b Lambang Non Verbal
Lambang Non Verbal adalah lambang yang dipergunakan dalam komunikasi yang berbentuk isyarat dengan menggunakan anggota tubuh seperti kepala, mata, jari, dan lainnya.
Batasan komunikasi non verbal secara garis besar sebenarnya sebagai arah dari suatu gejala seperti setiap bentuk penampilan wajah dan gerak gerik tubuh seseorang sebagai suatu
cara dan simbol dari statusnya. Contohnya tarian, drama sampai ke musik. Jadi, pada dasarnya dengan isyarat non verbal seorang individu dapat memahami orang lain ketika orang lain
terserbut berbicara atau menulis bahasanya untuk menyatakan sesuatu tentang dirinya. Kesamaan dan ketidaksamaan derajat antara komunikator dan komunikan dalam proses
komunikasi, memunculkan istilah homophily dan heterophily sehingga bisa memperjelas hubungan antara komunikator dengan komunikan dalam proses komunikasi antarpribadi.
Homophily adalah sebuah istilah dimana orang-orang yang berinteraksi memiliki kesamaan sifat dan atribut diantara mereka seperti nilai, pendidikan dan status. Sedangkan Heterophily
didefinisikan sebagai derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berada pada dalam sifat-sifat tertentu. Pada sistem yang lebih tradisional ditandai oleh derajat homophily yang lebih
tinggi, dalam komunikasi antarpribadi dan norma-norma di desa menjadi lebih modern sehingga menjadi lebih heterophily.
6
1.5 Sifat Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi sama halnya dengan ilmu-ilmu lain yang pasti memiliki sifatnya tersendiri sehingga menjadi suatu ciri khas pada ilmu tersebut. Beberapa sifat yang dapat
menunjukan komunikasi antara dua orang, yang mengarah pada komunikasi antar pribadi yaitu didalamnya melibatkan perilaku verbal maupun nonverbal, yang dapat menunjukan seberapa
jauh hubungan antara pihak yang terlibat di dalamanya. Berikut adalah beberapa sifat yang dimiliki oleh komunikasi antarpribadi Liliweri, 1991:29:
6. http:id.wikipedia.orgwikikomunikasi_interpersonal. Diakses pada 9 September 2011 pukul 22.18.
Universitas Sumatera Utara
a Komunikasi antar pribadi melibatkan perilaku yang spontan, perilaku ini timbul karena
kekuasaan emosi yang bebas dari campur tangan kognisi. b
Komunikasi antar pribadi harus menghasilkan umpan balik agar mempunyai interaksi dan koherensi, artinya suatu komuikasi antar pribadi harus ditandai dengan adanya umpan balik
serta adanya interaksi yang melibatkan suatu perubahan di dalam sikap, perasaan, perilaku dan pendapat tertentu.
c Komunikasi antar pribadi biasanya bersifat intrintik dan ekstrinsik. Intrinstik merupakan
suatu standar perilaku yang dikembang oleh seseorang sebagai panduan melaksanakan komunikasi, sedangkan ekstrinsik yaitu aturan lain yang ditimbulkan karena pengaruh
kondisi sehingga komunikasi antar manusia harus diperbaiki atau malah harus berakhir.
d Komunikasai antar pribadi menunjukan adanya suatu tindakan. Sifat yang dimaksud adalah
suatu hubungan sebab akibat yang dilandasi adanya tindakan bersama sehinnga menghasilkan proses komunikasi yang baik.
e Komunikasai antar pribadi menunjukan adanya suatu tindakan. Sifat yang dimaksud adalah
suatu hubungan sebab akibat yang dilandasi adanya tindakan bersama sehinnga menghasilkan proses komunikasi yang baik.
II.2 Down Syndrome
II.2.1 Pengertian Down Syndrome
Istilah Down syndrome digunakan untuk menyebut anak-anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata dan ditandai oleh keterbatasan inteligensi serta
ketidakcakapan dalam interaksi sosial, yang diakibatkan oleh adanya kelainan pada kromosom. Jumlah kromosom yang dimiliki penderita down syndrome tidak terdiri dari dua kromosom
sebagaimana mestinya melainkan kromosomnya berjumlah tiga, sehingga mengakibatkan anak mengalami penyimpangan fisik. Down syndrome merupakan bagian dari ketunagrahitaan yaitu
kelainan yang terjadi pada mental dan kognitif yang dialami oleh penderitanya.
7
Anak berkebutuhan khusus seperti anak down syndrome ini sangat memerlukan perhatian ektra dari orang disekitarnya terutama orangtua dan keluarga. Tidak mudah untuk
menghadapi dan menerima kondisi yang dialami anak down syndrome, karena selain bentuk fisik dan kemampuan kognitif yang berbeda dari anak lainnya, pada umumnya anak down syndrome
juga bermasalah dengan perilaku hiperaktif, serta emosi yang cendrung labil.
7. http:www.adin-lib-unair.ac.id. Diakses pada 7 September 2011 pukul 23.52.
Universitas Sumatera Utara
Setiap anak yang terlahir ke dunia ini merupakan makhluk yang unik, karena itu pendekatan pada masing-masing anak juga harus berbeda, begitu pula pada anak yang terlahir
dengan keterbatasan yang terpenting adalah bagaimana upaya meningkatkan quality of life dari anak berkebutuhan khusus ini.
Anak down syndrome biasanya banyak dilahirkan oleh ibu yang sudah berumur di atas 30 tahunan. Namun, tidak menutup kemungkinan ibu yang masih berumur di bawah 30 tahun
juga dapat melahirkan anak yang mengalami down syndrome. Hal ini terjadi biasanya akibat dari sel telur wanita yang telah dibentuk pada saat wanita tersebut masih dalam kandungan dan akan
dimatangkan satu per satu setiap bulan pada saat wanita tersebut akil balik, sehingga pada saat wanita menjadi tua, kondisi sel telur tersebut kadang-kadang menjadi kurang baik dan pada
waktu dibuahi oleh sel telur laki-laki, sel benih ini mengalami pembelahan yang kurang sempurna. Oleh karena itu, Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeriksaan kromosom melalui
amniocentesis bagi para ibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah ada kelainan pada kromosom, ada beberapa pemeriksaan
yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan fisik kromoson dengan ultrasonography dan Pemeriksaan darah. Hal ini dianggap paling ekeftif karena sampai saat ini belum ditemukan
metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi kelainan ini.
8
Kebanyakan penderita down syndrome di kehidupan sehari-harinya mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan bina diri. Selain itu, kebanyakan
penderita down syndrome juga mengalami gangguan yang disebut attention defisit hyperactivity disorder ADHD yang berarti gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Gangguan
ADHD memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang mencakup disfungsi otak Baihaqi dan Sugiarmin, 2006:2.
8.
http:suaramedia.com03072011. Diakses 7 September 2011 pukul 22.55.
Universitas Sumatera Utara
Penderita gangguan ADHD mengalami kesulitan dalam mengendalikan implus yang terdapat dalam otaknya. Selain itu, gangguan ini juga menghambat perilaku dan keadaan
penderitanya serta tidak mendukung rentang perhatian mereka. Gangguan ini dapat mempunyai pengaruh negatif terhadap kondisi anak baik di sekolah, di rumah dan di lingkungannya yang
mengakibatkan anak menjadi sangat aktif, kesulitan dalam belajar, kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan lain sebagainya. Perilaku anak yang mengalami ADHD sangat
membingungkan dan sangat kontradiktif, namun mereka dapat melakukan sesuatu dengan lebih giat dan tekun dibandingkan anak normal jika orangtua atau guru menerapkan aturan yang lebih
ketat. Oleh karena itu, perhatian dan dukungan yang diberikan orangtua sangat dibutuhkan oleh anak yang mengalami ADHD kerena hal ini sangat berpengaruh pada kekuatan, kemampuan, dan
perasaan anak. Selain itu, penderita down syndrome biasanya lahir dengan berbagai gangguan medis,
seperti gangguan jantung, leukemia, katarak, gangguan pendengaran dan gangguan bicara. Penderita down syndrome biasanya juga mengalami kesulitan dalam hal yang berhubungan
dengan kegiatan belajar karena kemampuan daya ingat yang lambat dibandingkan dengan anak normal. Masalah ini disebabkan karena lemahnya kemampuan persepsi dan menilai. Namun,
sistem pengajaran dengan menggunakan gambar dianggap merupakan metode bagus untuk mengajarkan anak down syndrome belajar, berbicara, dan berinteraksi.
II.2.2 Karakteristik Down Syndrome
Down syndrome merupakan kondisi dimana perkembangan kecerdasan mengalami hambatan sehingga tidak mencapai tahap perkembangan yang optimal. Ada beberapa
karakteristik umum down syndrome yaitu Somantri, 2007:105:
Universitas Sumatera Utara
1 Keterbatasan Intelegensi
Intelegensi merupakan fungsi kompleks yang dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempelajari informasi dan keterampilan menyesuaikan diri dengan masalah serta situasi
kehidupan yang baru. Kapasitas belajar anak down syndrome lebih bersifat abstrak seperti berhitung dan belajarnya tanpa pengertian.
2 Keterbatasan Sosial
Disamping memiliki keterbatasan intelegensi, anak down syndrome juga memiliki kesulitan dalam mengurus diri sendiri dalam masyarakat. Anak down syndrome cendrung
tidak mampu memikul tanggungjawab sosial dengan bijaksana sehingga mereka selalu harus dibimbing dan diawasi. Mereka juga melakukan sesuatu tanpa memikirkan
akibatnya.
3 Keterbatasan fungsi mental lainnya
Anak down syndrome memiliki waktu lebih lama untuk menyelesaikan reaksi pada situasi yang baru dikenalnya dan ada umumnya anak down syndrome memiliki
keterbatasn dalam penguasaan bahasa. Mereka bukannya mengalami kerusakan artikulasi tetapi pusat pengelolaan perbendaharaan kata yang kurang berfungsi sebagaimana
mestinya.
Selain hal diatas, terdapat juga beberapa karakteristik fisik dari anak down syndrome yang bisa di amati secara langsung yaitu
9
: a
Bagian belakang kepala rata Flattening of the back of the head. b
Mata sipit karena adanya tambahan lipatan kulit sepanjang kelopak mata. c
Alis mata miring slanting of the eyelids. d
Telinga lebih kecil, sehingga mudah terserang infeksi. e
Mulut yang mungil, lidah tebal dan pangkal mulut yang cenderung dangkal. Di samping itu, otot mulut mereka juga kerap lemah, sehingga menghambat kemampuan bicara.
Pertumbuhan gigi geligi mereka pun lambat dan tumbuh tak beraturan. Gigi yang berantakan ini juga menyulitkan pertumbuhan gigi permanen.
f Otot lunak.
g Persendian longgar loose ligament.
h Jari Tangan mungil.
i Di telapak tangan terdapat garis melintang yang disebut simian crease.
j Kaki yang mungil, simian crease juga terdapat di kaki yaitu telunjuk dan ibu jari yang
cenderung lebih jauh dari pada kaki orang normal. k
Hidung cenderung lebih kecil dan datar. Hal ini di ikuti pula dengan saluran pernafasan yang kecil, sehingga para penderita sering kesulitan untuk bernafas.
l Rambut lemas, tipis dan jarang
9.
http:www.wikipedia.orgwikidown-syndrome. Diakses pada 9 September 2011 pukul 22.40
Universitas Sumatera Utara
II.2.3 Penyebab Down Syndrome
Down Syndrome disebabkan adanya gangguan pada kromosom, khusunya kromosom 21. Pada umumnya manusia memiliki 23 pasang kromosom. Tapi pada anak down syndrome,
kromosom 21 tidak sepasang melainkan tiga kromosom. Jadi, dengan kata lain down syndrome merupakan gangguan genetik, akibatnya terjadi gangguan di dalam sel. Selain itu, umur ibu pada
saat melahirkan kemungkinan besar juga akan ikut mempengaruhi terjadinya down syndrome pada anak.
II.2.4 Klasifikasi Down Syndrome
Down syndrome dapat di kategorikan dalam beberapa kategori berdasarkan hal yang mempengaruhi diantaranya tingkat intelegensi dan kemampuan yang terdapat pada diri anak
down syndrome, berikut uraian kategorinya
10
: II.2.4.1
Down syndrome Berdasarkan Tingkat Intelegensi
• Down syndrome Ringan Para penderita down syndrome pada kelompok ini, tidak terlalu parah mereka masih
dapat diajarkan belajar membaca, menulis dan berhitung sederhana. Pada umumnya kelompok ini tidak terlihat mengalami gangguan fisik.
• Down syndrome Sedang Para penderita down syndrome pada kelompok ini termasuk anak keterbelakang mental
yang perkembangan Mental Age MA relatif lama, bisa sampai 7 tahun. Kelompok ini hanya bisa untuk di didik mengurus diri sendiri seperti mandi, makan, dan sebagainya.
Dalam kehidupan sehari-hari, kelompok ini membutuhkan pengawasan dari orang sekitar.
• Down syndrome Berat Kelompok ini sering disebut Idiot dan kelompok ini dapat dibagi lagi menjadi dua
kelompok yaitu anak down syndrome berat dan sangat berat. Down syndrome berat memiliki IQ antara 32-20, sedangkan down syndrome sangat berat memili IQ di bawah
19. Kelompok ini memerlukan bantuan perawatan secara total.
II.2.4.2 Down syndrome Berdasarkan Kemampuan yang dimiliki Anak
• Down syndrome Mampu Latih Para penderita down syndrome pada kelompok ini adalah merupakan anak down
syndrome yang memiliki kemampuan yang cukup baik untuk dilatih dalam melakukan sesuatu hal seperti menyulam, menjahit, olahraga.
• Down syndrome Mampu Didik
Universitas Sumatera Utara
Para penderita down syndrome pada kelompok ini adalah merupakan kategori anak down syndrome yang cukup bisa diberikan pendidikan akademis dan biasanya kemampuan
intelegensi pada down syndrome kategori ini cukup baik.
• Down syndrome Mampu Latih dan Mampu didik Para penderita down syndrome pada kategori ini merupakan kategori anak down
syndrome yang memiliki kemampuan yang lumayan baik dalam menerima pendidikan akademis serta juga memiliki kemampuan yang lumayan baik untuk bisa dilatih. Dengan
kata lain anak down syndrome kategori ini merupakan gabungan dari dua kategori down syndrome sebelumnya.
II.2.5 Teknik Penanganan Down Syndrome
Terapi diperlukan untuk membangun kondisi anak berkebutuhan khusus menjadi lebih baik, hal ini harus rutin dilakukan agar apa yang menjadi kekurangan anak bisa diatasi dan akan
lebih ekektif dilakukan sejak usia dini sebab perkembangan otak pada anak umumnya terjadi sekitar umur 2-3 tahun. Terapi yang cukup efektif untuk anak penderita down syndrome yaitu
11
: a
Terapi Wicara Terapi ini diperlukan bagi penderita down syndrome yang bermasalah dengan
keterlambatan bicara, deteksi dini diperlukan sebagai dasar untuk memberikan pelayanan terapi wicara pada anak.
b Terapi Okupasi
Terapi ini diberikan untuk dasar anak dalam hal kemandirian atau pemahamannya dan kemampuan sensorik dan motoriknya. Jenis terapi ini membantu anak dalam
mengembangkan kekuatan dan kordinasi dengan atau tanpa menggunakan alat.
c Terapi Kognitif
Terapi ini diberikan pada anak yang mengalami gangguan kognisi dan perceptual. Salah satu bentuk terapi kognitif yaitu senam otak, adalah sejenis kegiatan terapi berbentuk
senam yang ditujukan untuk memberikan kondisi relaksasi pada otak.
d Terapi Remedial
Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami gangguan akademis dan skill, jadi bahan dari sekolah bisa dijadikan bahan acuan program terapi.
e Terapi Sensori Integrasi
Terapi ini diberikan bagi anak yang mengalami gangguan pengintegrasian sensori, misalnya, pengintegrasian antara otak kanan dan otak kiri.
f Terapi Snoefzelen
Terapi ini diberikan pada anak yang mengalami gangguan perkembangan motorik. anak di ajarkan berprilaku umum dengan pemberian sistem penghargaan pada anak tersebut.
10. http:varyaskep.wordpress.com20090121down-syndrom-pada-anak. Diakses pada tanggal 7 September 2011 pukul 00.24.
11
http:www.priyes-buahhati.blogspot.com201010artikelanakketerbelakanganmental.html. Diakses pada tanggal 16 januari 2011 pukul 22.20.
Universitas Sumatera Utara
II.3 Teori Interaksi Simbolik George Herbert Mead
George Herbert Mead merupakan ilmuan yang pertama kali mencetuskan teori interaksi simbolik, Mead sangat mengagumi kemampuan manusia untuk menggunakan simbol. Ia
menyatakan bahwa orang bertindak berdasarkan makna simbolik yang muncul di dalam sebuah situasi tertentu, karena makna diciptakan dari interaksi pada sebuah realitas.
Teori interaksi simbolik ini menekankan hubungan antara simbol dan interaksi. Ralph Larossa dan Donald C. Reitzes dalam buku pengantar teori komunikasi analisis dan aplikasi,
mengatakan bahwa interaksi simbolik adalah sebuah kerangka refensi untuk memahami bagaimana manusia bersama dengan orang lainnya menciptakan dunia simbolik dan bagaimana
dunia ini sebaliknya menciptakan manusia bersama orang lainnya, sehingga dapat membentuk perilaku manusia. Pernyataan ini jelas menggambarkan mengenai bagaimana saling
ketergantunganan atara individu dan masyarakat West dan Turner, 2008:96.
Teori interaksi simbolik lahir pada dua universitas yang berbeda yaitu University of
Iowa dan University Of Chicago. Pada awal perkembangannya kelompok Iowa mengembangkan bebarapa cara pandang yang baru mengenai konsep diri, tetapi pendekatan yang dilakukan
dianggap sebagai pendekatan yang tidak biasa. Oleh karena itu, Herbert Blumer melanjutkan penelitian yang dilakukan George Herbert Mead, ia meyakini bahwa studi manusia tidak dapat
diselenggarakan di dalam cara yang sama dengan studi tentang benda mati. Peneliti perlu mencoba empati dengan pokok materi, masuk pengalamannya dan usaha untuk memahami nilai
dari tiap orang. Blumer dan pengikutnya menghindari kuantitatif dan pendekatan ilmiah, melainkan
lebih menekankan pada riwayat hidup, autobiografi, studi kasus, buku harian, surat dan nondirective interviews. Blumer terutama sekali menekankan pentingnya pengamatan peserta di
dalam studi komuniakasi. Lebih lanjut, tradisi Chicago ini melihat orang-orang sebagai individu yang kreatif, inovatif, dalam situasi yang tidak dapat diramalkan. Masyarakat dan diri dipandang
Universitas Sumatera Utara
dari proses, yang bukan struktur untuk membekukan proses tersebut yang akhirnya akan menghilangkan intisari dari hubungan sosial.
Ralph LaRossa dan Donald C. Reitzes juga mencatat tujuh asumsi yang mendasari teori interaksi simbolik, yang memperlihatkan tiga tema besar yaitu West dan Turner, 2008:96,
1 Pentingnya makna bagi perilaku manusia,
a. Manusia bertindak terhadap orang lain berdasarkan makna yang diberikan orang lain
pada mereka. b.
Makna yang diciptakan dalam interaksi antar manusia. c.
Makna dimodifikasi melalui proses interpretif. 2
Pentingnya konsep mengenal diri, a.
Individu-individu mengembangkan konsep diri melalui interaksi dengan orang lain. b.
Konsep diri memberikan sebuah motif penting untuk berperilaku. 3
Hubungan antara individu dan masyarakat a.
Orang dan kelompok-kelompok dipengaruhi oleh proses budaya dan sosial. b.
Struktur sosial dihasilkan melalui interaksi sosial. Karya Mead yang paling terkenal, berjudul Mind, Self, and Society menggaris bawahi
tiga konsep kritis yang dibutuhkan dalam menyusun sebuah diskusi tentang teori interaksionisme simbolik. Tiga konsep itu saling mempengaruhi satu sama lain dalam term interaksionisme
simbolik. Pikiran manusia mind dan interaksi sosial self dengan orang lain digunakan untuk menginterpretasikan dan memediasi masyarakat society Elvinaro, 2007:136. Untuk lebih jelas
ketiga konsep tersebut dijabarkan sebagai berikut :
a Pikiran Mind
Pikiran merupakan kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama dan itu dikembangkan melalui interaksi dengan orang lain. Manusia memiliki
Universitas Sumatera Utara
konsep pemikiran yang dinyatakan sebagai percakapan di dalam diri sendiri. Salah satu hal penting yang diselesaikan individu melalui pemikiran adalah pengambilan peran atau
kemampuan secara simbolik menempatkan dirinya sendiri dalam diri khayalan orang lain West dan Turner, 2008:104-105.
Seorang individu dapat mengembangkan apa yang disebut dengan pikiran melalui bahasa dan ini membuat individu tersebut mampu menciptakan setting interior bagi masyarakat
yang dilihatnya dan beroperasi di luar diri individu tersebut. Bahasa tergantung pada simbol signifikan atau simbol-simbol yang memunculkan makna yang sama bagi orang banyak.
b Diri Self
Diri merupakan kemampuan untuk merefleksikan diri kita sendiri dari perspektif orang lain. Individu mempunyai kemampuan untuk menjadi subjek dan objek bagi dirinya sendiri
dengan menggunakan bahasa. Subjek atau diri yang bertindak sebagai I dan objek atau diri yang mengalami sebagai Me. Dimana I bersifat spontan, impulsif, dan kreatif sedangkan Me lebih
reflektif dan peka secara sosial West dan Turner, 2008:107.
c Masyarakat society
Cara manusia untuk mengartikan dunia dan diri sendiri yang berhubungan erat dengan masyarakatnya. Ada dua bagian penting masyarakat yang mempengaruhi pikiran dan diri
seorang individu yaitu particular others orang lain secara khusus merujuk pada individu yang signifikan bagi individu lain seperti orangtua serta keluarga dan generalized others orang lain
secara umum yang merujuk pada cara pandang dari sebuah kelompok sosial sebagai suatu keseluruhan West dan Turner, 2008:108.
Universitas Sumatera Utara
Sebelum bertindak manusia menggunakan arti-arti tertentu kepada dunianya sesuai dengan skema-skema interpretasi yang telah disampaikan kepadanya melalui proses sosial.
Sehubungan dengan proses tersebut yang mengawali perilaku manusia, konsep pengambilan peran role taking sangat mempengaruhi dan penting. Sebelum diri seseorang bertindak, ia
membanyangkan dirinya dalam posisi orang lain dan mencoba untuk memahami apa yang diharapkan oleh pihak lainnya.
Komunikasi adalah proses interaksi simbolik dalam bahasa tertentu dengan cara berpikir tertentu untuk mencapai pemaknaan tertentu pula, dimana kesemuanya terkonstruksi secara
sosial. Interaksi simbolik merupakan salah satu model penelitian budaya yang berusaha mengungkap realitas perilaku manusia. Perspektif interaksi simbolik berusaha memahami
budaya melalui perilaku manusia yang terpantul dalam komuniaksi. Interaksi simbolik lebih menekankan pada makna interaksi budaya sebuah komunitas. Pada saat berkomunikasi jelas
banyak penampilan simbol yang bermakna, yang hanya dimengerti oleh orang-orang yang melakukan komunikasi tersebut.
II.4 Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga