signifikan ketika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw daripada ketika diterapkan model pembelajaran konvensional.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan metode eksperimen dirasa cocok untuk mengatasi permasalahan kelas X-7. Melalui model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang dikombinasi dengan metode eksperimen, diharapkan penguasaan keterampilan proses dan hasil belajar siswa
mengalami peningkatan. Berdasarkan uraian di atas, maka topik yang diambil dalam penelitian ini
adalah Peningkatan Keterampilan Proses dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga Melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada
pembelajaran fisika dalam meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga?
Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan keterampilan proses siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga?
Apakah dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran fisika dalam meningkatkan keterampilan proses dan hasil belajar
siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang, Purbalingga.
Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan keterampilan proses siswa kelas X-7 SMA Negeri 1
Rembang, Purbalingga.
Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-7 SMA Negeri 1 Rembang,
Purbalingga.
1.4 Manfaat Penelitian
Bagi guru
Memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam hal penentuan
model dan metode pembelajaran fisika.
Bagi sekolah
Memberikan masukan dan menjadi bahan pertimbangan untuk perbaikan
kualitas proses pembelajaran IPA, khususnya fisika.
1.5 Penegasan Istilah
Keterampilan Proses
Keterampilan proses dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains yang dibutuhkan ketika siswa melakukan kegiatan eksperimen fisika. Menurut
Mundilarto 2002: 13, keterampilan proses merupakan langkah-langkah yang dikerjakan saintis ketika melakukan penelitian ilmiah. Dalam penelitian ini,
keterampilan proses yang diteliti meliputi keterampilan mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
Hasil Belajar
Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar Rifa’i
Anni, 2010: 85. Benyamin S. Bloom menyampaikan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar, yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotorik Anni, 2007: 7. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar ranah kognitif dan psikomotorik. Hasil belajar ranah psikomotorik
diketahui melalui pengamatan aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan eksperimen.
Peningkatan
Peningkatan dalam penelitian ini yaitu kenaikan nilai rata-rata penguasaan keterampilan proses dan hasil belajar siswa secara signifikan pada setiap akhir
siklus.
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi