2.2 Teknik Diskusi Brainstorming
2.2.1 Hakikat Metode Diskusi
Banyak masalah-masalah di dunia ini yang memerlukan pembahasan oleh lebih dari satu orang saja, yakni masalah-masalah yang memerlukan kerja sama
dan musyawarah. Cara memecahkan masalah dengan bekerja sama dan musyawarah ini dinamakan dengan metode diskusi Surakhmad, 1980: 75.
Menurut Welty 1989: 197 metode diskusi dapat meningkatkan keterampilan interaktif dan pengajaran yang dilakukan oleh guru didalam kelas. Pertanyaan-
pertanyaan yang layak untuk didiskusikan ialah yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1 menarik minat siswa yang sesuai dengan tarafnya, 2
mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan kebenaranya, 3 p
ada umumnya tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar”, tetapi lebih mengutamakan hal yang mempertimbangkan
dan membandingkan.
2.2.2 Hakikat Teknik Diskusi Brainstorming
Brainstorming merupakan salah satu jawaban untuk memfasilitasi proses mengembangkan kreativitas siswa dalam berdiskusi. Menurut Bachman 2005:
97, Brainstorming merupakan cara populer untuk mengembangkan gagasan- gagasan kreatif. Pada dasarnya teknik berdiskusi ini melibatkan beberapa orang
dalam kelompoknya dan saling memberikan gagasan untuk dipertimbangkan tanpa benar-benar harus mengevaluasinya terlebih dahulu.
Cara berdiskusi dengan Brainstorming ini menggunakan teknik curah pendapat yaitu fokus utamanya adalah mendapatkan sebanyak mungkin alternatif
jawaban terlebih dahulu sebelum membahasnya. Artikata Brainstorming sendiri dalam bahas Indonesia adalah curah pendapat atau bisa dikatakan free thinking.
Dikatakan curah pendapat, karena dalam teknik diskusi ini siswa diberikan kebebasan untuk mengeluarkan ide-ide yang ada dalam pikirannya seperti saat
siswa mengeluarkan masalah-masalah yang mereka hadapi pada temannya sendiri. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan dalam kelompok, termasuk
gagasan nyleneh, liar, dan berani dengan harapan gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang kreatif.
Berbagai macam gagasan dari siswa, selanjutnya ditampung dalam kelompoknya kemudian diselidiki gagasan mana yang paling efektif untuk
memecahkan masalah. Jadi dalam teknik diskusi ini semua gagasan, tidak peduli gagasan dari siapapun, semua ditampung dan dicari solusinya dengan
menggunakan Brainstorming. Williams 2000 mengungkapkan bahwa Brainstorming adalah sebuah
kesempatan bagi tim-tim untuk melontarkan ide-ide awal didalam sebuah proyek untuk memecahkan masalah rumit yang kemudian muncul tanpa disangka-sangka.
Teknik ini dapat meningkatkan kerja sama dalam diskusi, sehingga waktu yang digunakan lebih efektif dan berkualitas.
Berdasarkan hasil penelitian Frans 2004: 149, Brainstorming adalah salah satu model pembelajaran yang paling banyak digunakan bagi sebuah
kelompok untuk menghasilkan banyak ide pada permasalahan apapun. Alasan
kenapa model ini paling banyak digunakan bagi sebuah kelompok dalam menghasilkan banyak ide adalah karena brainsorming dapat melipat gandakan
kuantitas dan kualitas dari ide-ide yang dihasilkan oleh kelompok. Semakin banyak gagasan yang muncul maka semakin besar kesempatan kita untuk
mendapatkan solusi yang tepat. Kreatif tidaklah harus logis dan sesuai dengan yang biasanya ada, kreatif itu seperti anak-anak memandang suatu benda dengan
berbagai persepsi yang berbeda dengan tidak masuk akal, seperti batu yang digunakan sebagai mobil mainan kemudian mereka terbangkan.
Teknik Brainstorming merupakan teknik dalam berdiskusi yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif individu maupun kelompok.
Menurut Baumeister 2007 ada dua prinsip yang mendasari prosedur Brainstorming. Pertama adalah menampung ide-ide sebanyak mungkin dan
memberikan apresiasi untuk gagasan yang kelihatan liar dan bebas. Semakin banyak ide yang ada maka semakin besar kemungkinan menemukan ide-ide yang
baik diantara ide-ide yang ada kuantitas menghasilkan kualitas. Kedua, walaupun nantinya ide-ide yang ditampung dievaluasi, kritik dan penilaian yang
merugikan munculnya gagasan, untuk sementara adalah ditunda defered- judgement. Tujuan dari kritikan sebenarnya adalah untuk membuat orang lain
spontan dalam berpikir, namun jika kritikan dapat menyebabkan orang menjadi kurang percaya diri, lebih baiknya dihindari saja. Langkah selanjutnya untuk
menemukan ide yang kreatif adalah melakukan kombinasi dan perbaikan gagasan kelompok hingga menjadi gagasan yang terbaik. Seperti yang diungkapkan oleh
Munandar 1995: 196 bahwa Osborn, pendiri dari Creative Education
Foundation, menentukan empat aturan dasar untuk sidang sumbang saran Brainstorming, yaitu: 1 kritik tidak dibenarkan atau ditangguhkan, 2
kebebasan dalam memberikan gagasan, 3 gagasan sebanyak mungkin, 4 kombinasi dan peningkatan gagasan.
Berdasarkan pernyataan diatas, keberadaan dan andil dari anggota kelompok sangatlah penting dalam mengungkapkan gagasan-gagasannya. Setiap
siswa memiliki potensi kreatifitas yang tinggi, asalkan mereka berani mengungkapkan seluruh ide dan gagasan yang dimilikinya. Siswa haruslah
memiliki bekal wawasan dalam diskusi ini, semakin tinggi wawasan seseorang maka semakin banyak hal yang akan dia ungkapkan dan tanyakan.
2.2.3 Pelaksanaan Teknik Diskusi Brainstorming