BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen, yang dapat didefinisikan sebagai kegiatan terperinci yang direncanakan untuk
menghasilkan data Suparno, 2011. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh penambahan tetes tebu pada fermentasi urin sapi terhadap
pertumbuhan bayam merah. Adapun variabel-variabel yang digunakan sebagai
berikut :
1.
Variabel bebas : penambahan tetes tebu molasse 20ml, 40ml, 60ml pada fermentasi urin sapi.
2.
Variabel terikat : pertumbuhan tanaman bayam merah Amaranthus tricolor L. yang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah
dan berat kering.
3.
Variabel kontrol : benih tanaman bayam merah, umur tanaman dan waktu penyiraman, volume air penyiraman, suhu dan kelembaban
udara, volume pemberian pupuk cair PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian yang telah dilakukan terdapat beberapa batasan penelitian antara lain sebagai berikut :
1. Tanaman bayam merah Amaranthus tricolor L. varietas Gitimerah
2. Tetes tebu molasse berupa cairan kental berwarna hitam pekat yang
merupakan sisa dari proses pengkristalan gula pasir. Tetes tebu diperoleh dari tokoh pertanian Tajem.
3. Urin sapi yang digunakan berasal dari peternakan sapi dari kelurahan
Bayan. 4.
Parameter pertumbuhan yang diukur dan diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, berat kering.
C. Alat dan bahan
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian Bahan
1. urin sapi
2. benih bayam merah Amaranthus tricolor L. var. Gitimerah
3. tetes tebu
Alat 1.
gelas ukur besar 1000 ml 2.
pipet volum 10 ml 3.
propipet
4. timbangan analitik Acis
5. pengaduk, hygrometer HAar-Bye Hygro
6. thermometer
7. polybag 35 cm x 35 cm
8. cetok
9. mistar dan alat tulis
D. Cara Kerja
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 April 2016 sampai 30 April 2016 di kebun Anggur Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
Pelaksanaan penelitian ini meliputi beberapa tahapannya itu persiapan media, penyiapan bibit sekaligus penyemaian, pembuatan pupuk organik cair urin
sapi dengan metode fermentasi, aklimatisasi, pemupukan, pemeliharaan dan tahap pengambilan data. Berikut ini adalah tahapan yang dilakukan dalam
penelitian : 1.
Penyiapan media Wadah tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag
berukuran 35 cm x 35 cm, dan berwarna hitam. Media tanam yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanah humus dengan masing- masing
polybag sebanyak 6 kg. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Penyiapan bibit
Benih bayam merah yang digunakan adalah varietas Gitimerah sebelum melakukan penelitian, benih bayam merah terlebih dahulu
disemai. Wadah tanam yang digunakan untuk penyemaian Lampiran 11 adalah polybag berukuran 35 x 35 cm, dan berwarna hitam dengan media
tanamnya adalah tanah humus. Ciri umum tanah humus berwarna kehitaman. Benih bayam merah dimasukkan ke dalam polybag sedalam 1
cm, tutup permukaanya dengan media tanam. Penyiraman dilakukan setiap sore. Benih akan tumbuh menjadi bibit bayam merah maksimal 1,5
minggu. Waktu yang diperlukan untuk memindahkan bibit bayam merah dari polybag pembibitan ke dalam polybag perlakuan adalah 3 hari.
3. Fermentasi urin sapi
Pupuk organik cair yang digunakan dalam penelitian ini adalah fermentasi urin sapi dengan penambahan tetes tebu lampiran 10 masing-
masing 20 ml, 40 ml, 60 ml. Untuk pembuatan pupuk organik cair sebanyak 700 mL urin sapi dimasukkan ke dalam botol kemudian
ditambahkan tetes tebu molasse sebanyak 20 mL. Botol ditutup rapat dan didiamkan selama 14 hari 14 malam. Akhir proses fermentasi ditandai
dengan warna urin sapi menjadi coklat kehitaman serta bau urinnya hilang. Setelah hari ke-15 fermentasi urin sapi dituangkan dalam Erlenmeyer dan
diaduk menggunakan pengaduk selama 10-15 menit untuk mengurangi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kadar ammonia. Pada pembuatan pupuk organik cair dengan penambahan tetes tebu 40 ml dan 60 ml, tetes tebu yang ditambahkan dalam proses
fermentasi masing - masing 40 ml dan 60 ml kemudian difermentasi. Proses fermentasi sama dengan perlakuan penambahan tetes tebu 20 ml.
Untuk kontrol urin sapi sebanyak 700 ml dimasukkan dalam botol kemudian ditutup rapat tanpa penambahan apapun.
4. Aklimatisasi
Aklimatisasi dilakukan selama 3 hari, mulai dari pemindahan bibit tanaman sampai diberi perlakukan fermentasi urin sapi Lampiran 11.
Aklimatisasi dilakukan untuk memberikan penyesuaian atau adaptasi terhadap tanaman setelah pemindahan ke polybag.
5. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman bayam merah dilakukan setelah aklimatisasi. Pemupukan dilakukan 2 hari sekali selama jangka waktu 1
bulan dengan perbandingan pemberian pupuk adalah 1 : 2 Lampiran 10. Pemberian pupuk masing
– masing polybag sebanyak 5 ml pupuk organik cair diencerkan dengan akuades sebanyak 10 ml.
6. Pemeliharaan tanaman bayam merah, meliputi :
Penyiraman Penyiraman adalah salah satu factor penentu keberhasilan dalam
penelitian ini. Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore. Banyaknya air yang disiram setiap polybag adalah 100 ml. Media
tanam dalam polybag tanaman bayam merah harus selalu diperhatikan agar tetap terjaga dan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan air.
Kelembaban dan suhu udara Lampiran 9 juga harus diperhatikan, pengukuran kelembaban udara dan suhu udara menggunakan alat
higrometer dan termometer. Penyiangan
Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar polybag maupun lahan sekitarnya dan
selalu ada pengecekan dan jenis- jenis hama yang menyerang tanaman. 7.
Pengambilan Data Pengamatan pada tanaman bayam merah dilakukan dua hari sekali
dengan mengukur tinggi tanaman dan jumlah daun. Untuk memperoleh data pada penelitian ini, maka pengamatan dilakukan selama 1 bulan.
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan menggunakan mistar dari pangkal batang diatas permukaan tanah menuju ujung tanaman.
Perhitungan jumlah daun dimulai saat pemindahan ke polybag besar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan menghitung jumlah daun yang sudah terbuka sempurna. Pemanenan tanaman bayam ini dengan cara dicabut dan diusahakan agar
akarnya tidak patah. Pengukuran berat basah setiap perlakuan setelah dipanen
dengan menggunakan
timbangan analitik
dengan cara
membersihkan akar tanaman dari tanah sebelum ditimbang Lampiran 12
8. Uji pupuk
Uji pupuk dilakukan di Pusat Antar Universitas PAU UGM Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 27 April 2016. Kandungan
unsur hara yang diuji adalah nitrogen N Lampiran 4.
E. Metode analisis data