BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Paradigma dan Metode Penelitian
Setiap paradigma membawa implikasi metodologi masing-masing. Paradigma menurut Guba dan Lincoln, ada empat tipologi yaitu positivisme, kontruktivisme, postpositivisme dan
kritikal et al.
13
Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial yang diamati oleh seseorang tidak
dapat digeneralisasikan pada semua orang yang biasa dilakukan oleh kaum positivis. Paradigma kontruktivisme menilai perilaku manusia secara fundamental berbeda dengan perilaku alam
karena manusia bertindak sebagai agen yang mengkonstruksi dalam realitas sosial mereka, baik melalui pemberian makna maupun pemahaman perilaku di kalangan mereka sendiri. Kajian
paradigma konstruktivisme ini menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk dengan subjeknya, dan berusaha memahami serta mengkonstruksikan sesuatu yang menjadi
pemahaman si subjek yang akan diteliti. Metodologi penelitian bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peneliti akan
mengumpulkan serta menganalisis data yang ada. Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena sedetail
mungkin melalui pengumpulan data yang sedalam-dalamnya.
13.
http:www.scribd.comdoc15252080Paradigma-Konstruktivisme-Paradigma-Kritikal. Diakses pada 27 November 2010, pukul 20.15.
Universitas Sumatera Utara
Metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data, yang salah satunya berbentuk deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilakunya yang diamati. Pendekatan kualitatif ini diarahkan pada latar dan individu secara menyeluruh holistik Prastowo, 2011:11.
Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari, menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi dari
pihak luar. Kasus memiliki batas, lingkup kajian, dan pola pikir tersendiri, sehingga dapat mengungkapkan realitas sosial atau fisik yang unik, pesifik serta menantang. Studi kasus
biasanya banyak mengungkapkan hal-hal yang sangat detail serta melihat hal apa yang tidak bisa diungkapkan oleh metode lain, dan dapat menangkap makna yang ada dibelakang kasus dalam
kondisi objek secara netral. Penelitian studi kasus merupakan metode riset yang menggunakan berbagai sumber data
yang dapat digunakan untuk meneliti, menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis
Kriyantono, 2008:66.
III.2 Lokasi Penelitian III.2.1 Sejarah Yayasan Pembinaan Anak Cacat YPAC
Yayasan Pembinaan anak cacat YPAC merupakan yayasan sosial swasta yang berazaskan pancasila dan UUD 1945 yang didirikan pertama kali di Surakarta 5 Februari 1953,
yang diprakarsai oleh Almarhum Prof.Dr Soeharso, beliau adalah seorang bedah ahli tulang. Sebagai bagian dari YPAC Nasional, Yayasan Pembinaan Anak Cacat YPAC cabang Medan
dirintis pendiriannya pada tahun 1964 Yayasan Pembinaan Anak Cacat, 2004:8.
Universitas Sumatera Utara
Bersamaan dengan mulai dirintisnya pendirian YPAC, terlebih dahulu telah dibuka pelayanan fisioterapi untuk anak cacat di kawasan Medan dan setelah itu baru pada tahun 1971
diterima banguan sebidang tanah di jalan Adinegoro No.2 Medan dari walikota Medan Drs. Syurkani. Sekolah Luar Biasa Yayasan Peembinaan Anak Cacat Medan dikukuhkan
pendiriannya pada tanggal 5 Februari 1972 melalui surat keputusan pengurus pusat yayasan No. 19SKPHYPAC85. Sejalan dengan perubahan dan perkembangannya pada tahun 2004 akta
pendirian yayasan disesuaikan dengan UU No. 16 tahun 2001 menjadi YPAC Medan tertuang dalam akta no.18 tanggal 18 Februari 2004, yang berlokasi dijalan Adinegoro No.2 Kelurahan
Gaharu Kecamatan Medan Timur, Sumatera Utara Yayasan Pembinaan Anak Cacat, 2004:24. Yayasan Pembinaan Anak Cacat Medan merupakan sebuah Yayasan Nirlaba yang
membina anak-anak yang berkemampuan dan berkebutuhan khusus di kawasan Medan dan sekitarnya. Yayasan ini terletak disamping kantor KPU Sumatera Utara dan bersebelahan dengan
kantor Persatuan Wartawan Indonesia PWI cabang Medan serta letaknya juga berdekatan dengan kantor Poltabes Medan. Letak yang strategis ini menjadikan yayasan ini menjadi salah
satu tempat pilihan sekolah luar biasa untuk para penyandang cacat khusunya penyandang tunadaksa dan tunagrahita.
Seiring dengan perkembangan zaman maka isu-isu tentang kecacatan juga berubah. Kini masyarakat mulai menyadari bahwa semua manusia mempunyai hak yang sama. Bahwasannya
manusia mempunyai kebutuhan umum dan kebutuhan khusus. Maka dari itu kini label cacat pada masyarakat sudah lebih dikenal dengan anak berkebutuhan khusus.
Universitas Sumatera Utara
III.2.2 Landasan Yayasan Pembinaan Anak Cacat
Adapun landasan pendirian dari yayasan pembinaan anak cacat yaitu bahwasannya manusia mempunyai hak untuk mengembangkan pribadinya serta setiap manusia mempunyai
rasa kesadaran dan tanggungjawab sosial terhadap sesama manusia dan bangsa.
III.2.3 Maksud dan Tujuan Yayasan Pembinaan Anak Cacat
• Membina kesejahteraan dalam arti kata yang seluas-luasnnya bagi anak penyandang cacat.
• Membantu pemerintah dalam usaha tercapainya kesejahteraan masyarakat dan anak-anak berkebutuhan khusus.
III.2.4 Visi dan Misi • Visi
Semua anak penyandang cacat mempunyai kesepadanan dan hak yang sama tanpa diskriminatif dalam kehidupan bangsa dan bernegara.
• Misi
Bersama-sama pemerintah, badan usaha, dan masyarakat membina kesejahteraan anak penyandang cacat agar menjadi generasi penerus yang mandiri, maju, dan sejahtera.
III.2.5 Sistem Pengajaran YPAC Medan
Dalam sistem pengajarannya, YPAC Medan mengacu pada kurikulum KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Para siswa diajarkan tentang pendidikan diberbagai hal. Misalnya,
siswa diajarkan untuk mengenal dan mengetahui huruf abjad sehingga mereka dapat dengan mudah membaca walaupun diawali dengan cara menyatukan huruf dan mengeja. Selain itu, para
siswa juga dikenalkan dengan cara berhitung dan cara berkomunikasi dengan sesama siswa
Universitas Sumatera Utara
maupun dengan guru dan orangtua. Para siswa juga diajarkan untuk mengenal dan mengingat sesuatu, misalnya siswa diminta untuk menunjukkan gambar yang ditanya oleh guru, menghafal
doa-doa pendek, serta para guru mengusahakan para siswa agar dapat mengucapkan lafal huruf dengan benar dengan cara menggerakan bibir dan mulut dan melatih gerakan tangan serta kaki
dan cara berinteraksi dengan orang lain setiap proses belajar mengajar berlangsung. Sistem ini dilakukan agar sisiwa didik mampu untuk mandiri berkembang dan bekarya sesuai dengan
kemampuannya. Disamping itu, siswa juga diajarkan untuk membuat berbagai jenis keterampilan agar
siswa dapat menggunakan pemikirannya dan imajinasinya serta menuangkan kreatifitasnya dalam hal menciptakan sesuatu. Hal ini dilakukan siswa tentunya tidak lepas dari bimbingan
guru agar kemandirianya terpupuk yang mana nantinya diharapkan agar para siswa berguna dan mampu untuk menyesuaikan diri di lingungan dan di masyarakat.
III.3 Subjek Penelitian
Hasil penelitian kualitatif lebih bersifat kontekstual dan kausistik yang berlaku pada waktu dan tempat tertentu sewaktu penelitian dilakukan, karena itu pada penelitian kualitatif
tidak dikenal istilah sampel melainkan informan. Untuk studi kasus, jumlah individu yang menjadi informan dipilih sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Orang-orang yang
dapat dijadikan informan adalah orang yang memiliki pengalaman sesuai dengan penelitian, orang-orang dengan peran tertentu dan tentu saja yang mudah diakses Bodgan, 1992:5.
Orangtua merupakan sosok yang paling dekat dengan anaknya, dari orangtua pula anak mulai mengenal mengenai sesuatu hal. Perilaku dan karakter pada diri seorang anak juga
dibentuk dari pendidikan yang diberikan orangtua dirumah. Oleh karena itu, dapat dikatakan
Universitas Sumatera Utara
orangtua memiliki pengaruh dan andil yang sangat besar dalam pekembangan yang terjadi pada seorang anak serta orangtua pula yang sangat memahami, mengerti dan mengenal anaknya. Jadi,
peneliti memilih orangtua sebagai subjek dalam penelitian ini karena pastinya interaksi yang dilakukan orangtua pada anak down syndrome rutin dan mempengaruhi keadaan anak down
syndrome di kesehariannya.
III.4 Teknik Pemilihan Informan
Pemilihan informan dalam penelitian ini didasarkan pada teknik purposeful random sampling. Hal ini bertujuan agar informan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan
berkaitan dengan masalah yang diteliti, walaupun tidak mewakili keseluruhan karena mengingat bahwa penelitian kualitatif tidak ada tujuan untuk melakukan generalisasi pada hasil penelitian.
Pada teknik purposeful random sampling terdapat beberapa jenis sampling salah satunya adalah Maximum variation heteroginity sampling yaitu proses pemilihan sampel diusahakan beda
karakteristik yang diinginkan oleh peneliti dapat secara nyata terlihat.
Jumlah individu yang dijadikan informan dalam studi kasus dipilih sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Melalui metode kualitatif, peneliti dapat mengenal informan
penelitiannya secara pribadi dan lebih mendalam serta dapat juga melihat para informan tersebut mengembangkan definisi mereka sendiri mengenai dunia dan komunikasi yang dilakukan dengan
anak down syndrome-nya. Peneliti memilih tujuh informan dengan karakteristik yang berbeda, agar dapat melengkapi data yang dibutuhkan dan juga dapat melihat perbedaan pola
perkembangan yang dialami anak down syndrome. Karakteristik ketujuh informan adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
• Orangtua yang memiliki anak down syndrome baik ayah atau ibu, yang anak down syndrome-nya bersekolah di SLB YPAC jalan Adi Negoro Medan.
• Anak down syndrome dari orangtua memiliki karakteristik yang berbeda down syndrome ringan dan sedang yang memiliki kemampuan mampu latih, mampu didik serta mampu
latih dan mampu didik berada di tingkatan kelas TK, SD, dan SMP. • Memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik dan bersedia diwawancarai.
III.5 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
II.5.1 Penelitian Lapangan Field Research
Penelitian lapangan adalah pengumpulan data di lapangan yang meliputi kegiatan survey di lokasi penelitian. Pengumpulan data dari informan melalui wawancara mendalam depth
interview, observasi, serta studi kepustakaan.
Wawancara Mendalam Penelitian ini di lakukan dengan pengumpulan data yang meliputi kegiatan wawancara
mendalam terhadap informan yang telah dipilih. Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi secara tatap muka dengan informan agar mendapatkan data
lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekwensi tinggi dan berulang-ulang secara intensif. Pada wawancara mendalam ini, peneliti tidak mempunyai kontrol atas informan,
artinya informan bebas memberikan jawaban. Karenanya peneliti berupaya agar wawancara berlangsung informal seperti orang yang sedang mengobrol sehingga informan bersedia
memberikan jawaban dan tidak perlu ada yang di tutup-tutupi.
Universitas Sumatera Utara
Observasi
Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung, tanpa mediator, sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut. Observasi merupakan
metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengamati bagaimana orangtua berkomunikasi dengan anak serta bagaimana orangtua dapat
memahami keinganan dan merasakan apa yang sedang di alami anaknya yang termasuk penderita down syndrome. Selain itu, peneliti juga ingin melihat bagaimana interaksi perilaku
yang terjadi antara orangtua dengan anaknya yang penderita down syndrome, sehingga orangtua mampu membentuk perilaku dan watak anaknya menjadi lebih baik. Observasi yang digunakan
adalah observasi partisipan, yaitu metode observasi yang peneliti ikut begabung melakukan aktifitas seperti yang dilakukan individu atau kelompok yang diriset.
III.5.2 Penelitian kepustakaan Library Research
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang ada mengenai permasalahan dengan membaca atau mencari literatur yang bersangkutan dengan penelitian,
guna mendukung penelitian. Dalam hal ini, studi kepustakaan yang dilakukan adalah melalui buku-buku, surat kabar, jurnal, internet dan sebagainya yang dianggap relevan dan mendukung
penelitian ini.
III.6 Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif memaparkan tentang kata-kata yang selalu disusun dalam sebuah teks yang diperluas dan di deskripsikan. Data yang diperoleh dari lapangan diambil kesimpulan
yang bersifat khusus kepada yang bersifat umum kemudian disajikan dalam bentuk narasi. Saat memberikan makna pada data yang dikumpulkan, maka peneliti menganalis dan
Universitas Sumatera Utara
menginterpretasikan data tesebut. Sebab penelitian bersifat kualitatif maka di lakukan analisis data pertama hingga penelitian terakhir secara simultan dan terus menerus. Selanjutnya
dilakukan interpretasi atau penafsiran dengan mengacu kepada rujukan teoritis yang berhubungan atau berkaitan dengan permasalahan penelitian. Proses analisis data ini di awali
dengan mengevaluasi data-data yang diperoleh, baik dari hasil wawancara mendalam, observasi, maupun tinjauan pustaka guna memastikan keakuratan data. Setelah itu, data diedit lalu
ditafsirkan serta di organisasikan, kemudian dipaparkan sebagai hasil penelitian dan membuat kesimpulan akhir. Melalui metode kualitatif seorang peneliti akan dapat mengenal informan
penelitiannya secara pribadi dan melihat mereka mengembangkan definisi mereka sendiri tentang dunia dan komunikasi yang mereka lakukan Bungin, 1992:92.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN