c. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana efisiensi perusahaan di dalam menggunakan
aktiva yang dimiliknya untuk memperoleh penjualan. Hal ini berhubungan dengan tujuan manajemen keuangan didalam menentukan
seberapa besar efisiensi investasi pada berbagai aktiva, yang menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal
Lukviarman, 2006: 26. Menurut Lukviarman 2006: 27, rasio aktivitas terdiri atas :
1 Total Assets Turnover
Total assets turnover menunjukkan kemampuan total aktiva untuk berputar sela satu tahun untuk menghasilkan penjualan yang
dapat dihitung dengan cara membagi penjualan bersih dengan total aktiva.
2 Inventory Turnover
Perputaran persediaan merupakan rasio untuk mengukur efektivitas atau efisiensi pengelolaan investasi ke dalam persediaan
yang dilakukan perusahaan dan tergambar dari jangka waktu perputaran persediaan selam satu tahun.
3 Account Receivable Turnover
Dengan account receivable turnover dapat diketahui jumlah waktu yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang selam satu tahun
yang dapat dihitung dengan cara membagi penjualan kredit dengan
piutang. Dengan menganggap seluruh penjualan sebagai penjualan kredit.
d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan di dalam memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri Lukviarman, 2006: 33. Rasio profitabilitas terdiri atas dua jenis yaitu rasio yang menunjukkan
profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan dan yang berkaitan dengan investasi
1 Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan. Rasio ini
bermanfaat untuk mengetahui kemampuan manajemen perusahaan di dalam mengendalikan berbagai beban yang berhubungan dengan
penjualan. a.
Gross Profit Margin Gross profit Margin menunjukkan kemampuan penjualan
dalam menghasilkan laba kotor. b.
Net profit Margin Net Profit Margin menunjukkan kemampuan penjualan
dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak. c. Operating Profit Margin
Operating Profit Margin menggambarkan beban-beban operasional perusahaan serta harga pokok penjualan.
2 Profitabilitas dalam kaitannya dengan investasi. Rasio ini digunakan
untuk menilai atau mengukur tingkat keuntungan perusahaan dalam
hubungannya dengan dana yang diinvestasikan di dalam rangka menghasilkan keuntungan tersebut.
a. Return on Investment
Return on Investment menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari sejumlah aktiva yang digunakan.
b. Return on Equity
Return on Equity merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperolah laba, atas sejumlah
investasi yang dilakukan oleh pemegang saham.
2.2.3.3. Kegunaan Analisis Rasio
Analisis rasio seperti halnya alat-alat analisis yang lain adalah “future oriented “. Oleh karena itu penganalisa harus mampu untuk
menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode atau waktu itu dengan faktor-faktor dimasa yang akan datang yang mungkin akan
mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio
sepertinya tergantung kepada kemampuan atau kecerdasan penganalisa dan mengunterprestasikan data yang bersangkutan Munawir, 2002: 64.
2.2.3.4. Keterbatasan Rasio Keuangan
Menurut Harahap 2009: 298, analis laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan yang diharuskan untk diketahui dalam penggunaan
dalam perhitungan. Keterbatasan tersebut antara lain:
1. Kesulitan dalam rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya. 2.
Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjaga keterbatasan teknik seperti:
a. Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu hanya
mengandung taksiran dan judgment yang dapat dinilai bias atau subyektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah
nilai perolehan cost bukan harga pasar. c.
Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda. 3.
Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung rasio.
4. Sulit jika ada data yang sesuai tidak sinkron.
5. Jika dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar
akuntansi yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan bisa terjadi kesalahan
.
2.2.3.5. Keunggulan Rasio Keuangan
Analisa rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya, keunggulan tersebut adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan. 2.
Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi keuangan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi Z-score. 5.
Menstandarisir size perusahaan. 6.
Lebih mudah memperbandingkan perusahaan perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau ”time series”.
7. Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan prediksi di
masa yang akan datang Harahap, 2009 : 298.
2.2.4. Pengertian Pertumbuhan Laba
Sebagaimana halnya seorang dokter mencoba mengetahui kondisi kesehatan seseorang, begitu pula seorang manajer keuangan atau pihak-
pihak lain yang berkepentingan dalam kaitannya denga kondisi keuangan perusahaan. Dengan diketahuinya kondisi keuangan perusahaan,
keputusan yang rasional dapat dibuat dengan bantuan alat-alat analisis tertentu Sawir, 2005: 1.
Laba adalah kenaikan modal berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha selama satu periode
kecuali yang timbul dari pendapatn atau investasi oleh pemilik Baridwan, 2000: 31.
Laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktivitas atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal Suprihatmi, 2005.
Menurut warren, dkk 2005: 2, laba adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelanggan atas barang atau jasa yang dihasilkan
dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.
2.2.5. Karakteristik Laba
Konsep laba akuntansi, Belkaoui 2007: 229 menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki 5 karakteristik sebagai berikut:
a. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal
dari penjualan barang atau jasa. b.
Laba akuntansi didasarkan pada postulate periode dan mengacu pada kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
c. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip laba dan membutuhkan
definisi, pengukuran, dan pengakuan pendapatan. d.
Laba akuntansi memerlukan biaya expense dalam bentuk cost historis.
e. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pemadanan matching antara
penghasilan yang terealisasi di periode tersebut dengan biaya-biaya relevan yang berkaitan.
2.2.6. Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba
Economic decision theory menjelaskan bahwa tujuan pertama pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi ang bermanfaat kepada
investor, kreditor dan pemakai lainnya baik yang sekarang maupun yang potensial dalam pembuatan investasi, kredit dan keputusan sejenis scara
rasional Zainuddin, 1999. Menurut Zainudin 1999 Salah satu cara memprediksi laba
perusahaan adalah dengan menggunakan rasio keuangan. Salah satu cara untuk memprediksi laba perusahaan adalah dengan menggunakan rasio
keuangan. Rasio keuangan mempunyai prediksi yang tinggi, maka tingkat kesalahnnya kecil Meythi, 2005.
2.2.7. Pengaruh Current Ratio Terhadap Pertumbuhan Laba
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar
dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya Harahap, 2009: 301. Dengan adanya aktiva
yang lebih besar dan pengelolaan yang produktif dimaksudkan untuk memperoleh laba. Seperti halnya dengan Fund Theory yang dikemukakan
W.Y.Vatter 1959 dalam Harahap 2007: 72 yang menjadi perhatian adalah sekelompok asset yang ada dan kewajiban yang harus ditunaikan
yang disebut fund yang masing-masing pos memiliki aturan dalam penggunaannya. Dengan demikian, teori fund menganggap bahwa unit
usaha merupakan sumber ekonomi funds dan kewajiban yang ditetapkan sebagai pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan asset.
Rasio-rasio keuangan dan ukuran perusahaan mampu menjelaskan secara signifikan probabilitas kinerja keuangan perusahaan tekstil dan
perusahaan tekstil yang sehat dan tidak sehat. Variabel-variabel yang signifikan dalam mengukur dan memprediksi kinerja keuangan peusahaan
adalah current ratio CR, gross profit margin GPM, dan ukuran perusahaan firm’s size Tulasi, 2006.
2.2.8. Pengaruh Total Asets Turnover Terhadap Pertumbuhan Laba.
Total Assets Turnover menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan
tertentu. Semakin tinggi ratio total asets turnover berarti semakin efisien penggunaan keseluruhan aktiva didalam menghasilkan penjualan. Dengan
perkataan lain, jumlah assets yang sama dapat memperbesar volume penjualan apabila total assets turnovernya ditingkatkan atau diperbesar
dengan tingginya penjualan maka secara otomatis akan mempengaruhi pertumbuhan laba. Total assets turnover ini lebih penting bagi kreditur dan
pemilik perusahaan, tetapi akan lebih penting lagi bagi manajemen perusahaan Syamsuddin, 1998: 62. Seperti yang dituliskan dalam teori
struktur modal yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller MM tahun 1958 dalam Arifin 2005: 4, bahwa nilai ekonomi dari asset
perusahaan ditentukan sepenuhnya oleh seberapa besar operating cash flows yang diperolah dari assets tersebut. Nilai ekonomi tidak akan
meningkat atau berkurang dengan berbedanya sumber dana hutang atau modal sendiri untuk mendapatkan asset tersebut.
2.2.9. Pengaruh Inventory Turnover Terhadap Pertumbuhan laba
Inventory turnover mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam suatu periode tertentu, atau likuiditas
dari inventory dan tendensi untuk adanya “overstock”. Masalah penentuan besarnnya investasi atau alokasi modal dalam inventory mempunyai efek
yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Kesalahan dalam penetapan besarnya investasi dalam inventory akan menekan keuntungan
perusahaan. Tingkat turnover yang rendah dapat menunjukkan kelebihan stock,
usang atau kekurangan pada lini produk atau usaha pemasaran. Namun beberapa kasus tingkat rendah mungkin cocok, seperti dimana tingkat
persediaan yang lebih tinggi terjadi dalam mengantisipasi kenaikan harga cepat atau kekurangan. Tingkat turnover yang tinggi dapat menunjukkan
tingkat persediaan yang tidak memadai yang dapat menyebabkan kerugian bisnis. Hal ini mendukung teori Safety stock menyatakan perlunya untuk
mempunyai “persediaan minimal” dari bahan mentah yang harus dipertahankan untuk menjamin kontinuitas usahanya Riyanto, 1997: 74.
Dapat disimpulkan tinggi rendahnya Inventory Turnover mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya modal yang
diinvestasikan dalam persediaan. Makin tinggi persediaan terjual maka makin pendek waktu modal dalam persediaan. Oleh karena itu, Inventory
Turnover mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan laba.
2.2.10. Pengaruh Net Profit Margin Terhadap Pertumbuhan Laba
Riyanto 1997: 39 menyatakan besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh 2 faktor yaitu net sales dan laba
usaha. Besar kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha Operating
expense. Dengan jumlah operating expenses tertentu profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu
profit margin dapat diperbesar dengan menekan operating exspensesnya. Selanjutnya Munawir, 2002: 184 untuk dapat mencapai laba yang besar
manajemen dapat melakkukan berbagai langkah, misalnya 1 menekan biaya operasi serendah mungkin dengan mempertahankan tingkat harga
jual dan volume penjualan yang ada, 2 menentukan harga jual sedemikian rupa dengan laba yang dikehendaki, 3 meningkatkan volume
penjualan sebesar mungkin. Dapat disimpulkan pengaruh rasio Net Profit Margin terhadap
pertumbuhan laba bersih perusahaan adalah semakin tinggi nilai rasio ini maka laba bersih yang dihasilkan juga akan semakin meningkat, karena
penjualan bertambah lebih besar daripada biaya usahanya.
2.2.11. Pengaruh Return on Asset Terhadap Pertumbuhan Laba
Menurut Riyanto, 1997: 36 rasio ini mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan
keuntungan neto. Hal ini berkaitan dengan rentabilitas yaitu kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan aktiva atau
modal perusahaan. Menurut Widodo 2001: 315 yang dikutip dari Arif, 2006: 41
kualitas aktiva berasosiasi dengan profitabilitas, dimana kualitas aktiva mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aktiva akan
membutuhkan modal yang relative rendah sehingga biaya modal yang ditanamkan juga rendah, sehingga dapat dicapai efisiensi penggunaan
modal yang tinggi. maka, biaya modal yang rendah akan mendorong kenaikan profitabilitas perusahaan. Hal ini sesuai dalam penelitian
Meythi, 2005 Return on Assets ROA yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sector basic and
chemical untuk periode 2002-2003. Hal ini disebabkan oleh pendapatan yang stabil dan pengelolaan asset secara efektif dan efisien akan
mempengaruhi kemampuan perusahan untuk tumbuh. Dengan adanya kemampuan itu, maka perusahaan dapat terus tumbuh dengan laba yang
mampu ditingkatkan. karena dengan cara ini perusahaan mampu menstabilkan pendapatan dan pengelolaan asset secara efektif dan efisien
maka akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan laba pada perusahaan.
Dapat disimpulakan semakin tinggi nilai Return On Assets maka semakin tinggi pula tingkat laba yang dihasilkan karena penambahan
assets.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian landasan teori diatas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Current Ratio X
1
Inventory Turnover X
3
Return on Assets X
5
Net Profit Margin X
4
Total Assets Turnover X
2
Pertumbuhan Laba Y
Uji Statistik Regresi Linier Berganda
Gambar 2.1 : Bagan Kerangka Pikir 2.4. Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya adalah kesimpulan bersifat sementara dan masih diuji kebenarannya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disusun
hipotesisnya sebagai berikut: diduga bahwa variabel Current Ratio, Total Assets Turnover, Inventory Turnover, Net Profit Margin, Return on Assets
mempunyai pengaruh memprediksi pertumbuhan laba.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dalam suatu penelitian adalah untuk memberikan petunjuk tentang bagaimana suatu penelitian diukur. Variabel yang
dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam variabel. Yaitu independen variable bebas dan dependen variable terikat. Variabel
bebasnya adalah Current Ratio, Total Asset Turnover, inventory Turnover, Net profit Margin,Return on Asset sedangkan variabel dependennya terikat
adalah pertumbuhan laba yaitu merupakan variabel yang dipengaruhi. Untuk mempermudah dalam pengukuran variabel ada baiknya kita
mengulas masing-masing variabel yang ada dalam penelitian ini: a.
Variabel bebas variabel yang memprediksi, antara lain: a
Current Ratio CR X
1
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva
lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Skala yang digunakan skala rasio, sedangkan satuan pengukurannya dalam presentase Harahap, 2002: 301.
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100
Hutang Lancar
39
b Total Asset Turnover TAT X
2
Total Asset Turnover, Merupakan rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan
total aktiva yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif penggunaan aktiva tersebut.
Pengukuran data menggunakan skala rasio dan satuan pengukurannya adalah kali x.
Total Asset Turnover = Penjualan bersih Total Aktiva
Hanafi 2005
: 83
c Inventory Turnover IT X
3
Inventory Turnover Ratio merupakan salah satu dari rasio aktifitas yang mengukur efisiensi pengelolaan investasi kedalam
persediaan yang dilakukan perusahaan, dan tergambar dari jangka waktu perputaran persediaan selama satu tahun. Dengan demikian
perusahaan yang perputaran persediaannya tinggi, memberikan indikasi bahwa perusahaan tersebut efisien dalam mengelola
persediaan Lukviarman, 2006: 28. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dengan
satuan kali x Inventory Turnover
= Harga Pokok Penjualan Persediaan
Hanafi, 2005: 82