Sifat-sifat Prisma Luas Permukaan Prisma Volum Prisma

45 Gambar 2.6 Diagonal Bidang Prisma Tegak Segienam Gambar 2.7 Bidang Diagonal Prisma Tegak Segienam Gambar 2.8 Prisma ABC.DEF 4 Diagonal Bidang Perhatikan prisma segienam ABCDEF.GHIJKL pada Gambar 2.6. dari gambar tersebut terlihat ruas garis BG yang terletak di sisi depan kanan sisi tegak ditarik dari dua titik sudut yang saling berhadapan sehingga ruas garis BG disebut sebagai diagonal bidang pada bidang prisma segienam ABCDEF.GHIJKL. Begitu pula dengan ruas garis CJ pada bidang CDIJ. Ruas garis tersebut merupakan diagonal bidang pada prisma segienam ABCDEF.GHIJKL. 5 Bidang Diagonal Perhatikan prisma segienam ABCDEF.GHIJKL pada Gambar 2.7. pada prisma segienam tersebut, terdapat dua buah diagonal bidang yang sejajar yaitu BI dan FK. Kedua diagonal bidang tersebut beserta ruas garis KI dan FB membentuk suatu bidang di dalam prisma segienam ABCDEF.GHIJKL. Bidang tersebut adalah bidang BFKI yang merupakan bidang diagonal prisma segienam.

2.1.7.4 Sifat-sifat Prisma

Perhatikan prisma ABC.DEF pada gambar di samping. Secara umum, sifat-sifat prisma adalah sebagai berikut. 1 Prisma memiliki bentuk alas dan atap yang kongruen. Pada Gambar 2.8 terlihat bahwa 46 segitiga ABC dan DEF memiliki ukuran dan bentuk yang sama. 2 Setiap sisi bagian samping prisma berbentuk persegipanjang. Prisma segitiga pada gambar dibatasi oleh tiga persegipanjang di setiap sisi sampingnya, yaitu ABED, BCFE, dan ACFD. 3 Prisma memiliki rusuk tegak. Perhatikan prisma segitiga pada Gambar 2.8. Prisma tersebut memiliki tiga buah rusuk tegak, yaitu AD, BE, dan CF. Rusuk tersebut dikatakan tegak karena letaknya tegak lurus terhadap bidang alas dan atas. Dalam kondisi lain, ada juga prisma yang rusuknya tidak tegak, prisma tersebut disebut dengan prisma sisi miring atau prisma condong. 4 Setiap diagonal bidang pada sisi yang sama memiliki ukuran yang sama. Prisma segitiga ABC.DEF pada Gambar 2.8 terlihat bahwa diagonal bidang pada sisi ABED memiliki ukuran yang sama panjang. Perhatikan bahwa . 2.1.7.5 Jaring-jaring Prisma Jika suatu bangun ruang diiris pada beberapa rusuknya, kemudian direbahkan sehingga terjadi bangun datar, maka bangun datar tersebut disebut jaring-jaring. Gambar 2.9 Jaring-jaring Prisma Segitiga 47

2.1.7.6 Luas Permukaan Prisma

Gambar 2.10 Luas Prisma ABC.DEF Luas permukaan suatu bangun ruang adalah jumlah dari luas daerah yang ada di samping di tambah luas daerah dasar Clements, 1984: 440. Rumus luas permukaan prisma pada Gambar 2.10 adalah sebagai berikut.

2.1.7.7 Volum Prisma

Gambar 2.11 Volum Prisma Perhatikan Gambar 2.11 di atas. Gambar tersebut menunjukkan sebuah balok ABCD.EFGH. balok merupakan salah satu contoh prisma 48 tegak. Menemukan rumus prisma dapat dilakukan dengan cara membagi balok ABCD.EFGH tersebut menjadi dua prisma yang ukurannya sama. Jika balok BCD.EFGH dipotong menurut bidang BDHF maka akan diperoleh dua prisma segitiga yang kongruen seperti Gambar 2.11 b dan Gambar 2.11 c.

2.2 Kerangka Berpikir

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsuryang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan Syah, 2007. Ini berarti, bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan proses perubahan dan peningkatan kemampuan tersebut terhambat yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor internal proses belajar pada siswa adalah gaya belajar. Seseorang mempunyai cara khas dalam mengenali, mengerti dan memahami sesuatu. Begitu juga dengan siswa dalam menyerap serta memahami materi baru pada proses belajar.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA MODEL PEMBELAJARAN RESOURCE BASED LEARNING

46 279 461

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF BERDASARKAN GAYA KOGNITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL SOMATIC AUDITORY VISUALIZATION INTELLECTUALLY (SAVI) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK

2 27 377

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS BERDASARKAN SELF ESTEEM SISWA KELAS VII PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL DISCOVERY LEARNING

2 33 404

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF MELALUI MODEL SSCS DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA SISWA KELAS VIII SKRIPSI

8 111 483

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN MODEL ELICITING ACTIVITIES DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VIII

3 45 466

KEEFEKTIFAN MODEL PBL DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN ALAT PERAGA POP UP BOOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII

3 50 561

Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Terintegrasi pada Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Terintegrasi pada Model Pembelajaran Discovery Learning

0 3 16

Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Terintegrasi pada Peningkatan Kemampuan Komunikasi dan Motivasi Belajar Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Terintegrasi pada Model Pembelajaran Discovery Learning

0 3 11

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DALAM MATERI HIMPUNAN BERDASARKAN GAYA BELAJAR DI SMP

0 0 9

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH SOKARAJA DILIHAT DARI GAYA BELAJAR

0 0 15