Abstrak
Konkret Gambar 2.2:
Dale’s Cone of Experience
Shaw, 2011 Berdasarkan gambar kerucut di atas merupakan elaborasi yang rinci dari
konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner. Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung konkret, kenyataan yang
ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lambang verbal abstrak. Semakin ke atas di puncak kerucut semakin
abstrak media penyampai pesan itu. Dari berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan
media dapat membantu siswa dalam menerima pembelajaran dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Penggunaan media pembelajaran tidak harus dimulai
dari pengalaman langsung yang bersifat konkret, namun disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa
yang dihadapi dengan
mempertimbangkan situasi belajarnya.
2.1.8 Media Kartu Pintar
Media kartu pintar atau dalam pembelajaran agama disebut sebagai lingkaran tajwid ini merupakan salah satu media berbasis cetakan. Media
pembelajaran ini beguna untuk menyajikan penghafalan untuk materi yang
disampaikan. Menurut pendapat Winanti 2009 kartu pintar merupakan alat permainan inovatif kreatif yaitu sesuatu yang digunakan untuk bermain, yang
dapat mengaktifkan anak, yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Kartu pintar yaitu karya guru atau anak terbuat dari kertas kartun, kertas bekas,
kertas HVS, yang diberi gambar yang menarik yang dipadukan dengan permainan memasangkan huruf, kata, angka. Pintar yaitu pandai, cerdik dan mahir.
Berdasarkan pengertian tersebut diatas permainan kartu pintar adalah permainan yang mengaktifkan anak untuk melatih kreativitasnya.
Penjelasan mengenai media cetakan juga disampaikan oleh Arsyad 2011: 87 media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk
pengajaran dan informasi. Media berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembar lepas.
Format media kartu pintar berbasis cetakan ini adalah sebagai berikut : a.
Jika paragraf panjang sering digunakan, wajah satu kolom lebih sesuai, sebaliknya jika paragraf tulisan pendek-pendek, wajah dua kolom akan lebih
sesuai. b.
Isi yang berbeda supaya dipisahkan dan dilabel secara visual c.
Taktik dan strategi pembelajaran yang berbeda sebaiknya dipisahkan dan dilabel secara visual.
Gambar 2.3: Kartu Pintar IPA
Hermina, 2013 Penggunaan media kartu pintar menurut Hermina 2013 Kartu pintar ini
seperti permainan yang harus dimainkan oleh 4 anak. Setiap kartu berisi rangkuman materi. Selain penunjangnya sudah disiapkan pula membuat alat
peraga pendukung, misalnya bagian tubuh manusia. Sedangkan menurut Iwan 2012 langkah-langkah pemakaiannya kartu
pintar pada pembelajaran matematika adalah sebagai berikut: Pada halaman 1
Gambar 2.4: Tampak depan kartu pintar
Iwan, 2012
a. Digunakan untuk mengetahui banyak sisi, banyak rusuk, banyak titik sudut,
banyak simetri lipat pada suatu bidang. Selain itu terdapat bonus tambahan satuan panjang dan satuan ukur berat beserta dengan keterangannya.
b. Putar dan arahkan panah penunjuk ke rumus bidang yang di cari
c. Pastikan panah penunjuk berada di garis tengah rumus yang di tuju
d. Setelah tepat berada di rumus yang di tuju, akan muncul angka jumlah
banyaknya sisi, banyaknya rusuk, banyaknya titik sudut, banyaknya simetri putar yang sesuai dengan bidang yang dicari.
Pada halaman 2: a.
Digunakan untuk mengetahui rumus keliling Luas atau Luas Permukaan atau Luas Alas, Volume pada stau bidang. selain itu terdapat bonus tambahan
satuan waktu. b.
Putar dan arahkan panah penunjuk ke rumus bidang yang di cari c.
Pastikan panah penunjuk berada di garis tengah rumus bidang yang di cari d.
Setelah tepat berada di rumus yang dituju, akan muncul rumus keliling, LuasLuas PermukaanLuas Alas, Volume yang sesuai dengan rumus bidang
yang di cari. e.
Untuk lebih jelas makna dari simbol, rumus, bisa dilihat di kotak keterangan Iwan, 2012.
Gambar 2.5: Contoh Media Kartu Pintar Pokok Bahasan Energi Panas
Sehingga, dapat disimpulkan langkah-langkah media kartu pintar IPA berbasis cetakan adalah sebagai berikut :
Pada halaman satu a.
Digunakan untuk mengetahui berbagai energi panas, seperti sumber energi panas, sifat energi panas, perpindahan energi panas, dan benda penghatar
panas. b.
Putar dan arahkan panah penunjuk ke bagian yang dicari. c.
Setelah tepat berada ke arah yang dituju, akan terdapat kartu untuk penjelasannya.
Pada halaman dua a.
Digunakan untuk mengetahui berbagai energi bunyi, seperti sumber energi bunyi, sifat energi bunyi, dan perambatan energi bunyi.
b. Putar dan arahkan panah penunjuk ke bagian yang dicari.
c. Setelah tepat berada ke arah yang dituju, akan terdapat kartu untuk
penjelasannya. Arsyad 2011: 38 media kartu pintar berbasis cetakan mempunyai
beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan media kartu pintar berbasis cetakan adalah sebagai berikut :
a. Siswa dapat belajar dan maju sesuai dengan kecepatan masing-masing.
b. Dapat mengulangi materi dalam media cetakan, siswa akan mengikuti urutan
pikiran secara logis. c.
Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak dapat menambah daya tarik, serta dapat memperlancar pemahaman informasi yang disajikan dalam dua
format, verbal dan visual. d.
Siswa akan berpartisipasiberinteraksi dengan aktif. e.
Materi tersebut dapat direproduksi secara ekonomis. Selain beberapa kelebihan media kartu pintar berbasis cetakan tersebut,
media ini juga mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya adalah: a.
Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan b.
Pembagian unit-unit pelajaran sedemikian rupa sehingga tidak terlalu panjang dan dapat membosankan siswa
c. Jika tidak dirawat dengan baik media cetakan akan rusak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media kartu pintar berbasis cetakan akan lebih berguna untuk pembelajaran jika memperhatikan
format penggunaannya serta hendaknya dapat dirawat dengan baik agar tidak
mudah rusak. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media kartu pintar karena akan lebih menarik bagi siswa dan efektif untuk digunakan.
Untuk dapat mendesain alat peraga IPA yang baik, tentunya terlebih dahulu harus memperhatikan persyaratan dalam mendesain alat peraga tersebut.
Menurut Nasution 1999: 7.17 ada tiga pertimbangan kelayakan yang dapat digunakan oleh guru IPA untuk memilih alat peraga yang baik, antara lain :
a. Kelayakan Praktis
Dalam praktik pemilihan alat peraga IPA sering dilakukan atas dasar pertimbangan praktis, yaitu:
1 Keakraban guru dengan jenis alat peraga
2 Ketersediaan alat peraga di lingkungan belajar setempat
3 Ketersediaan waktu untuk mempersiapkannya
4 Ketersediaan sarana dan fasilitas pendukungnya
5 Keluwesan, artinya mudah dibawa kemana-mana, digunakan kapan saja
dan oleh siapa saja. b.
Kelayakan teknis atau paedagogis Alat peraga yang dipilih harus memenuhi ketentuan kualitas, yaitu :
1 Relevan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
2 Merangsang terjadinya proses belajar
c. Kelayakan biaya
Faktor kelayakan biaya akan ditinjau apabila yang memenuhi persyaratan teknis lebih dari satu, yaitu pengeluaran biaya seimbang atau tidak dengan
manfaat yang akan diperoleh.
Alat peraga IPA sederhana perlu dibuat dengan desain dan perencanaan yang matang. Perencanaan itu mencakup beberapa hal, antara lain :
1 Analisis untung rugi secara ekonomis
2 Jumlah dan jenis perkakas yang akan digunakan
3 Keterampilan yang diperlukan
4 Gambar atau bagan yang akan dibuat
5 Rancangan atau konstruksi alat
6 Evaluasi alat yang dibuat.
Berdasarkan uraian mengenai kelayakan alat peraga IPA yang akan digunakan, akan lebih baik jika alat peraga selain memiliki nilai praktis, dan
ekonomis yang lebih utama adalah memiliki nilai paedagogis. Selain alat peraga yang dibuat praktis dan ekonomis, juga dapat menanamkan konsep tentang IPA.
Sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Penggunaan media pembelajaran kartu pintar menunjukkan adanya
kelayakan praktis yang berupa keakraban guru dengan media pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada keaktifan guru dalam memainkan kartu pintar, waktu yang
digunakan untuk mempersiapkan juga sangat singkat dan untuk menjalankannya sangat mudah disesuaikan dengan materi dan diselaraskan dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Selain itu, dengan penggunaan kartu pintar dapat membantu siswa untuk mempermudah memahami materi dan memicu terjadinya
proses belajar. Untuk kelayakan ekonomis, sangat mudah dan tidak mengeluarkan terlalu banyak biaya, gambar yang digunakan disesuaikan dengan materi
pembelajaran. Namun, kartu pintar ini perlu adanya suatu pembaruan dan hanya bisa digunakan pada materi energi panas dan energi bunyi.
2.2 KAJIAN EMPIRIS