tebu yang memiliki kandungan bahan organik yang dapat meningkatkan kualitas pupuk yang dihasilkan. Jika hanya memanfaatkan fermentasi urin saja,
maka fermentasi urin yang dijadikan sebagai pupuk cair tidak begitu maksimal hasilnya pada tanaman. Maka dari itu, proses ini memerlukan material
tambahan dalam pembuatan pupuk tersebut. Material tersebut dapat diperoleh dari tetes tebu molasse. Menurut penelitian Kurniadinata 2008, pupuk cair
dari urin sapi harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu, kurang lebih 7 hari pupuk cair urin sapi dapat digunakan dengan indikator pupuk cair terlihat
bewarna kehitaman dan bau yang tidak terlalu menyengat. Dalam proses fermentasi urin sapi menggunakan 1 dekomposer yang bertujuan untuk
mempercepat proses fermentasi. Menurut penelitian Soleh 2012, pupuk cair sudah dapat digunakan
setelah melalui beberapa proses selama 14 hari dengan indikator bau ureum pada urin sudah berkurang atau hilang. Proses fermentasi yang dilakukan
dengan menambahkan agen hayati sebanyak 2.
E. Tetes Tebu molasse
Tetes tebu merupakan hasil samping industri gula yang mengandung senyawa nitrogen, trace element dan kandungan gula yang cukup tinggi
terutama kandungan sukrosa sekitar 34 dan kandungan total karbon sekitar 37 Suatuti, 1998. Tetes tebu molasse adalah sejenis sirup yang merupakan
sisa dari proses pengkristalan gula pasir. Molasse tidak dapat dikristalkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
karena mengandung glukosa dan fruktosa yang sulit untuk dikristalkan. Komposisi tetes tebu molasse mempunyai rentangan batas yang luas dan sulit
untuk menentukan mengenai nilai atau jumlah persentasenya.Berikut adalah tabel data yang diambil berdasarkan jumlah rata-rata produksi tetes tebu
molasse yang diproduksi dari berbagai daerah menurut Academic Press Inc
dalam
Huda, 2013 : Tabel 2.3 Komposisi tetes tebu molasse
Komponen interval
Nilai persentase
Air 17-25
20 Sukrosa
30-40 35
Dextroseglukosa levulosa fruktosa,other reducing
4-9 7
Substance other carbohydrates ash 5-12
9 Nitrogen Coumpound
1-5 3
Asam Non Nitrogen 2- 5
4 Was, sterol, and phospholipids
7 – 15
12 Pigmen
2 -6 4.5
Vitamin – vitamin
2-6 5
Tetes tebu merupakan sumber karbon dan nitrogen bagi ragi. Prosesnya merupakan proses fermentasi. Prinsip fermentasi adalah proses pemecahan
senyawa organik menjadi senyawa sederhana yang melibatkan mikrorganisme. Mikroorganisme ini berfungsi untuk menjaga keseimbangan karbon C dan
nitrogen N yang merupakan faktor penentu keberhasilan dalam proses fermentasi. Tetes tebu berfungsi untuk fermentasi urine sapi dan menyuburkan
mikroba yang ada di dalam tanah, karena dalam tetes tebu molasse terdapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nutrisi bagi Sacharomyces cereviceae. S. cereviceae merupakan kelompok mikroba yang tergolong dalam khamir yeast.Taksonomi dari pada S.
cereviceae adalah sebagai berikut: Kingdom : Fungi
Division : Ascomycota Class : Ascomycetes
Ordo : Sacharomycetales Familia : Sacharomycetaceae
Genus : Sacharomyces Species : Sacharomyces cerevisiae
S. cereviceae bertugas untuk menghancurkan material organik yang ada di dalam urin dan tentunya juga membutuhkan nitrogen N dalam jumlah yang
tidak sedikit. Nitrogen N akan bersatu dengan mikroba selama penghancuran material organik. Oleh karena itu dibutuhkan tambahan material tetes tebu yang
mengandung komponen nitrogen sangat diperlukan untuk menambah kandungan unsur hara agar proses fermentasi urin berlangsung dengan
sempurna. Selain itu, berdasarkan kenyataan bahwa tetes tebu tersebut mengandung karbohidrat dalam bentuk gula yang tinggi 64 disertai berbagai
nutrien yang diperlukan mikroorganisme juga dapat meningkatkan kecepatan proses produksi pengolahan urin sapi menjadi pupuk dalam waktu yang relatif
singkat Wijaya, 2008. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Molasse adalah hasil samping yang berasal dari pembuatan gula tebu Saccharum officinarum L.. Molasse kaya akan biotin, asam pantotenat,
tiamin, fosfor, dan sulfur. Molasse digunakan secara luas sebagai sumber energi untuk denitrifikasi, fermentasi anaerobik, pengolahan limbah aerobik,
dan diaplikasikan pada budidaya perairan. Karbohidrat dalam molasse siap digunakan untuk fermentasi tanpa perlakuan terlebih dahulu karena sudah
berbentuk gula Hidayat et al, 2006. Molasse mengandung nutrisi cukup tinggi untuk kebutuhan
mikroorganisme, sehingga dapat dijadikan bahan alternatif untuk sumber energi dalam media fermentasi. Sumber energi berguna untuk pertumbuhan sel
mikroorganisme Kusmiati et al; 2007. Selanjutnya dijelaskan oleh Simanjuntak 2009, molasse banyak mengandung gula dan asam-asam
organik. Kandungan gula pada molasse terutama sukrosa berkisar 48-55, sehingga cukup potensial untuk fermentasi asam asetat yang merupakan sumber
glukosa utama bagi bakteri Huda, 2013. Komposisi nutrisi molasse dalam 100 bahan kering adalah 0.3 lemak kasar, 0.4 serat kasar, 84.4 BETN,
3.94 protein kasar dan 11 abu Sutardi, 1981. Penelitian sebelumnya menggunakan molasse pernah dilakukan oleh
Huda 2013 bahwa penggunaan molasse sebanyak 60 ml meningkatkan kandungan nitrogen dari 0.137 menjadi 0.362 dan besar peningkatannya
yaitu 164.23. Penelitian lain yang dilakukan oleh Setyawati dan Rahman 2010 bahwa sumber energi yang paling bagus untuk fermentasi yaitu molasse
dibandingkan gula pasir dan gula jawa dan hasil penelitian menunjukkan lama waktu fermentasi yang optimal yaitu 14 hari dengan hasil nitrogen yaitu
3.745 pada penggunaan molasse sebanyak 50 ml.
F. Penelitian Yang Relevan