Pandangan Orangtua Terhadap Kondisi Anak

IV.1.1 Pandangan Orangtua Terhadap Kondisi Anak

No Nama Informan Perasaan Orangtua saat pertama kali mengetahui ada kelainan Proses kelahiran dan umur terlihatnya kelainan Tanda kelainan dan gangguan yang dialami Motivasi yang diberikan orangtua Kategori kelainan yang dialami anak 1. Rahimah Kecewa, tidak menyangka dan terkejut Operasi Cesar. Kelainan terlihat pada umur 5 bulan Perkembangan lambat dan mengalami gangguan komunikasi Menyekolahkan dan mengikut sertakan anak terapi bicara. Down syndrome sedang mampu latih 2. Cut Indah Meutia Menerima apa adanya Operasi Cesar. Kelainan terlihat sejak lahir. Perkembangan lambat dan mengalami gangguan mood Menyekolahkan dan mempercayaan anak untuk melakukan sesuatu Down syndrome sedang mampu latih 3. Masnidar Hrp Kecewa, tidak menyangka dan terkejut Normal. Kelainan terlihat pada umur 6 bulan Perkembangan lambat dan mengalami gangguan perilaku Menyekolahkan dan mengikut sertakan anak terapi bicara Down syndrome sedang mampu latih 4. Habibah Sani Menerima apa adanya Operasi Cesar. Kelainan terlihat dari seminggu setelah melahirkan Perkembangan lambat dan mengalami gangguan mood Menyekolahkan dan mempercayaan anak untuk melakukan sesuatu Down syndrome sedang mampu latih dan mampu didik 5. Lumban Tobing Kecewa, tidak menyangka dan terkejut Normal. Kelainan terlihat pada umur 5 bulan Ciri fisik yang berbeda dan mengalami gangguan komunikasi Menyekolahkan dan mengikut sertakan anak terapi bicara Down syndrome sedang mampu latih 6. Nursaibah Kecewa, tidak menyangka dan terkejut Normal. Kelainan terlihat pada umur 6 bulan Perkembangan lambat dan mengalami gangguan mood Menyekolahkan dan mempercayaan anak untuk melakukan sesuatu Down syndrome ringan mapu latih dan mampu didik 7. Yuniar Kecewa, tidak menyangka dan terkejut Normal. terlihat pada umur 5 bulan Tidak ada tanda kelainan dan mengalami gangguan mood Menyekolahkan dan mempercayaan anak untuk melakukan sesuatu Down syndrome ringan mampu latih Universitas Sumatera Utara Jawaban-jawaban yang diberikan para informan mengenai kategori pertanyaan tetang pandangan orangtua terhadap kondisi anak, dapat di kelompokkan ke dalam beberapa jawaban berdasarkan sub pertanyaan yang peneliti berikan yaitu pertama mengenai perasaan orangtua saat pertama kali mengetahui ada kelainan pada anaknya. Setiap orangtua tentu berharap memiliki anak tumbuh sehat dan “sempurna”. Namun, kenyataan tidak selalu memenuhi semua harapan. Ketika anak dinyatakan menderita kelainan, seperti down syndrome tentu ada perasaan sedih dan marah. Perasaan marah tidak bisa menerima, bahkan rasa malu mengakui hal itu terjadi di keluarga adalah reaksi yang wajar. Namun, walaupun tak mudah hal ini bisa di minimalisir oleh setiap orangtua yaitu dengan mencoba mengambil hikmah dari setiap kejadian, sebab setiap orang dilahirkan dengan perannya masing-masing. Semakin cepat orangtua mampu menemukan makna, semakin cepat pula seorang anak mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang dibutuhkan untuk memaksimalkan tumbuh kembangnya. Oleh karena itu, dari proses wawancara yang di lakukan terhadap ketujuh informan terdapat sebanyak lima informan Rahimah, Masnidar, Lumban, Nursaibah dan Yuniar yang menjawab sama yaitu memiliki perasaan kecewa, tidak menyangka dan terkejut saat pertama kali mengetahui anaknya termasuk anak down syndrome. Sementara itu, dua informan Indah dan Habibah lagi menjawaban sama pula yaitu dapat menerima kondisi anak apa adanya. Akan tetapi, perasaan yang dialami oleh kelima informan yang menjawab kecewa, tidak menyangka dan terkejut hanya bersifat sementara karena seiring waktu berjalan orangtua sudah dapat menerima dengan lapang dada serta penuh keiklasan kondisi yang dialami anaknya. Sedangkan untuk sub pertanyaan kedua mengenai proses kelahiran dan umur terlihatnya kelainan pada anak, dari ketujuh informan sebanyak dua informan Lumban dan Yuniar Universitas Sumatera Utara menjawab anaknya mengalami proses kelahiran normal serta pada umur 5 bulan terlihat kelainan pada anak. Ada dua informan pula Masnidar dan Nursaibah yang menjawab anaknya mengalami proses kelahiran normal, tetapi pada umur 6 bulan terlihatnya kelainan pada anak. Satu informan Rahimah menjawab anaknya mengalami proses kelahiran cesar dan kelainan terlihat pada umur 5 bulan. Serta satu informan pula Indah yang menjawab anaknya mengalami proses kelahiran cesar tetapi terlihat kelainan pada diri anak sejak dilahirkan. Terdapat pula satu informan Habibah juga yang menjawab anaknya lahir melalui cesar tetapi kelainan terlihat setelah seminggu anak dilahirkan. Berdasarkan hasil wawancara ini peneliti beranggapan, ternyata proses kelahiran yang dialami oleh ketujuh anak informan tidak mempengaruhi kondisi anak, melainkan anak down syndrome para informan ini terlihat kelainan pada dirinya setelah beberapa bulan dilahirkan. Pada sub pertanyaan ketiga ini peneliti menanyakan mengenai tanda kelainan dan gangguan yang dialami anak down syndrome. Ketujuh orangtua yang menjadi informan, sebanyak tiga informan Indah, Nursaibah, Habibah menjawab sama yaitu kelainan pada anaknya terlihat dari perkembangan anak yang lambat dan anak mengalami gangguan mood. Sementara itu, satu informan Rahimah menjawab tanda kelainan yang dialami anaknya juga terlihat dari lambatnya perkembangan anak, tetapi anak mengalami gangguan komunikasi. Serta satu informan pula Masnidar menjawab kelainan yang dialami anak terlihat dari lambatnya perkembangan yang terjadi, tetapi gangguan yang dimiliki anak terletak di perilakunya. Selain itu, Satu informan Lumban lagi menjawab tanda kelainan pada anak terlihat dari ciri fisik yang dimilikinya serta gangguan yang dialami anak adalah gangguan komunikasi dan satu informan lagi Yuniar mengatakan bahwa tidak ada tanda kelainan yang terlihat pada anaknya tetapi gangguan yang dialami anak adalah masalah mood. Universitas Sumatera Utara Sedangkan untuk sub pertanyaan keempat peneliti menayakan mengenai bentuk motivasi yang di berikan orangtua pada anak, sebanyak empat informan Indah, Habibah, Nursaibah dan Yuniar memberikan motivasi dalam bentuk yang sama pada anak yaitu menyekolahkan dan memberikan kepercayaan pada anak untuk melakukan sesuatu hal yang ingin dilakukannya. Sementara itu, tiga informan Rahimah, Masnidar dan Lumban lagi memberikan motivasi pada anaknya dalam bentuk menyekolahkan anak down syndrome dan juga mengikutsertakan anak dalam terapi bicara di sekolah. Pada sub pertanyaan terakhir di kategori mengenai pandangan orangtua terhadap kondisi anak, yaiu tentang kategori down syndrome yang dialami anak. Berdasarkan jawaban yang diberikan ketujuh informan, sebayak empat informan Rahimah, Indah, Masnidar, Lumban yang menjawab sama yaitu mengatakan anaknya termasuk kategori down syndrome sedang mampu latih karena melihat dari perkembangan yang dialami anak banyak mengarah pada kegiatan yang bersifat latihan yang di lakukan secara berulang-ulang seperti menjahit. Sedangkan satu informan Habibah menjawab kategori anak down syndrome-nya adalah down syndrome sedang mampu latih dan mampu didik, sebab perkembangan yang dialami anak trlihat di kegiatan yang bisa di latih serta anak juga bisa di didik beberapa kegiatan belajar seperti menghafal doa-doa pendek. Sementara satu informan Nursaibah menjawab melihat kemampuan yang ada pada anaknya sudah lumayan banyak kemajuan dan perkembangan yang dialami anaknya lebih mengarah pada bentuk kegiatan yang bersifat latihan serta juga beberapa kegiatan belajar seperi berhitung dan mengeja kata, informan mengatakan anaknya bisa termasuk kategori down syndrome ringan mampu latih dan mampu didik. Sedangkan satu orang informan Yuniar lagi yang mengatakan anaknya termasuk down syndrome ringan mampu latih, sebab perkembangan yang dialami anaknya lebih banyak mengarah pada bentuk kegiatan yang bersifat latihan. Universitas Sumatera Utara

IV.1.2 Proses dan Bentuk Interaksi Orangtua dengan Anak