PT. Astra International Tbk

penerbitan saham harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Perubahan Anggaran Dasar ini telah dicatat oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-5625.HT.01.04.Th.99 tanggal 30 Maret 1999 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara Republik Indonesia No. 45 tanggal 4 September 1999 Tambahan No. 143. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, kegiatan utama dari group otomotif ini adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, jasa konsultasi, industry peralatan berat, industry kayu, agribisnis, peralatan elektronik, industry dasar dan jasa keuangan. Perusahaan merupakan produsen otomotif terbesar, diantaranya Toyota yang ada di Indonesia. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, dan teknologi informasi. Pada bulan November 1992, pemilik saham mayoritas, William Sperydjaya menjual 100 juta saham perusahaan pada beberapa perusahaan dan perorangan seperti PT. Danareksa Fund Management, Oykel Limited, PT. Delta Mustika, Prajogo Pangestu and Henry Pribadi. Pada bulan juni 1993, Oykel LTd menjual keseluruhan kepemilikan perusahaan motor Toyota Jepang. Perusahaan memiliki 73 perusahaan penyalur 40 perusahaan adalah pemilik modal langsung dan 33 pemilik modal tidak langsung. Tahun 1996, perusahaan merencanakan untuk membangun sebuah pabrik geothermal di Palembang dengan biaya Rp. 350 juta. Perusahaan akan dibeli oleh PLN dan akan menghasilkan kapasitas sebesar 130 MW. Perusahaan akan dibanngun oleh perusahaan afiliasi yaitu PT. Astrated Nusantara dan akan beroperasi tahun 1999. Tahun 1998, perusahaan akan meluncurkan mobil terbarunya yang diisukan lebih murah harganya dari Kijang mobil keluarga favorit dan mungkin akan menjadi pesaing yang potensial bagi mobil nasional yaitu Timor.

4.1.4. PT. Intraco Penta Tbk

PT Intraco Penta Tbk Perusahaan atau Induk Perusahaan didirikan berdasarkan Akta No. 13 tanggal 10 Mei 1975 dari Milly Karmila Sareal, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.519915 tanggal 10 Juni 1975 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 38 tanggal 11 Mei 1993, Tambahan No. 2084. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 7 tanggal 16 Desember 2005 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta mengenai perubahan nilai nominal saham. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dengan registrasi No. C-00101.HT.01.04.TH.2006, tanggal 3 Januari 2006. Sesuai dengan pasal 3 dari Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama meliputi bidang perdagangan dan penyewaan alat-alat berat dan suku cadang, serta memberikan jasa pelayanan yang berkenaan dengan perakitan dan perbengkelan. Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada tahun 1975. Kantor pusat perusahaan terletak di Jl. Pangeran Jayakarta No.115, Blok C1-2-3, Jakarta 10730, sedangkan cabang-cabang Perusahaan terletak di beberapa kota di Indonesia.

4.1.5. PT. Branta Mulia Tbk

PT. Branta Mulia Tbk “perseroan” didirikan dalam rangka penanaman modal dalam negeri berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun 1968, dengan akte notaries Ridwan Suselo tanggal 8 Juli 1981 No. 83, diubah dengan akte-akte notaries yang sama tanggal 27 Nopember 1981 No. 288 dan 28 Januari 1981 No. 261; akte-akte ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. 795, 796 dan 797 tanggal 4 Maret 1982, dan diumumkan dalam tambahan No. 771 pada Berita Negara No. 50 tanggal 22 Juni 1982. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 1 April 1987. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasarnya, perseroan bergerak dalam bidang industri pembuatan dan pemasar5an ban, filament tarn serat-serat nylon, polyster, rayon, nylon tire cord benang nylon untuk ban dan bahan baku polyster purified terepthalic acid. Saat ini, kegiatan usaha utama

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTING) PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

0 2 8

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia).

0 0 8

BEBERAPA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 100

BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 71

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETEPATAN WAKTU PENYELESAIAN PENYJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 133

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 17

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Auditor Switching pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia IMG 20151207 0024

0 0 1

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Laba Pada Perusahaan Go Publik Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI

0 0 26

BEBERAPA FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 14