2.3 Keterampilan Proses Sains
Sudibyo 2003: 1 menyatakan bahwa belajar sains tidak sekedar belajar informasi sains tentang fakta, konsep, prinsip, serta hukum dalam wujud
pengetahuan deklaratif declarative knowledge. Namun, belajar sains juga belajar tentang cara memperoleh informasi sains, cara sains dan teknologi terapan sains
bekerja dalam wujud pengetahuan prosedural procedural knowledge, termasuk kebiasaan bekerja ilmiah dengan menerapkan metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Belajar sains seharusnya memfokuskan pada pemberian pengalaman secara langsung hands on activity dengan memanfaatkan dan menerapkan
konsep, prinsip, serta fakta sains temuan saintis. Dalam konteks ini, Sudibyo 2003: 1 menerangkan bahwa siswa perlu dilatih untuk mengembangkan
sejumlah keterampilan ilmiah yang disebut sebagai keterampilan proses sains untuk memahami perilaku alam. Menurut Mundilarto 2002: 13, keterampilan
proses merupakan langkah-langkah yang dikerjakan saintis ketika melakukan penelitian ilmiah.
+ =
X +
= X
+ =
X +
= X
+ +
+ +
= =
= =
X X
X X
+ =
X +
= X
+ =
X +
= X
Kelompok Asal
Kelompok Ahli
Kelompok Asal Gambar 2.2 Skema Proses Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Sudibyo 2003: 4, pada dasarnya sains merupakan produk dan proses yang tidak terpisahkan. Produk berupa kumpulan pengetahuan, sedangkan
proses berupa langkah-langkah yang harus ditempuh untuk memperoleh pengetahuan atau mencari penjelasan tentang gejala-gejala alam. Funk
menjelaskan bahwa menggunakan keterampilan proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu pengetahuan
sekaligus Dimyati Mudjiono, 2009: 139. Sebagai bagian dari sains, fisika juga memiliki karakteristik yang tidak
berbeda dengan karakteristik sains pada umumnya. Fisika juga merupakan produk dan proses yang tidak terpisahkan. Menurut Sudibyo 2003: 5 ini berarti bahwa
dalam pembelajaran fisika, agar diperoleh hasil belajar yang optimal, siswa sebagai subjek belajar seharusnya dilibatkan secara fisik dan mental dalam
pemecahan-pemecahan masalah. Funk menyebutkan ada berbagai keterampilan dalam keterampilan proses,
keterampilan tersebut terdiri dari basic skills dan integrated skills Dimyati Mudjiono, 2009: 140. Basic skills terdiri dari enam keterampilan, yaitu
keterampilan mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengomunikasikan. Sedangkan integrated skills terdiri dari
mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah
data, menganalisa penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan ekperimen.
Sedangkan menurut Mundilarto 2002: 14, keterampilan proses sains dapat dikelompokkan menjadi keterampilan proses sains dasar dan keterampilan
proses sains terpadu. Keterampilan proses sains dasar meliputi: mengamati, mengklasifikasi, berkomunikasi, mengukur, memprediksi, dan membuat inferensi.
Keterampilan proses sains terpadu meliputi: mengidentifikasi variabel, merumuskan definisi operasional dari variabel, menyusun hipotesis, merancang
penyelidikan, mengumpulkan dan mengolah data, menyusun tabel data, menyusun grafik, mendeskripsikan hubungan antar variabel, menganalisis, melakukan
penyelidikan, dan melakukan eksperimen. Dimyati Mudjiono 2009: 141 menegaskan bahwa keterampilan-
keterampilan proses suatu saat dapat dikembangkan secara terpisah, tetapi saat yang lain harus dikembangkan secara terintegrasi satu dengan yang lain.
Adapun penjelasan dari beberapa aspek keterampilan proses adalah sebagai berikut:
Mengamati
Usman 2008: 42 menyatakan bahwa mengamati yaitu keterampilan mengumpulkan data atau informasi melalui penerapan dengan indera. Lebih lanjut
Dimyati Mudjiono 2009: 142 mengemukakan bahwa kemampuan mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu
pengetahuan serta merupakan hal terpenting untuk mengembangkan keterampilan- keterampilan proses yang lain. Mengamati memilki dua sifat utama, yakni sifat
kualitatif dan sifat kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya menggunakan panca indera untuk memperoleh informasi.
Mengamati bersifat kuantitatif apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan panca indera, juga menggunakan peralatan lain yang memberikan informasi yang
khusus dan tepat.
Mengklasifikasikan Mengklasifikasikan menurut Dimyati Mudjiono 2009: 143 merupakan
keterampilan proses untuk memilah berbagai objek peristiwa berdasarkan sifat- sifat khususnya, sehingga didapatkan golongan kelompok yang sejenis dari objek
peristiwa yang dimaksud. Usman 2008: 42 menyatakan bahwa mengklasifikasikan merupakan keterampilan menggolongkan benda, kenyataan,
konsep, nilai, atau kepentingan tertentu. Untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan dan perbedaan antara benda, kenyataan, atau konsep sebagai
dasar penggolongan. Pada penelitian ini, aspek mengklasifikasi tidak diteliti karena aspek tersebut tidak dijumpai pada proses percobaan materi listrik dinamis.
Mengomunikasikan
Mengomunikasikan merupakan keterampilan menyampaikan perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar, gerak,
tindakan, atau penampilan Usman, 2008: 43. Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain merupakan dasar untuk segala yang kita kerjakan. Selanjutnya
dijelaskan pula oleh Dimyati Mudjiono 2009: 143 bahwa mengomunikasikan dapat diartikan sebagai menyampaikan dan memperoleh fakta, konsep dan prinsip
ilmu pengetahuan dalam bentuk suara, visual, atau suara visual.
Mengukur
Menurut Dimyati Mudjiono 2009: 144, mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan sesuatu yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang
telah ditetapkan sebelumnya. Aspek mengukur sangat erat kaitannya dengan penggunaan alat ukur.
Memprediksi meramalkan
Mundilarto 2002: 16 menyatakan bahwa prediksi adalah suatu perkiraan tentang hasil pengamatan yang dilakukan pada suatu waktu di masa yang akan
datang. Selanjutnya Dimyati Mudjiono 2009: 144 menyatakan bahwa memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan
tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta,
konsep dan prinsip dalam ilmu pengetahuan. Pada penelitian ini aspek memprediksi tidak diteliti. Hal ini disebabkan karena kemampuan memprediksi
siswa telah dilatihkan melalui pertanyaan dalam LKS.
Menyimpulkan Dimyati Mudjiono 2009: 144 menyatakan bahwa menyimpulkan dapat
diartikan sebagai suatu keterampilan untuk memutuskan keadaan suatu objek atau peristiwa berdasarkan fakta, konsep dan prinsip yang diketahui.
Membuat tabel data
Menurut Dimyati Mudjiono 2009: 146, pembuatan tabel data perlu dibelajarkan karena memiliki fungsi yang penting, yaitu menyajikan data yang
diperlukan dalam penelitian.
Membuat grafik
Menurut Dimyati Mudjiono 2009: 147, keterampilan membuat grafik merupakan kemampuan mengolah data untuk disajikan dalam bentuk visualisasi
garis atau bidang datar dengan variabel termanipulasi selalu pada sumbu datar dan variabel hasil selalu ditulis sepanjang sumbu vertikal.
Karena aspek membuat tabel data dan membuat grafik merupakan keterampilan siswa dalam mengolah data hasil penelitian, maka dalam penelitian
ini kedua aspek tersebut dilebur menjadi aspek mengolah data. Jadi, pada penelitian ini keterampilan proses yang dikembangkan adalah
keterampilan mengamati, mengukur, mengolah data, menyimpulkan, dan mengomunikasikan.
Usman 2008: 44 menjelaskan bahwa untuk dapat menilai keterampilan proses dapat digunakan cara nontes dengan menggunakan lembar pengamatan.
Dalam membuat lembar pengamatan, maka perlu diperhatikan penentuan keterampilan yang akan diamati dan kriteria penilaian untuk masing-masing
keterampilan. Selain itu, Usman 2008: 44 juga menambahkan bahwa penilaian
terhadap keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan cara tes tertulis, namun tidak dapat menjangkau semua kemampuan karena menggunakan indera
pendengaran dan perabaan tidak mungkin dinilai dengan tes tertulis. Di samping itu, penilaian keterampilan proses dapat pula dilakukan dengan tes perbuatan,
tetapi dalam hal ini diperlukan lembar pengamatan yang lebih rinci untuk menilai tingkah laku yang diharapkan.
2.4 Metode Pembelajaran Eksperimen