15
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan suatu proses dari dalam yang dikontrol langsung oleh peserta sendiri serta melibatkan dirinya, termasuk fungsi intelek, emosi dan
fisiknya. Belajar secara psikologik dipandang sebagai suatu proses pemenuhan kebutuhan dan tujuan. Ini berarti bahwa peserta merasakan
adanya kebutuhan untuk belajar dan melihat tujuan pribadi akan dapat tercapai dengan bantuan belajar.
Menurut Gagne dalam Dimyati, 2013: 10, belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki
keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari a stimulasi yang berasal dari lingkungan dan 2 proses kognitif
yang dilakukan oleh pebelajar. Dengan demikian belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati
pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
Pendekatan kontruktivisme dalam belajar merupakan salah satu pendekatan yang lebih berfokus pada peserta didik sebagai pusat dalam proses
pembelajaran. Pendekatan ini disajikan supaya lebih merangsang dan memberi peluang kepada peserta didik untuk belajar dan berpikir inovatif dan
mengembangkan potensinya secara optimal.
16 Menurut Thorndike dalam Budiningsih 2004: 9, belajar adalah proses
interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal
lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa
pikiran, atau gerakantindakan.
Seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari interaksi
dengan lingkungannya. Joko Susilo 2009: 94
menyatakan bahwa “proses belajar adalah perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara atau usaha pencapaiannya yang menitik
b eratkan pada interaksi antarindividu dengan lingkungan”.
Menurut Hamalik 2006: 208 belajar adalah modifikasi atau memperteguh
kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini, belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni mengalami.
Menurut Anthony Robbins dalam Trianto, 2009: 15, mendefinisikan belajar
sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu pengetahuan yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu :
1 menciptakan hubungan, 2 sesuatu hal pengetahuan yang sudah dipahami, dan 3 sesuatu pengetahuan yang baru. Jadi dalam makna
belajar,di sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui nol, tetapi merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada
dengan pengetahuan yang baru Trianto, 2009: 15.