Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, makhluk yang tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya. Manusia diciptakan memiliki akal, pikiran, perasaan, yang dapat digunakan untuk melakukan interaksi secara personal dengan sesamanya, maupun membangun hubungan sosial dengan masyarakat dalam lingkungan interaksi masing-masing. Setiap manusia selalu membutuhkan komunikasi dalam berinteraksi, agar bisa menyampaikan maksud dan keinginannya kepada orang lain. Tanpa melakukan komunikasi, maka seseorang akan mengalami kesulitan untuk melangsungkan hidupnya. Oleh karena itu, manusia di anggap sebagai makhluk yang paling unik dengan kemampuan yang dimilikinya dalam menyampaikan gagasan, ide, serta pendapat dalam proses komunikasi antar pribadi. Komunikasi merupakan medium penting dalam membentuk perilaku seorang individu dan untuk membangun kontak sosial. Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio, yang bersumber dari kata communis artinya “sama” dan communico atau communication, yang berarti “membuat sama” Effendi, 2003:30. Melalui proses komunikasi kita tumbuh dan belajar mengenal lingkungan sekitar. Sebab itu, komunikasi merupakan kebutuhan bagi setiap manusia dalam rangka pertukaran informasi. Salah satu cara pertukaran informasi yaitu secara pribadi, baik itu berupa gagasan ataupun pendapat pribadi. Universitas Sumatera Utara Tujuan dari komunikasi antar pribadi yaitu membangun kesamaan persepsi secara pribadi sebagai pemenuhan kebutuhan dalam menciptakan kepuasan komunikasi secara langsung dan lebih bersifat pribadi antar individu yang melakukan komunikasi. Secara umum, komunikasi antarpribadi merupakan suatu proses pertukaran makna diantara orang-orang yang melakukan komunikasi. Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan yang berlangsung secara terus menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu bentuk pertukaran, yang mana pertukaran ini menghasilkan suatu bentuk tindakan penyampaian dan penerimaan pesan secara timbal balik serta menghasilkan makna dan juga pemahaman di antara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan yang digunakan dalam proses komunikasi Liliweri, 1991:12. Lebih lanjut Joseph DeVito dalam Liliweri, 1991:13, menyatakan ada 5 ciri-ciri komunikasi antarpribadi yaitu openees keterbukaan, emphaty empati, supportiveness dukungan, positiveness rasa positif, dan equality kesamaan. Proses penyampaian gagasan antar individu sebagai kebutuhan antarpribadi, bukanlah bentuk pengalihan ide yang terbebas dari suatu hambatan komunikasi. Latar belakang pribadi, kebiasaan, serta pembentukan kepribadian antara seorang individu dengan individu lainnya merupakan beberapa hal yang mungkin bisa saja menjadi suatu hambatan komunikasi yang dialami setiap individu dalam melakukan proses komunikasi. Oleh karena itu, proses komunikasi akan jauh lebih efektif bila berlansung secara tatap muka, sebab masing-masing individu dapat saling mengenal karakter pribadi lawan bicaranya. Hambatan komunikasi bisa dialami oleh siapa saja. Bahkan, bisa menjadi salah satu faktor utama bagi sekelompok ataupun sebagian orang. Hal ini bisa terlihat pada masalah yang dialami dan dihadapi oleh anak yang terlahir dengan keterbatasan. Anak yang lahir dengan suatu keterbatasan dalam dirinya dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus. Derektorat Pendidikan Luar Biasa secara singkat mendefinisikan anak berkebutuhan khusus sebagai anak yang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya mengalami penyimpangan fisik, mental intelektual, sosial dan emosional sehingga memerlukan pelayanan pendidikan khusus. 1 1. http:www.anak_berkebutuhankhusus.com2011anak-berkebutuhan-khusus.htm. Diakses pada 16 Januari 2011 pukul 01.07. Universitas Sumatera Utara Penyimpangan yang dialami anak berkebutuhan khusus ini, dalam masyarakat sekarang banyak dikenal beberapa jenis kategori yang umum yaitu diantaranya termasuk anak autis, down syndrome, tunarungu, tunadaksa dan lain sebagainya. Down syndrome merupakan bentuk kelainan genetik namun bukan merupakan penyakit keturunan, disebut penyakit genetik karena cacat penyakit ini terdapat pada materi genetik dalam tubuh manusia. Hingga saat ini belum ditemukan obat bagi penderita down syndrome, karena penyebabnya berasal dari sel benih yang dibawa sejak dalam kandungan sudah cacat. Anak down syndrome merupakan salah satu kategori dalam anak berkebutuhan khusus, yang terlahir dengan kelainan kromosom di dalam dirinya. Setiap manusia normal yang lahir ke dunia umumnya memiliki 23 pasang kembaran kromosom tetapi lain halnya yang terjadi pada anak down syndrome, salah satu kromosomnya terutama kromosom 21 memiliki 3 kembaran. Jumlah ini berbeda dengan jumlah kromosom pada kondisi normal yaitu masing-masing kromosom harusnya memiliki 2 kembaran. Kesalahan penggandaan kromosom inilah yang menyebabkan munculnya keterlambatan serta kerterbelakangan perkembangan mental dan fisik, hal ini juga yang menjadi ciri utama penderita down syndrom. 2 Gejala utama yang dialami oleh penderita down syndrome yang biasanya dikeluhkan adalah berbentuk retardasi mental atau keterbelakangan mental yang dialami penderitanya. IQ yang dimiliki para penderita antara 50-70 tetapi tidak jarang penderita bisa memiliki IQ sampai 90 terutama pada anak down syndrome yang diberikan latihan. Berdasarkan IQ yang dimiliki oleh para penderita down syndrome pula, penderita dapat digolongkan kedalam down syndrome ringan, sedang, dan berat, yang mana memiliki tingkatan IQ tersendiri yang tidak dapat ditukar- tukar. Selain itu, anak down syndrome juga memiliki beberapa kategori berdasarkan perkembanagan yang dialami yaitu down syndrome yang terlatih, terdidik, serta terlatih dan terdidik Somantri, 2007:104. Penderita down syndrome pada umumnya menghadapi masalah yang relatif sama yaitu bermasalah dengan cara berkomuniasi serta juga mengalami masalah dalam perilaku dan emosi yang labil. Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, biasanya anak down syndrome juga mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bina diri, seperti memakai baju, makan, mandi dan lain sebagainya. Armayati, 2007:93 2. http:www.priyes-buahhati.blogspot.com201010artikelanakketerbelakanganmental.html. Diakses pada 16 januari 2011 pukul 22.20. Universitas Sumatera Utara Peranan orangtua sangat penting dalam hal ini untuk dapat membantu dan memotivasi anaknya. Memang pada masa awal, perkembangan anak down syndrome hampir tidak ada perbedaan dengan anak normal, tetapi semakin lama perbedaan pola perkembangannya semakin terlihat jelas. Meskipun begitu, penderita down syndrome memiliki kelebihannya tersendiri yaitu lebih penurut, periang, ulet, dan tepat waktu. Bagi anak down syndrome yang sudah mendapat pendidikan atau terapi, mereka sangat menyenangi hal-hal yang rutin. Jadi, mereka lebih disiplin dari anak-anak biasa. Down syndrome menimpa satu diantara 700 kelahiran bayi dan terdapat 300 ribu kasus mengenai down syndrome di Indonesia Somantri, 2007:112 , Down syndrome pertama kali diperkenalkan oleh Jhon Langdom Down pada tahun 1986, namun baru sekitar tahun 1960-an ditemukan kepastian atas hal itu, setelah dilakukannya penelitian pada kromosom penderita yang diduga mengalami down syndrome. Jika diamati, penderita down syndrome memiliki bentuk wajah yang hampir sama, mata sipit membujur keatas, bagian belakang kepala rata, jarak kedua mata jauh dengan hidung kecil rata, mulut kecil dengan lidah yang besar, telinga yang terletak lebih rendah, dan memiliki jari, lengan serta tubuh pendek cendrung gemuk. Oleh karena itu, anak down syndrome dikenal juga dengan sebutan anak kembar dunia karena cirinya yang relatif sama pada setiap penderita. 3 Ciri yang terdapat pada penderita down syndrome ini, sering kali membuat mereka dikucilkan oleh lingkungan sekitarnya dan karena ciri itu pula penderita down syndrome sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan. Disinilah peranan keluarga terutama orangtua sangat penting agar anak down syndrome tetap bisa merasakan yang namanya hidup bermasyarakat seperti memiliki teman. Melalui keluargalah seseorang mulai belajar, bersosialisasi, membentuk karakter, dan mengembangkan nilai-nilai yang telah ditanamkan padanya melalui suatu pola tertentu. 3. http:www.anak_berkebutuhankhusus.com2011anak-berkebutuhan-khusus.htm. Diakses pada 16 Januari 2011 pukul 01.07. Universitas Sumatera Utara Komunikasi interpersonal yang terjalin diantara anggota keluarga menjadi sangat penting dan sangat mempengaruhi karena merupakan suatu bentuk komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga, yang merupakan cara seorang anggota keluarga berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya. Menurut George Herbert Mead dalam psikologi komunikasi mengungkapkan bahwa komunikasi interpersonal diantara anggota keluarga melibatkan mereka yang particular others atau significant others yaitu orang lain yang sangat penting dan juga dapat mempengaruhi. Mereka diantaranya adalah orangtua, saudara, dan orang yang tinggal satu rumah Rakhmat, 2001:114. Selain lingkungan yang membuat penderita down syndrome sulit bersosialisasi, tidak bisa dipungkiri terkadang reaksi pertama yang paling mungkin ditimbulkan orangtua saat mengetahui anaknya menderita down syndrome adalah kekecewaan dan kesedihan yang kemudian diikuti rasa malu. Perasaan malu memiliki anak yang mempunyai keterbatasan, membuat para orangtua memilih untuk menyembunyikan kondisi buah hatinya dari lingkungan sekitar. Sebab selain bermasalah dengan cara berkomunikasi, perilaku dan emosi, ternyata kemampuan kognitif atau inteligensi yang terbatas pada anak juga membuat orangtua merasa sangat malu melahirkan anak yang memiliki keterbatasan seperti penderita down syndrome. Oleh karena itu, untuk dapat menghadapi dan mengatasi kondisi agar tidak terus-menerus terbelenggu dalam rasa malu dan kecewa, orangtua dapat memilih program umum yang ditawarkan pemerintah maupun pihak swasta untuk anak berkebutuhan khusus melalui sekolah khusus ataupun terapi serta bisa juga mencari informasi yang lebih dalam mengenai kelainan dan keterbatasan yang dialami sang buah hati dari berbagai sumber yang terpercaya. Universitas Sumatera Utara Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat SLB YPAC Medan merupakan salah satu solusi yang mungkin dapat dipilih para orangtua yang berada di kawasan kota Medan sebagai wadah untuk mendapatkan informasi yang benar mengenai kelainan dan keterbatasan yang dialami oleh buah hatinya. Sekolah ini memberikan layanan pendidikan khusus agar anak berkebutuhan khusus dapat mengembangkan potensi walaupun didalam dirinya memiliki keterbatasan. Anak-anak yang bersekolah di sekolah ini kebanyakan dikategorikan kedalam anak yang memiliki kelainan yang disebut tunadaksa dan tunagrahita. Pelayanan rehabilitasi pendidikan yang disediakan oleh Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat SLB YPAC Medan untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus diantaranya terdiri dari SLB C yaitu bentuk pendidikan yang disediakan bagi anak penderita tunagrahita seperti autis dan down syndrome serta SLB D yaitu pendidikan yang disediakan bagi anak penderita tunadaksa, yaitu anak-anak yang memiliki kelainan fisik seperti bisu, lumpuh dan sebagainya. Selain pelayanan rehabilitasi pendidikan, YPAC Medan juga menyediakan pelayanan rehabilitasi medis yang terdiri dari terapi wicara, fisioterapi, dan hydro terapi. Sementara itu, untuk pengembangan potensi anak, YPAC Medan memiliki pelayanan pravokasional yang terdiri dari kegiatan menjahit, menyulam, perkebunan, pertukangan dan salon. Serta untuk menumbuhkan sikap kepedulian dan interaksi anak, YPAC Medan memiliki pelayanan rehabilitasi sosial berupa sosialisasi lingkungan dan masyarakat. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri peranan orangtua tetap memiliki andil pada perkembangan anak, karena orangtua sangat dibutuhkan dalam membantu persoalan yang dihadapi anak. Sehingga tidak melebihi kenyataan jika peranan orangtua ikut mewarnai perkembangan dan kemampuan anaknya. Universitas Sumatera Utara Setiap kejadian di dunia ini bersifat netral dan memiliki akibatnya tersendiri. Dampak positif atau negatif dari sebuah kejadian, sangat bergantung pada cara seseorang melihat dan memberikan makna dari suatu kejadian tersebut. Sebuah kejadian bisa menjadi pintu untuk suatu hal yang luar biasa. Misalnya, hal yang dialami oleh seorang anak down syndrome yang bernama Michael Rosihan Yacub. Meskipun memiliki keterbatasan tetapi ia mampu menjadi seorang pe- golf muda Indonesia yang berhasil memecahkan record Muri sebagai pe-golf penyandang down syndrome satu-satunya di Asia. Ini semua berkat peranan orangtuanya yang selalu memberikan perhatian dan dukungan penuh. Orangtua Michael selalu berpandangan positif pada kemampuan anaknya dan berpendapat orangtua harus berperan aktif dan ingin anaknya berubah. Peneliti memilih lokasi penelitian di Sekolah Luar Biasa Yayasan Pembinaan Anak Cacat SLB YPAC Medan yang berlokasi di jalan Adinegoro Medan karena berdasarkan pengamatan sementara, peneliti melihat disekolah ini komunikasi antarpribadi yang dilakukan orangtua pada anak down syndrome-nya memiliki pengaruh dan berdampak positif terhadap keseharian dan perilaku anak. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai interaksi yang dilakukan orangtua pada anak down syndrome melalui komunikasi antarpribadi yang terjadi karena seperti yang sudah dipaparkan diatas kebanyakan anak down syndrome memiliki masalah dengan cara berkomunikasi, perilaku dan emosi yang labil. 4. http:hoonra29.wordpress.comcategorydown-syndrome.Diakses pada 25 Oktober 2011 pukul 22.45. Universitas Sumatera Utara

1.2 Perumusan Masalah