Gambar 2.1 Lapisan Pendekatan untuk menilai kreativitas
2.1.6 Konsep Kreativitas dengan Pendekatan Empat P
Munandar 1995: 20 menjelaskan beberapa definisi tentang kreativitas berdasarkan empat P. Empat P tersebut terdiri dari definisi pribadi, proses, produk
dan press. Deskripsi mengenai pendekatan empat P ini adalah sebagai berikut.
2.1.6.1 Definisi Pribadi
Peringkat dari 10 ciri-ciri pribadi kreatif yang diperoleh dari kelompok pakar psikologi 30 orang adalah sebagai berikut: imajinatif, mempunyai
prakarsa, mempunyai minat luas, mandiri dalam berpikir, melit, senang berpetualang, penuh energi, percaya diri, bersedia mengambil resiko, serta berani
dalam pendirian dan keyakinan. Jadi kreativitas seseorang dapat tercermin dari kepribadian sikap orang tersebut.
2.1.6.2 Definisi Proses
Proses kreatif memiliki empat tahap. Empat tahap yang dimaksud adalah seperti yang dikatakan oleh Semiawan 1988: 66 yaitu, tahap persiapan, inkubasi,
iluminasi dan verifikasi.
2.1.6.3 Definisi Produk
Sesuai dengan pendapat Guillford, Munandar 1995: 43 menyatakan bahwa cara menilai produk kreatif adalah berdasarkan, kelancaran, kelenturan,
keaslian dan kerincian. Berikut ini adalah contoh penilaian kreativitas dari definisi produk oleh Bell pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Penilaian Kriteria terhadap Penemun Telepon oleh Bell Kriteria
Tingkat Orisinal
Tinggi Kejutan
Tinggi Germinal
Tinggi Bermakna
Tinggi Logis
Tinggi Berguna
Tinggi Organis
Tinggi Elegan
Rendah Majemuk
Rata-rata Dapat dipahami
Tinggi Keterampilan
Rendah
2.1.6.4 Definisi Press
Kreativitas anak agar dapat terwujud, membutuhkan adanya suatu dorongan baik dorongan yang berasala dari dalam diri individu motivasi
intrinsik maupun dorongan dari lingkungan motivasi ekstrinsik. Adams 2005 menyatakan bahawa Motivasi secara umum diterima sebagai kunci dari produksi
ide-ide kreatif dan minat dalam pekerjaan itu sendiri. Tiga komponen utama yang berpengarung dalam kreativitas menurut Adams 2005 dapat dilihat pada Gambar
2.2 yaitu keahlian, keterampilan berpikir kreatif dan motivasi.
Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu
sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebaliknya motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang luar
hadiah. Gambar 2.2 Tiga Komponen Kreativitas
2.2 Teknik Diskusi Brainstorming
2.2.1 Hakikat Metode Diskusi
Banyak masalah-masalah di dunia ini yang memerlukan pembahasan oleh lebih dari satu orang saja, yakni masalah-masalah yang memerlukan kerja sama
dan musyawarah. Cara memecahkan masalah dengan bekerja sama dan musyawarah ini dinamakan dengan metode diskusi Surakhmad, 1980: 75.
Menurut Welty 1989: 197 metode diskusi dapat meningkatkan keterampilan interaktif dan pengajaran yang dilakukan oleh guru didalam kelas. Pertanyaan-
pertanyaan yang layak untuk didiskusikan ialah yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: 1 menarik minat siswa yang sesuai dengan tarafnya, 2
mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat dipertahankan kebenaranya, 3 p
ada umumnya tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar”, tetapi lebih mengutamakan hal yang mempertimbangkan
dan membandingkan.
2.2.2 Hakikat Teknik Diskusi Brainstorming
Brainstorming merupakan salah satu jawaban untuk memfasilitasi proses mengembangkan kreativitas siswa dalam berdiskusi. Menurut Bachman 2005:
97, Brainstorming merupakan cara populer untuk mengembangkan gagasan- gagasan kreatif. Pada dasarnya teknik berdiskusi ini melibatkan beberapa orang
dalam kelompoknya dan saling memberikan gagasan untuk dipertimbangkan tanpa benar-benar harus mengevaluasinya terlebih dahulu.