12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Berpikir Kreatif
2.1.1 Hakikat Berpikir
Menurut Suharnan 2005: 280, berpikir merupakan bagian dari proses yang menghasilkan representasi mental baru melalui berbagai macam pengolahan
informasi-informasi yang diterima otak. Informasi-informasi yang diterima otak meliputi berbagai informasi yang berasal dari suatu peristiwa atau kejadian yang
pernah dilihat dan didengar. Informasi ini kemudian diolah, menghasilkan suatu terjemahan berupa penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi, dan pemecahan
masalah sesuai dengan pendalaman pengetahuan yang kita miliki. Sesuai pendapat Gazali dan Birkenfeld yang dikutip oleh San 1960: 140, berpikir ialah
menemukan hubungan antara segala sesuatu yang dilihat dan diketahui orang. Jadi dengan berpikir, kita dapat menarik kesimpulan dari berbagai peristiwa yang kita
lihat, dengar dan baca. Peranan berpikir dalam kehidupan sangatlah penting, salah satunya adalah
dalam pengambilan keputusan. Dalam mengambil suatu keputusan, kita membutuhkan proses berpikir untuk menentukan setiap langkah yang kita ambil.
Dengan demikian, berpikir merupakan suatu tanggapan dan jawaban, bukan sikap objektivistik dan sikap mengambil jarak Poerooprodjo, 1985: 68. Keputusan
terbaik dan bertanggung jawab bisa kita dapatkan melalui proses berpikir yang terarah. Langkah-langkah yang harus dilakukan agar proses berpikir menjadi
terarah diantaranya adalah pembentukan konsep, menyusun keputusan-keputusan, meneliti memperhatikan asumsiimplikasi pemikiran, dan yang terakhir menarik
kesimpulan.
2.1.2 Unsur-unsur Berpikir
Menurut San 1960: 140 berpikir terdiri atas beberapa unsur-unsur. Unsur-unsur yang dapat menyokong kemampuan berpikir ini adalah seperti
pengamatan, melihat hubungan dan menarik kesimpulan.
2.1.2.1 Pengamatan
Orang melakukan tindakan berpikir, setelah dia mengalami sebuah proses pengamatan. Melalui pengamatan, hal pertama yang orang alami seharusnya
adalah kebingungan. Hal kedua adalah muncul berbagai macam pertanyaan kenapa dan bagaimana. Jadi dengan kata lain orang melakukan tindakan berpikir
jika dia merasakan ada hal yang membingungkan dari apa yang dia amati.
2.1.2.2 Melihat hubungan
Proses berpikir tidak berhenti hanya pada tahap pengamatan, tahap selanjutnya adalah menjawab pertanyaan. Cara untuk menjawab pertanyaan
kenapa dan bagaimana ini, membutuhkan kemampuan dalam melihat hubungan- hubungan suatu peristiwa dengan peristiwa lain. Berbagai macam informasi
terkait dengan peristiwa yang kita alami harus saling terhubung agar dapat dipahami secara jelas.
2.1.2.3 Menarik kesimpulan
Ketika orang sudah mampu untuk menghubungkan kejadian yang satu dengan kejadian yang lain, maka langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan.
Kesimpulan yang dihasilkan merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang kita pikirkan. Suatu peristiwa atau kejadian menjadi lebih bermakna, ketika kita
mampu memahami peristiwa tersebut dan belajar dari apa yang telah terjadi.
2.1.3 Hakikat Kreativitas
Menurut Munandar 1995: 25, kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan melihat hubungan-hubungan baru antara
unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kemampuan ini memungkinkan penemuan-penemuan baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua
bidang usaha manusia lainnya. Kunci utama agar dapat memiliki kemampuan ini adalah dengan melihat suatu masalah dari berbagai titik pandang. Titik pandang
yang berbeda ini dapat mengarahkan kita pada solusi-solusi yang unik dan berkualitas serta sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Menurut Roger 1961: 350,
proses kreativitas ditandai dengan munculnya produk-produk rasional baru, yang tumbuh karena keunikan individu, bahan, peristiwa, orang atau lingkungannya.
Kreativitas memang dimiliki oleh semua manusia, namun kreativitas tidak datang dan muncul begitu saja. Kreativitas harus selalu dipupuk sedari dini agar
terus berkembang dan tidak terhambat. Sesuai yang diungkapkan oleh Plucher and Runco 1999, kreativitas merupakan potensi bawaan yang dimiliki oleh setiap
orang yang harus terus dipupuk, sebab kalau tidak dipupuk maka kreativitas
tersebut tidak akan berkembang. Manusia seringkali cenderung hanya mempelajari apa yang sering mereka lihat dan alami sendiri, bukan pada hal apa
yang bisa mereka pelajari. Kebiasaan manusia yang cenderung lebih senang mempelajari apa yang sering mereka lihat dan alami sendiri ini kemudian terbawa
sampai jenjang pendidikan formal. Dampak dari kebiasaan yang sama dan terus- menerus ini adalah dapat menghambat kreativitas yang dimiliki oleh manusia.
Menurut Gowan yang dikutip oleh Semiawan, Made dan Setiawan 1988: 61, kemampuan berpikir kreatif manusia berkaitan erat dengan fungsi otak
manusia. Cerebrum otak besar terbagi menjadi dua belahan otak yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpus collasum. Tugas dan
fungsi setiap belahan otak adalah berespon secara berbeda terhadap jenis pengalaman belajar. Otak kanan bertugas untuk merespon variabel keseluruhan,
holistik dan imajinatif, sedangkan belahan otak kiri berfungsi untuk mengembangkan berpikir rasional, linier, dan keteraturan. Pengalaman belajar
yang dapat menyentuh kondisi berfungsinya kedua belahan otak itulah yang dapat menimbulkan kreativitas dalam perkembangan ilmu. Ketika siswa sering
dihadapkan hanya pada persoalan-persoalan hafalan dan hitungan matematis, maka kemampuan yang berkembang juga hanyalah kemampuan hafalan dan
matematis. Kemampuan hafalan dan matematis bukanlah hal yang dibutuhkan dalam mengembangkan ilmu suatu bangsa. Hal yang paling dibutuhkan suatu
bangsa yang ingin maju dan sukses adalah kemampuan berpikir kreatif. Perkembangan ilmu suatu bangsa, menunjukan seberapa maju bangsa
tersebut. Semakin dalam pengetahuan yang dimiliki seseorang, maka semakin
besar kemampuanya untuk mengeksplorasi potensi kreatifnya. Hong dan Jhon 2012: 48 mengatakan bahwa kreativitas dikembangkan berdasarkan
pengetahuan, dan sekolah adalah salah satu tempat dimana siswa memperoleh dan membangun pengetahuan tersebut. Semakin banyak pengetahuan yang siswa
miliki, maka semakin beragam dan fleksibel cara berpikir mereka, serta semakin mudah bagi mereka untuk menghasilkan konsep kreatif. Siswa yang unggul
bukanlah siswa yang hanya mampu menghafal konsep dan fakta, namun mereka yang mampu mengintegrasi pengetahuan yang mereka miliki. Di Australia,
kurikulum baru yang sedang dikembangkan Australian Curriculum Assessment and Reporting Authority 2010 berupaya untuk mengembangkan pembelajaran
seumur hidup yang dapat berkembang dalam era informasi, untuk mencapai keseimbangan global dan memiliki daya saing ekonomi melalui kreativitas dan
keunikan ide yang dimiliki tiap individu. Semua negara baik negara miskin, negara berkembang bahkan negara maju membutuhkan kemampuan untuk
mengembangkan kreativitas.
2.1.4 Hakikat Berpikir Kreatif