kelas XII SMA Negeri I Minggir.

0 1 116

Hubungan antara kedisiplinan belajar, fasilitas belajar, minat mengikuti bimbingan belajar dan tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus pada SMK Taman Siswa Nanggulan.

0 0 148

Hubungan kedisiplinan belajar, status sosial ekonomi orang tua, dan fasilitas belajar di rumah dengan prestasi belajar siswa

0 1 154

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

0 0 9

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR, MINAT MENGIKUTI BIMBINGAN BELAJAR DAN TINGKAT PENDIIDKAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 1 146

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR EKONOMI, DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN MINAT BELAJAR AKUNTANSI Studi Kasus siswa-siswi Klas XI dan XII Ilmu Pengetahuan Sosial di SMA Negeri 2 Ngaglik Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

0 0 156

Hubungan antara prestasi belajar siswa, motivasi belajar siswa dan tingkat pendidikan orang tua dengan minat memilih jurusan di SMA : studi kasus pada siswa-siswi kelas XI SMA BOPKRI II Yogyakarta - USD Repository

0 0 150