besar kemampuanya untuk mengeksplorasi potensi kreatifnya. Hong dan Jhon 2012: 48 mengatakan bahwa kreativitas dikembangkan berdasarkan
pengetahuan, dan sekolah adalah salah satu tempat dimana siswa memperoleh dan membangun pengetahuan tersebut. Semakin banyak pengetahuan yang siswa
miliki, maka semakin beragam dan fleksibel cara berpikir mereka, serta semakin mudah bagi mereka untuk menghasilkan konsep kreatif. Siswa yang unggul
bukanlah siswa yang hanya mampu menghafal konsep dan fakta, namun mereka yang mampu mengintegrasi pengetahuan yang mereka miliki. Di Australia,
kurikulum baru yang sedang dikembangkan Australian Curriculum Assessment and Reporting Authority 2010 berupaya untuk mengembangkan pembelajaran
seumur hidup yang dapat berkembang dalam era informasi, untuk mencapai keseimbangan global dan memiliki daya saing ekonomi melalui kreativitas dan
keunikan ide yang dimiliki tiap individu. Semua negara baik negara miskin, negara berkembang bahkan negara maju membutuhkan kemampuan untuk
mengembangkan kreativitas.
2.1.4 Hakikat Berpikir Kreatif
Berpikir kreatif berarti adalah kemampuan dalam menghasilkan representasi mental baru dalam menghadapi fenomena lingkungan melalui ide-ide
inovatif yang unik, untuk mencapai solusi yang tepat guna. Menurut Chung 2012: 58, pola berpikir yang dibutuhkan untuk menghasilkan ide-ide kreatif ini
adalah pola berpikir lateral. Sebagaimana yang diungkapkan oleh De Bono 1993:
221, berpikir lateral adalah cara berpikir dengan melarikan diri keluar dari berbagai ide dan persepsi yang sudah ada, untuk menemukan ide-ide baru.
Berbagai ide-ide yang kita miliki sebagian besar terlahir dari pengalaman yang sudah kita jalani dan persepsi-persepi yang sudah ada, sehingga ide yang
dihasilkan adalah ide umum yang sudah pernah ada sebelumnya. Berpikir dengan cara lateral, memberikan kita jalan untuk keluar dari berbagai ide dan persepsi
yang ada untuk menemukan ide baru. Sesuai kutipan Semiawan, Made dan Setiawan 1988: 9, meskipun Aristoteles adalah murid Plato, Aristoteles tidak
selalu mengikuti pendapat gurunya, tetapi lebih banyak mengembangkan pemikirannya sendiri. Justru karena inilah karakterisitik pemikiran dan ide-ide
kreatifnya tampak. Ide-ide kreatif ini kemudian dipergunakan sebagai patokan para ilmuan sekian abad lamanya.
Menurut Semiawan, Made dan Setiawan 1988: 65, kemampuan berpikir kreatif muncul, ketika pengalaman belajar mampu menyentuh kondisi
berfungsinya kedua belahan otak, yaitu rasa, pikir, cipta talen, dan intuisi. Deskripsi mengenai kemampuan berpikir kreatif yang dimaksud adalah sebagai
berikut. 1
Bahwa kemampuan berpikir kreatif tumbuh dari dalam diri seseorang dan merupakan pengalaman yang paling mendalam dan unik bagi seseorang.
2 Bahwa untuk itu diperlukan suatu suasana yang kondusif yang
menggambarkan kemungkinan tumbuhnya daya tersebut.
3 Bahwa kreativitas memiliki dimensi intuitif yang sangat berpengaruh
terhadap timbulnya proses kreatif serta melibatkan fungsi rasio, rasa dan keterampilan.
4 Bahwa kreativitas memiliki perspektif proses dan produk serta tahap,
tingkat, dan urutan tertentu. Semiawan, Made dan Setiawan 1988:66 menjelaskan beberapa tahap Graham
Wallas selama proses kreativitas berlangsung diantaranya sebagai berikut. 1
Tahap 1: Persiapan Preparation. Pada tahap ini ide itu datang dan timbul dari berbagai kemungkinan. Namun, biasanya ide itu berlangsung dengan
hadirnya suatu keterampilan, keahlian, atau ilmu pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau sumber dari mana ide itu lahir.
2 Tahap II: Inkubasi Incubation. Dalam dunia kedokteran masa inkubasi
menunjuk pada masa pengeraman suatu penyakit. Dalam pengembangan kreativitas, pada masa ini diharapkan hadirya suatu pemahaman serta
kematangan terhadap ide yang tadi timbul setelah dieram. Berbagai teknik dalam menyegarkan dan meningkatkan kesadaran itu, seperti
meditasi, latihan peningkatan kreativitas dan pendalaman ide. 3
Tahap III: Iluminasi Ilumination. Suatu tingkat penemuan saat inspirasi tadi diperoleh, dikelola, digarap, kemudian menuju kepada pengembangan
suatu hasil. 4
Tahap IV: Verifikasi Verification. Perbaikan dan perwujudan hasil dan tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap terakhir proses ini. Tahap
verifikasi ialah tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas.
Cara yang dapat dilakukan agar dapat melalui tahap-tahap kreatif ini menurut Schwartz 2007:166 adalah 1 percaya bahwa sesuatu dapat dilakukan,
2 pikirkan sesuatu yang istimewa yang selama ini kita ingin lakukan, tetapi dirasa tidak dapat untuk dilakukan, 3 bertanya pada diri sendiri tentang
“bagaimana saya dapat bekerja lebih baik?”, 4 bertanya pada diri sendiri tentang “bagaimana saya dapat bekerja lebih banyak?”, 5 membiasakan diri dengan
bertanya dan mendengarkan, 6 berbaur dengan orang dari minat pekerjaan dan sosial yang berbeda.
2.1.5 Karakteristik Berpikir Kreatif