1.6.4 Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga
Keluarga dewasa ini mengalami metamorfosis dan begitu pula dengan pola komunikasinya. Selain itu, sekarang ini orangtua menghadapi harapan masyarakat yang berbeda
soal tata cara membesarkan seorang anak. Pada masa lalu kerja sama dan interaksi dalam keluarga sangat penting untuk kelangsungan hidup keluarga, namun sekarang hal ini telah
berubah, peningkatan mobilitas sangat mempengaruhi pola komunikasi dalam keluarga dan dengan kerabat. Sekarang anggota keluarga tinggal dikota-kota yang berjauhan dari keluarga
asalnya sehingga mereka menjalin persahabatan dengan orang lain yang berkembang menjadi sebuah keluarga pengganti. Meskipun kondisi budaya dan sosial berubah bagaimana pun
komunikasi interpersonal diantara anggota keluarga seharusnya tetap memainkan peranan penting dalam keluarga.
Studi tentang komunikasi interpersonal dalam keluarga merupakan studi mengenai pengiriman, penerimaan dan cara menafsirkan sebuah pesan dalam konteks sistem keluarga.
Selain itu, komunikasi interpersonal dalam keluarga juga mempelajari bagaimana perilaku anggota keluarga mempengaruhi arti kata, tindakan serta bagaimana mengirim dan menerima
pesan yang dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya. Peristiwa disfungsional dalam keluarga biasanya memiliki penyebab yang saling terkait karena sistem itu sendiri sangat
kompleks. Menghadapi hal ini para peneliti komunikasi interpersonal keluarga mengembangkan model yang disebut model interaksi keluraga circumplex. Hal ini menjelaskan dinamika
berfungsi efektif serta dapat juga disfungsi dalam suatu sistem keluarga. Tiga model dimensi tersebut adalah kemampuan adaptasi, kohesi dan komunikasi. Jika peranan seorang anggota
keluarga dan para mitranya konsisten dengan ekspektasi peran sendiri serta pasangan, maka
Universitas Sumatera Utara
anggota keluarga tersebut akan merasa puas dan terpenuhi, begitu pula sebaliknya. Suatu keluarga yang sehat, anggota keluarganya memiliki rasa harga diri yang tinggi dan komunikasi
yang berlangsung mendalam, jelas, spesifik, jujur serta memiliki aturan yang bersifat fleksibel dan dapat berubah. Keluarga sehat menghubungkan keluarga untuk masyarakat yang terbuka dan
penuh harapan. Hubungan interpersonal yang baik akan menumbuhkan derajat keterbukaan antara
anggota keluarga untuk saling mengungkapkan dirinya. Makin cermat persepsi seorang anggota keluarga tentang anggota keluarganya yang lain dan persepsi tentang dirinya sendiri, maka
makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara anggota keluarga tersebut. Memahami proses komunikasi interpersonal menuntut hubungan simbiosis antara komunikasi dan
perkembangan relasional sehingga pada gilirannya perkembangan relasional tersebut mempengaruhi sifat komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan tersebut.
Terdapat tiga faktor dalam menumbuhkan hubungan interpersonal yang baik dalam sebuah keluarga yaitu Soelaeman dan Isa Muhammad, 1994:55 :
• Percaya
Faktor percaya ini memiliki beberapa keuntungan bagi hubungan interpersonal diantara anggota keluarga, yaitu dapat meningkatkan komunikasi interperpersonal diantara anggota
keluarga karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi diantara anggota keluarga. Harga diri dan otoritariansime ternyata juga dapat
mempengaruhi faktor percaya ini. Selain itu pula, ada tiga faktor utama yang dapat mengembangkan komunikasi interpersonal yang didasarkan pada sikap saling percaya yaitu
menerima, empati, dan kejujuran.
• Sikap suportif
Sikap ini mengurangi sikap defensif dalam komunikasi interpersonal. Orang yang bersikap defensif biasanya tidak bisa menerima sesuatu yang berasal dari orang lain, tidak jujur
dan tidak empatis. Bila seseorang bersikap defensif komunikasi interpersonal akan gagal, karena orang yang bersifat demikian lebih banyak melindungi dirinya dari ancaman yang ditanggapinya
dalam situasi komunikasi ketimbang memenuhi pesan orang lain. Hal ini terjadi karena faktor- faktor personal seperti ketakutan, kecemasan, harga diri yang rendah ataupun faktor situasional
seperti perilaku komunikasi orang lain.
Universitas Sumatera Utara
• Sikap Terbuka
Sikap terbuka memiliki pengaruh besar dalam menumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif dalam sebuah keluarga, karena sikap ini bisa menjadi salah satu solusi untuk
pemecahan masalah yang terdapat dalam sebuah keluarga. Agar dapat memahami sikap terbuka terlebih dahulu harus mengidentifikasi karakteristik yang ada pada sikap dogmatisme yang
menjadi lawan dari sikap terbuka yaitu,
- Sesorang yang memiliki sikap dogmatisme atau tertutup menilai pesan berdasarkan motif
pribadi. -
Berpikir simplistik. -
Berorientasi pada sumber. -
Mencari informasi dari sumber sendiri. -
Secara kaku mempertahankan dan membela sitem kepercayaannya. Berdasarkan karakteristik dogmatis diatas dapat disimpulkan karakteristik sikap
terbuka. Pada dasarnya sikap terbuka dapat mempengaruhi hubungan diantara anggota keluraga, sehingga tercipta sebuah komunikasi interpersonal yang efektif dalam keluarga.
1.7 Kerangka Berfikir